Iga Swiatek mendominasi tenis putri pada semester I-2022 dengan meraih enam gelar juara beruntun. Melewati pertengahan tahun, dia kesulitan hingga tak bisa melewati perempat final dalam tiga turnamen terakhir.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
AP/CHRIS YOUNG
Reaksi petenis putri nomor satu dunia, Iga Swiatek, saat kehilangan poin melawan Beatriz Haddad Maia (Brasil) pada laga babak ketiga turnamen tenis WTA 1000 Toronto, Jumat (12/8/2022) pagi WIB. Swiatek dikalahkan Maia, 4-6, 6-3, 5-7.
TORONTO, KAMIS — Arena tenis setelah melewati pertengahan tahun 2022 menjadi arena yang berbeda bagi tunggal putri nomor satu dunia, Iga Swiatek. Setelah meraih enam gelar juara dari 35 kemenangan beruntun, kali ini petenis Polandia itu tak bisa melewati perempat final dalam tiga turnamen.
Kemenangan beruntunnya sejak Februari hingga pekan pertama Juni terhenti pada babak ketiga Wimbledon saat dia kalah dari Alize Cornet dalam babak ketiga. Setelah itu, kembali ke turnamen tanah liat, WTA 250 Warsawa, di negaranya sendiri, Swiatek disingkirkan Caroline Garcia pada perempat final.
Ketika kompetisi berlangsung kembali ke lapangan keras, dalam berbagai turnamen di Amerika Utara, sejak Agustus, Swiatek memiliki peluang untuk mengulang seperti yang dilakukannya pada semester I-2022. Apalagi, tak ada petenis lain yang bisa menyainginya, termasuk petenis peringkat kedua dunia, Anett Kontaveit; mantan petenis nomor satu dunia, Naomi Osaka; serta juara dan finalis AS Terbuka 2021 Emma Raducanu dan Leylah Fernandez.
Namun, dalam turnamen lapangan keras pertama di Amerika Utara yang diikutinya, yaitu WTA 1000 Toronto, Swiatek tersingkir pada babak ketiga yang berlangsung Kamis (11/8/2022) waktu setempat atau Jumat pagi waktu Indonesia. Dia dikalahkan petenis Brasil, Beatriz Haddad Maia, 4-6, 6-3, 5-7. Dengan kekalahan tersebut, Swiatek memiliki statistik menang-kalah 5-3 dalam tiga turnamen terakhir.
AP/CHRIS YOUNG
Beatriz Haddad Maia, petenis putri Brasil, mengepalkan tangan setelah merebut poin saat melawan petenis Polandia, Iga Swiatek, pada laga babak ketiga turnamen tenis WTA 1000 Toronto, Jumat (12/8/2022) pagi WIB.
Sebelum tampil pada puncak persaingan lapangan keras Amerika Utara, yaitu Grand Slam Amerika Serikat Terbuka di New York, 29 Agustus-11 September, Swiatek memiliki satu kesempatan lagi untuk mempersiapkan diri. Dia akan menjalani turnamen dengan level yang sama seperti di Toronto, yaitu WTA 1000 Cincinnati, 15-21 Agustus.
Kekalahan dari Maia, yang berperingkat ke-24 dunia, dialami Swiatek karena dia kesulitan beradaptasi dengan cuaca yang berangin kencang. Kondisi, yang disebut Simona Halep sangat tidak memungkinkan untuk bermain tenis itu membuat Swiatek kesulitan saat menerima servis. Apalagi, Maia bermain dengan tangan kiri.
”Pada awal pertandingan, saya kesulitan menemukan ritme yang tepat. Saya juga kesulitan beradaptasi dengan servis dari dia yang bermain tangan kiri. Selain itu, angin kencang makin mempersulit saya,” kata Swiatek.
Berbeda dengan Swiatek, Maia mampu bermain lebih stabil. Dia hanya membuat 12 unforced error dalam pertandingan yang berlangsung tiga jam tersebut, sedangkan Swiatek membuat 28 unforced error.
AP/CHRIS YOUNG
Iga Swiatek tertelungkup di lapangan setelah terpeleset saat melawan pada laga babak ketiga turnamen tenis WTA 1000 Toronto, Jumat (12/8/2022) pagi WIB.
”Saya tahu harus bermain dengan kemampuan terbaik. Bahkan, jika saya bermain baik pun, Iga akan bisa mengalahkan saya. Untuk itu, saya pun hanya fokus pada setiap pukulan. Saya langsung melupakan setiap kesalahan dan konsentrasi pada apa yang sedang dilakukan,” tutur Maia, bercerita tentang pola pikirnya di lapangan.
“Selain beradaptasi dengan cara bermain Iga, saya juga berusaha beradaptasi dengan cuaca. Angin kencang hari ini tentu saja tak bisa kita kontrol, jadisaya hanya berusaha beradaptasi. Saya senang bisa bermain dengan mental seperti itu,” katanya dalam laman WTA.
Saya kesulitan menemukan ritme yang tepat. Saya juga kesulitan beradaptasi dengan servis dari dia yang bermain tangan kiri.
Dalam perempat final pertamanya di turnamen berlevel WTA 1000, Maia akan berhadapan dengan pemenang laga Belinda Bencic melawan Garbine Muguruza. Pada babak kedua, Bencic mengalahkan Serena Williams, sedangkan Muguruza menang atas Kaia Kanepi.
Dalam pertandingan lain yang juga berlangsung lama, yaitu selama tiga jam 11 menit, petenis remaja, Cori ”Coco” Gauff menghentikan langkah Aryna Sabalenka dengan skor 7-5, 4-6, 7-6 (7/4). Sehari sebelumnya, petenis AS berusia 18 tahun itu menyingkirkan juara Wimbledon, Elena Rybakina, juga dalam tiga set, 6-4, 6-7 (8/10), 7-6 (7/3).
AP/CHRIS YOUNG
Petenis Brasil, Beatriz Haddad Maia, menjangkau bola saat melawan petenis nomor satu dunia Iga Swiatek (Polandia) pada laga babak ketiga turnamen tenis WTA 1000 Toronto, Jumat (12/8/2022) pagi WIB.
”Dua pertandingan terakhirjelas memberi saya kepercayaan diri karena saya bisa melewati momen berat. Mereka adalah lawan-lawan yang harus bisa saya kalahkan jika saya ingin juara Grand Slam karena mereka adalah lawan yang selalu memberikan segalanya di lapangan,” komentar Coco.
Dua kemenangan itu pula yang akan menjadi modal Coco berhadapan dengan juara Grand Slam, Simona Halep, pada perempat final. Coco selalu kalah straight sets dari Halep dalam tiga pertemuan, termasuk dua pertemuan yang berlangsung tahun ini. Coco kalah pada babak ketiga WTA 1000 Indian Wells dan babak kedua WTA 1000 Madrid.
Perempat final lain di Toronto akan mempertemukan Karolina Pliskova dan Zheng Qinwen, serta Jessica Pegula dan Yulia Putintseva.
Adapun pada turnamen putra ATP Masters 1000 Montreal, persaingan perempat final akan terjadi antara Nick Kyrgios dan Hubert Hurkacz serta Casper Ruud melawan Felix Auger-Aliassime pada paruh atas undian. Di paruh bawah, persaingan berlangsung antara Pablo Carreno Busta dan Jack Draper serta Daniel Evans lawan Tommy Paul. (AFP/REUTERS)