Tiga Balapan Penentuan ”Pecco” dan ”El Diablo”
Persaingan juara MotoGP 2022 akan sangat ditentukan oleh tiga balapan ke depan di Austria, Misano, dan Aragon, di mana Francesco Bagnaia sangat kuat di sana musim lalu. Tiga seri itu bisa meredupkan Fabio Quartararo.
NORTHAMPTONSHIRE, SELASA — Francesco Bagnaia melanjutkan momentum positif yang dia raih dalam balapan terakhir paruh pertama MotoGP 2022 di Assen dengan merebut podium tertinggi dalam balapan pertama paruh kedua di Silverstone. Hasil di Silverstone memangkas selisih poinnya dengan Fabio Quartararo di puncak klasemen sementara menjadi 49 poin.
Ini pencapaian krusial karena sebelum Assen, Bagnaia terpaut 91 poin dari Quartararo. Jika Bagnaia bisa menjaga momentum itu dalam tiga balapan berikutnya di Austria, Misano, dan Aragon, peluang pebalap Ducati itu juara akan terbuka lebar.
Musim lalu, pebalap berjuluk ”Pecco” itu tampil sangat kuat di Austria, Misano, dan Aragon, di mana dia meraih 70 poin dengan sekali finis di posisi kedua dan dua kemenangan. Sementara Quartararo mengalami kesulitan di trek-trek yang tenaga kuda sangat berperan besar itu. Pebalap Yamaha itu hanya bisa mengemas 37 poin dari tiga balapan tersebut. Perbaikan performa Pecco di akhir musim 2021 itu membuat dia semakin dekat dengan Quartararo dari semula tertinggal 81 poin menjadi tinggal 48 poin.
Baca juga : Rins Menemukan Tantangan Baru
Pecco terus menekan ”El Diablo”, tetapi peluang juara pupus begitu dia terjatuh dalam balapan kedua di Misano saat dia memimpin balapan itu. Quartararo pun meraih gelar juara dengan finis di posisi keempat. Dalam dua balapan berikutnya yang menutup musim 2021 di Algarve dan Valencia, Pecco menyapu bersih kemenangan.
Musim ini Pecco diharapkan bisa mengulang performa apiknya di Austria, Misano, dan Aragon, seperti musim lalu. Jika dia mengungguli Quartararo dalam tiga balapan ke depan di trek-trek tesebut, selisih poin akan terus terpangkas. Balapan di Austria akan berlangsung 21 Agustus disusul balapan di Misano dan Aragon pada 4 dan 18 September. Setelah itu, MotoGP akan menjalani empat balapan di Asia dan Austria, kemudian kembali ke Eropa untuk seri penutup di Valencia pada 6 November.
Peluang Pecco meraih hasil bagus di Austria, Misano, dan Aragon, diperkuat oleh performanya sejak balapan di Assen yang menutup paruh pertama MotoGP 2022, serta di Silverstone pekan lalu yang mengawali paruh kedua musim ini. Pecco meraih 50 poin dalam dua balapan itu, yang membuat selisih poinnya dengan Quartararo tinggal 49 poin. Dalam dua balapan itu, Quartararo hanya mengemas delapan poin, yang merupakan pukulan berat dalam persaingan juara.
Baca juga : Kabar Baik bagi Marquez
Sebelum balapan di Belanda, Pecco tertinggal 91 poin dari Quartararo. Performa Pecco di beberapa seri awal musim ini memang tidak kompetitif karena belum menemukan kompromi setelan elektronik dengan pilihan ban. Dalam 10 balapan di paruh pertama, pebalap Italia itu bahkan sudah empat kali gagal finis kerena terjatuh atau terlibat kecelakaan dengan pebalap lain.
Kini, Pecco kembali ke performa terbaiknya meskipun dia masih sering mengalami kendala saat sesi latihan bebas dan kualifikasi, seperti di Silverstone. Dia bukanlah pebalap favorit memenangi seri Inggris itu karena pace dia kurang bagus dalam simulasi balapan. Namun, dia bisa menemukan solusi saat sesi pemanasan, khususnya untuk mendapatkan traksi dan pilihan ban untuk balapan. Pecco berkonsultasi dengan Casey Stoner, sedangkan pilihan ban dibantu oleh Valentino Rossi.
Namun, mentalitas Pecco untuk terus memperbaiki diri yang berperan besar dalam kebangkitan dirinya musim ini. ”Bagi saya, saat ini saya sedikit memperbaiki diri saya. Dalam paruh terakhir tahun lalu saya bertarung dengan bagus dan sangat kompetitif, tetapi persaingan juara sudah selesai,” tutur pebalap berusia 25 tahun itu.
”Sekarang situasinya berbeda dan saya hanya berusaha memperbaiki diri saya karena saya banyak terjatuh tahun ini. Saya tidak dalam pola pikir yang bagus,” ujar Pecco.
Saya berusaha memperbaiki diri saya selama jeda musim panas dan memahami berbagai hal dengan pelatih saya di rumah. Saya tidak ingin mengatakan bahwa saya sepenuhnya oke di area tersebut, tetapi saya berusaha menjadi lebih baik.
”Saya berusaha memperbaiki diri saya selama jeda musim panas dan memahami berbagai hal dengan pelatih saya di rumah. Saya tidak ingin mengatakan bahwa saya sepenuhnya oke di area tersebut, tetapi saya berusaha menjadi lebih baik,” jelas rekan setim Jack Miller itu.
Baca juga : Enigma Enea Bastianini dan Jorge Martin di Ducati
Manajer tim Ducati, Davide Tardozzi, menilai, mentalitas Pecco untuk menjadi lebih baik ditunjukkan dengan usahanya memahami situasi yang dia hadapi dengan diskusi dengan mekanik dan penasihatnya. Kemauan keras itu membuat dia mampu membalikkan prediksi di Silverstone.
”Pecco menunjukkan sesuatu yang tidak kami duga. Kami tahu dia seorang juara, pebalap yang cepat, tetapi dia menunjukkan sesuatu yang luar biasa. Tidak seorang pun bertaruh pada dirinya setelah sesi latihan atau pemanasan, tetapi dia bisa menemukan sesuatu dalam dirinya,” kata Tardozzi kepada BT Sports seusai balapan seri Inggris.
”Dia melakukan percakapan yang panjang dengan para insinyur dan personel telemetri dan dia memahami sesuatu,” kata Tardozzi terkait setelan motor yang membuat Bagnaia kompetitif saat balapan.
Baca juga : Quartararo: Itu Kesalahan Super Bodoh
Dia juga menilai, peran Rossi bagi para pebalap lulusan Akademi VR46 sangat besar. Saat ini di MotoGP ada empat pebalap lulusan akademi milik Valentino Rossi itu, yaitu Pecco, Luca Marini, Marco Bezzecchi, dan Franco Morbidelli. Rossi membantu Pecco memilih ban untuk balapan. ”Saya menduga Valentino, bagi semua pebalap di akademi, merupakan guru. Dia menyampaikan beberapa kata. Ada hubungan yang sangat, sangat bagus antara Valentino dan Pecco. Kadang dia memberi saran yang membuat perbedaan sangat besar,” kata Tardozzi dikutip Crash.
Performa Pecco ini diharapkan terus berlanjut dalam tiga seri berikutnya di Austria, Misano, dan Aragon, trek yang sangat sesuai dengan Ducati Desmosedici serta karakter membalap Bagnaia. ”Saya pikir tiga balapan berikutnya akan cocok dengan Pecco dan Ducati. Kita lihat saja apa yang bisa dilakukan Fabio, yang merupakan juara sejati, di ketiga trek tersebut,” kata Tardozzi.
Quartararo yang finis di posisi delapan di Silverstone mengakui dirinya kini memperhatikan kebangkitan Pecco meskipun pesaing terdekatnya adalah Aleix Espargaro. Pebalap Aprilia itu kini di posisi kedua, hanya selisih 22 poin dari Quartararo. Espargaro kini sedang dalam prose pemulihan cedera retak tulang tumit kaki kanan.
Baca juga : Tanding Ulang Pecco dan Quartararo di MotoGP Seri Belanda
Persaingan juara diakui oleh Quartararo akan sangat ketat, tetapi dia akan fokus pada keunggulan YZR-M1 daripada mengeluhkan kekurangan motor Yamaha itu dibandingkan motor-motor pabrikan lain.
”Kecepatan puncak, akselerasi, daya cengkeram ban belakang, banyak sekali yang tidak kami miliki. Tetapi saya memilih untuk tidak terlalu banyak membicarakan itu. Hal terpenting bagi kami adalah tetap fokus, tidak melihat terus pada sisi negatif yang kami miliki karena kami tidak bisa memperbaiki itu tahu ini,” kata Quartararo yang mengompensasi kekurangan M1 dengan menyesuaikan gaya membalapnya dan racikan strategi balapan.