Lubang-lubang Penghalang ”Setan Merah”
Permainan sederhana dan ofensif yang dijanjikan ten Hag belum terlihat di Manchester United. Perubahan itu sulit terjadi selama MU masih berharap terhadap pemain yang sama seperti musim lalu.
MANCHESTER, SENIN — Pekan pertama Liga Inggris menjadi cermin ketidaksiapan Manchester United untuk mengarungi musim baru. Akibat pergerakan transfer lambat, masih tampak lubang di beberapa posisi vital yang menghalangi terwujudnya ide besar manajer Erik ten Hag.
Bersama manajer baru, ”Setan Merah” menyambut musim baru Liga Inggris dengan segudang optimisme. Sayangnya, ekspektasi besar terhadap ten Hag berujung antiklimaks pada laga pembuka. MU takluk dari tim medioker Brighton Hove Albion, 1-2, di kandang sendiri, Old Trafford, Minggu (7/8/2022).
Lihat juga : MU Kalah di Laga Perdana Musim 2022-2023
Hal paling mengecewakan dari hasil itu adalah MU tidak tampil layaknya tim besar. Harry Maguire dan rekan-rekan bermain tanpa tujuan jelas. Tidak terlihat skema permainan menyerang nan sederhana ala ten Hag. Mereka kebingungan setiap menghadapi tekanan tinggi dan transisi serangan lawan.
Brighton yang datang dengan bekas pemain buangan MU, Danny Welbeck, justru tampil energik seperti bermain di depan publik sendiri. Mereka mampu memenangi perebutan bola liar karena lebih gigih. Tim tamu pun langsung unggul dua gol pada paruh pertama lewat aksi gelandang Pascal Gross.
Duet gelandang jangkar, Scott McTominay dan Fred, menjadi ”kambing hitam” kekalahan. Tidak butuh kemampuan ahli analisis ataupun pelatih untuk melihat kerentanan mereka. Keduanya tidak mampu jadi jembatan serangan, juga gagal menghentikan transisi serangan balik lawan.
Pengambilan keputusan dan inteligensi sepak bola yang buruk dari gelandang (MU). Fred dan McTominay tidak cukup baik. Mereka tidak cukup untuk mengembalikan MU ke puncak prestasi. Anda bisa melihat mereka setiap pekan dan hasilnya tetap akan sama.
”Pengambilan keputusan dan inteligensi sepak bola yang buruk dari gelandang (MU). Fred dan McTominay tidak cukup baik. Mereka tidak cukup untuk mengembalikan MU ke puncak prestasi. Anda bisa melihat mereka setiap pekan dan hasilnya tetap akan sama,” ujar mantan kapten MU Roy Keane.
Baca juga : Pencarian Kepingan Terpenting ”Setan Merah”
Ucapan Keane sangat masuk akal. Kedua gelandang itu memang sudah menjadi problem MU, terutama musim lalu ketika mereka finis di peringkat keenam. Hal itulah yang membuat ten Hag sudah mengincar gelandang kelas dunia sebelum jendela transfer dibuka.
Mirisnya, manajemen MU tidak mampu menghadirkan gelandang hingga liga dimulai. Mereka masih menunggu dalam ketidakpastian untuk memboyong gelandang top Barcelona Frenkie de Jong. Adapun de Jong merupakan mantan anak asuh ten Hag di Ajax Amsterdam.
Ten Hag melihat sendiri lubang besar itu di Old Trafford. McTominay, yang seharusnya menjadi titik awal serangan dimulai, hanya mencatat akurasi umpan 67 persen. Bandingkan dengan gelandang Brighton, Mac Allister, yang mampu menghasilkan akurasi umpan hingga 89 persen. Permainan sederhana ten Hag mustahil berjalan tanpa umpan yang menemui sasaran.
Sang manajer pun langsung mengganti strategi di lini tengah setelah turun minum. Gelandang serang Christian Eriksen ditugaskan sedikit turun dari posisinya untuk mengambil peran Fred. Fred ditukar dengan penyerang, Cristiano Ronaldo.
Baca juga : Gelombang Koneksi Belanda di Manchester United
Menurut ten Hag, kekalahan itu memperlihatkan betapa timnya masih butuh pemain baru. ”Tetapi seharusnya kami juga bisa bermain lebih baik dengan pemain yang ada saat ini. Banyak hal yang harus diperbaiki,” ucap manajer yang pernah berguru dengan Josep Guardiola itu.
Di sisi lain, MU juga tampak masih membutuhkan bek sayap kanan mumpuni. Seperti diketahui, dua bek sayap merupakan motor serangan selama ten Hag menangani Ajax. Alasan itu yang membuat Diogo Dalot dipercaya jadi pemain mula, ketimbang Aaron Wan-Bissaka yang bertipe defensif.
Dalam laportan The Athletic, bek sayap MU dilatih bersama pemain bertipe menyerang lain selama pramusim. Dalot cukup impresif dalam peran baru itu. Dia berhasil menginisiasi dua gol ”Setan Merah” di pertandingan pramusim.
Namun, sang bek sayap asal Portugal itu tampil buruk di laga pertama. Dalot tampak terbebani ekspektasi terlalu besar untuk menopang serangan MU. Adapun dia baru bermain 44 kali di Liga Inggris sejak datang ke Old Trafford pada 2018.
Baca juga : Seribu Tanya di Pusaran Rumor Transfer Ronaldo
Satu-satunya gol tuan rumah di laga pembuka diciptakan oleh bunuh diri Allister. Persoalan lini depan, terutama penampilan di bawah standar Marcus Rashford dan Jadon Sancho, menjadi sesuatu yang juga perlu dicari solusinya. Manajemen MU pun punya tugas berat di sisa jendela transfer.
Sebelumnya, menurut mantan manajer interim MU Ralf Rangnick, ”Setan Merah” setidaknya butuh 6-10 pemain baru untuk bisa menjadi tim raksasa lagi. Mirisnya, Rangnick mengundurkan diri untuk menjabat direktur teknik pada musim selanjutnya setelah pernyataan itu.
Sang tetangga, Manchester City, menunjukkan bagaimana seharusnya jendela transfer dimanfaatkan. City memenangi laga pembuka atas West Ham United 2-0 di Stadion London berkat kontribusi sepasang gol sang penyerang baru, Erling Haaland. (AP/REUTERS)