Di Maria, “Si Mi Keriting” Kualitas Instan di Juventus
Penyerang serba bisa, Angel Di Maria, membuktikan dirinya pemain yang sangat dibutuhkan Juventus saat ini. Pemain berjuluk “Si Mi Keriting” itu memberikan kualitas instan yang tidak bisa diberikan para muka baru lainnya.
Oleh
YULVIANUS HARJONO
·5 menit baca
AP/MARCO ALPOZZI
Penyerang Juventus, Angel Di Maria (kiri), merayakan golnya ke gawang Sassuolo pada laga Liga Italia di Stadion Juventus, Turin, Selasa (16/8/2022) dini hari WIB. Juve menang, 3-0. Di Maria menyumbang satu gol dan satu asis.
TURIN, SELASA – Juventus memupus trauma start buruk pada musim lalu dengan kemenangan telak, 3-0, atas Sassuolo pada laga perdananya di Liga Italia musim 2022-2023, Selasa (16/8/2022) dini hari WIB di Stadion Juventus, Turin. Penyerang gaek, Angel Di Maria, langsung menjelma “nyawa” Juve lewat serangkaian unjuk kualitasnya, termasuk tarian rabona dan tendangan voli yang indah.
Dilihat dari papan skor, striker Dusan Vlahovic memang paling menonjol di laga itu dengan torehan brace atau dua golnya. Untuk pertama kali dalam kariernya, baik di Fiorentina dan Juve, ia mencetak gol pada laga pembuka musim baru. Namun, capaiannya itu tidak akan terwujud tanpa peran sentral Di Maria, pemain baru yang direkrut Juve cuma-cuma dari Paris Saint-Germain.
Pada laga itu, Di Maria memperlihatkan kualitas dari lini kedua, hal yang tidak terlihat dari Juve pada musim lalu. Meskipun tak lagi muda, kini 34 tahun, Di Maria memperlihatkan kecepatan, visi bermain, dan tekniknya, belum sirna. Kualitas itu dibutuhkan Juve untuk mengoyak pertahanan Sassuolo, tim yang hobi menguasai bola, bermain menekan, dan seringkali menyulitkan lawan.
Sassuolo, yang mengalahkan Juve di Turin pada Oktober tahun lalu, sempat mendominasi jalannya permainan pada awal laga. Mereka tampil agresif dan mengurung Juve di sepertiga akhir pertahanannya. Memori akan buruknya permainan Juve, yang terjadi pada musim lalu, mendadak muncul kembali. Para pemain Juve lebih sering melakukan backpass karena kesulitan keluar dari tekanan intens para pemain Sassuolo.
TANGKAPAN LAYAR FOOTBALL-ITALIA
Statistik dan susunan pemain Juventus versus Sassuolo pada laga Liga Italia di Stadion Juventus, Turin, Selasa (16/8/2022) dini hari WIB. Juve menang, 3-0.
Perubahan drastis terjadi setelah jeda cooling break atau jeda rehidrasi di pertengahan babak pertama. Ibarat time-out dalam permainan bola basket, Pelatih Juventus Massimiliano Allegri lantas memanfaatkan jeda itu untuk konsolidasi dan mengubah strategi tim. Di Maria, yang tadinya berada di posisi gelandang serang di belakang Vlahovic, lantas digeser ke posisi favoritnya, winger kanan. Sebagai gantinya, pemain winger lainnya, Juan Cuadrado, dipindah ke sayap kiri Juve.
Perubahan taktik
Perubahan taktik itu terbukti ampuh. Di Maria langsung menggila. Kecepatannya tidak bisa ditandingi bek sayap Sassuolo, Rogerio, saat bergerak di sisi lebar lapangan. Ia juga membuat suporter Juve langsung melupakan Paulo Dybala, penyerang serba bisa Juve yang hijrah ke AS Roma. Tak seperti Dybala yang sangat mudah terjatuh disenggol lawan, Di Maria bak gladiator di sayap kanan Juve.
Di Maria menunjukkan julukan El Fideo alias "mi keriting",yang sempat disematkan ke dirinya dulu, kini tidak lagi relevan. Julukan itu mengacu kepada tubuhnya yang kurus kering dan berambut ikal saat masih membela klub Argentina, Rosario Central (2005-2007), dan Benfica (2007-2010). Saat menghadapi Sassuolo, ia sulit dijatuhkan maupun dihadang lawan.
Adalah sensasi yang menakjubkan bermain dengan Di Maria. Menyenangkan bisa bermain bersama pemain juara sepertinya dan saya berterima-kasih untuk asisnya. (Dusan Vlahovic)
Pada satu momen di laga itu, ia bahkan memamerkan keahlian khasnya, operan rabona, yaitu teknik menendang bola dengan kaki bersilang, untuk mengecoh lawan. Kualitas tekniknya lagi-lagi menjadi pembeda di laga itu. Juve unggul 1-0 pada menit ke-26 berkat tendangan voli melengkung Di Maria setelah ia merangsek ke kotak penalti. Bola menghujam ke pojok kanan gawang Sassuolo yang dijaga kiper kawakan, Andrea Consigli.
AFP/MARCO BERTORELLO
Penyerang Juventus, Dusan Vlahovic (kanan) memeluk rekannya, Angel Di Maria, setelah mencetak gol kedua timnya ke gawang Sassuolo pada laga Liga Italia di Stadion Juventus, Turin, Selasa (16/8/2022) dini hari WIB. Juve menang, 3-0.
“Dia (Di Maria) pemain hebat yang tahu ke mana bola mengarah dan menempatkan dirinya di posisi yang tepat (mencetak gol). Kami ingin mengoptimalkan kapabilitasnya sebagai penyedia (asis) sekaligus pencetak gol,” ujar Allegri dikutip Football-Italia.
Seperti disampaikan Allegri, Di Maria tidak hanya pandai mencetak gol dalam situasi sulit. Ia juga mampu mengkreasikan peluang emas lewat asis yang dimanfaatkan Vlahovic menjadi gol ketiga Juve pada menit ke-50. Saat itu, Di Maria jeli membaca situasi dan memotong bola menyusul kecerobohan operan pemain belakang Sassuolo. Tanpa ampun, Vlahovic menyambut bola memantul menjadi gol.
“Adalah sensasi yang menakjubkan bermain dengan Di Maria. Menyenangkan bisa bermain bersama pemain juara sepertinya dan saya berterima-kasih untuk asisnya. Dia menjalani permainan yang luar biasa,” ungkap Vlahovic yang mendapatkan manfaat instan dari kehadiran Di Maria.
Kualitas yang ditunjukkan Di Maria pada laga itu persis seperti yang dibutuhkan Juve saat ini. Di tengah absennya dua kreator, Paul Pogba dan Federico Chiesa, Di Maria bisa menjadi solusi sementara Juve dalam urusan mengkreasikan peluang. Pemain asal Argentina itu memiliki banyak rekor asis. Pada musim 2015-2016, misalnya, ia mengukir rekor pencetak asis terbanyak di Liga Perancis dengan torehan 18 asis.
AFP/MARCO BERTORELLO
Penyerang Juventus, Angel Di Maria, menendang bola ke gawang Sassuolo pada laga Liga Italia di Stadion Juventus, Turin, Selasa (16/8/2022) dini hari WIB. Juve menang, 3-0. Di Maria menyumbang satu gol dan satu asis.
Rekor asis
Dengan torehan total 131 asis, Di Maria menempati peringkat ketiga pencetak asis terbanyak di lima liga top Eropa sejak musim 2010-2011, setelah Lionel Messi (169 asis) dan Thomas Mueller (146 asis). Adapun di Liga Champions Eropa, ia bersanding dengan Cristiano Ronaldo di puncak daftar kreator gol terbaik, yaitu 30 asis, sejak musim 2010 silam.
Adapun dua kreator Juve lainnya, Chiesa dan Pogba, kemungkinan masih lama menepi. Chiesa, yang absen sejak Januari lalu akibat robek ACL kaki kiri, paling cepat kembali pada akhir September. Pogba, yang mengalami cedera lutut saat latihan tur pramusim di Amerika Serikat pada bulan lalu, harus menepi setidaknya hingga Oktober mendatang. Jika sampai harus dioperasi, Pogba bahkan harus menepi hingga Januari 2023.
Untuk menambal kreativitas serangan, Juve lantas merekrut pemain lainnya, Filip Kostic. Namun, penyerang sayap yang rajin membuat asis di klub terdahulu, Eintracht Frankfurt, itu belum menyetel di Juve. Operan silangnya berkali-kali gagal tepat sasaran saat diturunkan sebagai pemain pengganti di laga versus Sassuolo. Namun, itu hal wajar karena ia baru empat hari tiba di Turin.
Tim pelatih maupun suporter Juve sempat menahan napas, cemas, ketika ia ditarik keluar pada menit ke-65 karena mengeluhkan sakit di paha kirinya.
Maka, sementara ini, Di Maria adalah jawaban dari kebutuhan Juve akan operan berkualitas untuk memanjakan striker haus gol, Vlahovic. Musim lalu, ia hanya mencetak tujuh gol untuk Juve di Liga Italia sejak direkrut pada Januari 2021. Padahal, pada paruh pertama musim itu, ia membuat 17 gol untuk Forentina. Dengan dukungan kualitas dari lini kedua, apalagi jika Pogba telah kembali, Vlahovic bisa membuat lebih dari 30 gol semusim.
AFP/MARCO BERTORELLO
Penyerang Juventus, Angel Di Maria, ditarik keluar lapangan saat menghadapi Sassuolo pada laga Liga Italia di Stadion Juventus, Turin, Selasa (16/8/2022) dini hari WIB. Juve menang, 3-0. Di Maria menyumbang satu gol dan satu asis.
“Kemenangan ini (atas Sassuolo) hanyalah awal. Kami harus tetap kalem dan percaya diri. (Kepentingan) tim adalah yang utama bagi saya. Jika Juve juara dan saya tak jadi capocannoniere (gelar pencetak gol terbanyak Serie A), saya tidak akan komplain,” tuturnya mengenai ambisinya membangkitkan prestasi Juve, tim yang gagal meraih satu pun gelar pada musim lalu.
Mengingat peran vital Di Maria, tim pelatih maupun suporter Juve sempat menahan napas, cemas, ketika ia ditarik keluar pada menit ke-65 karena mengeluhkan sakit di paha kirinya. Ia diduga mengalami cedera adductor di kakinya. “Namun, saya tidak cemas. Kita lihat saja tes besok. Ia sudah punya masalah adductor sejak pekan lalu,” ujar Allegri yang optimistis cedera Di Maria tidaklah serius.