Indonesia tinggal selangkah lagi untuk meraih gelar kedua di Piala AFF U-16. Melawan Vietnam di final, "Garuda Muda" punya modal dukungan suporter dan kemenangan pada pertemuan di babak penyisihan.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS - Tim nasional Indonesia U-16 membuka harapan untuk meraih trofi kedua Piala AFF U-16. Itu dipastikan usai menumbangkan Myanmar 5-4 dalam adu penalti setelah bermain imbang 1-1 pada laga semifinal, Rabu (10/8/2022) malam, di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Indonesia akan memainkan partai puncak ketiga di turnamen kelompok umur termuda di Asia Tenggara itu. Anak asuhan Bima Sakti akan berjumpa dengan Vietnam, Jumat (12/8) malam, di Maguwoharjo.
Dalam dua final sebelumnya, Indonesia meraih kemenangan sekaligus menyabet gelar pertama di Piala AFF U-16 edisi 2018 setelah mengalahkan Thailand dalam drama adu penalti. Adapun pada kesempatan final perdana, Garuda Muda kalah dari Malaysia.
Kondisi final di edisi 2022 ini serupa dengan tahun 2018 silam. Pasalnya, Indonesia tampil sebagai tim tuan rumah yang mendapat dukungan ribuan suporter.
Di sisi lain, Indonesia juga punya modal bagus untuk menghadapi Vietnam. Garuda Muda telah mengalahkan tim "Pasukan Bintang Emas" itu pada laga akhir Grup A dengan kedudukan, 2-1.
Pelatih Indonesia U-16 Bima Sakti mengatakan, timnya kecolongan gol di menit akhir yang diawali miskomunikasi pemain di lini pertahanan.
"Kami tidak boleh lagi melakukan kesalahan di laga final. Kemenangan kami di penyisihan tidak bisa jadi patokan, kami harus bekerja lebih keras, lebih militan, dan lebih fokus untuk menang lawan Vietnam," kata Pelatih Indonesia U-16 Bima Sakti seusai laga.
"Parkir bus"
Arkhan Kaka Putra dan kawan-kawan menjalani pertandingan yang sulit karena Myanmar bermain dengan taktik "parkir bus". Sebanyak delapan pemain Myanmar berada di sepertiga akhir zona pertahanan mereka.
Taktik itu menyulitkan Indonesia menghasilkan peluang yang berbahaya. Meskipun mengkreasikan 19 tembakan, Indonesia hanya bisa menciptakan satu gol melalui eksekusi tendangan bebas penyerang sayap, M Riski Afrisal, pada menit ke-70.
Sebelumnya, Myanmar unggul lebih dulu melalui sepakan gelandang, Nay Min Htet, ketika babak pertama memasuki masa krusial alias menit ke-43. Gol itu berawal dari ketidaktepatan kiper Indonesia, Andrika Fathir Rachman, mengantisipasi eksekusi tendangan bebas Myanmar dari garis tengah lapangan.
Indonesia memang mencatatkan 79 persen penguasaan bola, tetapi pertahanan berlapis nan disiplin dari Myanmar membuat serangan Garuda Muda mencapai kebuntuan, sehingga gagal mencetak gol melalui permainan terbuka.
Alhasil, laga harus ditentukan melalui adu penalti. Strategi Bima untuk menyemangati pemainnya sebelum memulai momen penentuan itu memberikan pengaruh.
Lima eksekutor Indonesia, yaitu Muhammad Iqbal Gwijangge, Figo Dennis Saputrananto, Kaka, Riski, dan Muhammad Nabil Asyura sukses menjalankan tugasnya dengan tenang.
Di sisi lain, Andrika juga mampu menepis sepakan penyerang Myanmar, Shine Wanna Aung. Itu membuat Indonesia unggul 5-4 dalam adu penalti dan menyegel tiket ke final.
Pelatih meminta kami untuk tidak tegang dan tampil tenang di adu penalti. Alhamdulillah, kami bisa menang.
"Pelatih meminta kami untuk tidak tegang dan tampil tenang di adu penalti. Alhamdulillah, kami bisa menang. Semoga kami juga bisa menang lawan Vietnam dan menjadi juara," ucap Andrika.
Sementara itu, pada laga semifinal lainnya, Rabu sore, di Maguwoharjo, Vietnam melibas Thailand 2-0. Sumbangan gol dari sang kapten, Nguyen Cong Puong, dan pemain pengganti, Hoang Cong Hau.
Di final, Pasukan Bintang Timur mengejar trofi keempat. Vietnam berpeluang mencatatkan diri sebagai pemilik trofi terbanyak di Piala AFF U-16.
Pelatih Vietnam U-16 Nguyen Quoc Tuan siap menghadapi Indonesia di laga final.