Cheah Menanti Perintah Tubuhnya
Cheah Liek Hou melakukan transformasi pada tubuhnya demi meraih emas di Paralimpiade Tokyo 2020. Kini Cheah akan memburu gelar ke-12 beruntun di ASEAN Paragames Solo 2022.
Cheah Liek Hou membuat lawan-lawannya pangling saat tampil di Paralimpiade Tokyo 2020 karena tubuhnya yang semula gemuk berubah langsing. Perubahan itu dia lakukan khusus untuk memburu medali emas bulu tangkis dalam debut sebagai cabang resmi di Paralimpiade. Proses transformasi itu membuahkan medali emas tunggal putra klasifikasi SU5 di Tokyo. Selain itu, dia juga 11 kali beruntun memenangi kejuaraan yang dia ikuti, terakhir di Dublin, Irlandia, pertengahan Juli lalu.
Kini atlet bulu tangkis dengan keterbatasan tangan kanan layu itu akan meraih gelar ke-12 beruntun jika menang dalam final di ASEAN Para Games Solo 2022. Dia akan bertemu sesama Malaysia, Mohamad Faris Bin Ahmad Azri, Jumat (5/8/2022) di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta. Cheah ke final setelah mengalahkan andalan Indonesia. Dheva Anrimusthi, 21-19, 21-12. Adapun Faris menang atas Suryo Nugroho yang cedera lutut di gim kedua dengan skor 21-11, 21-10.
Lihat juga : Jatuh Bangun di Babak Semi Final Bulu Tangkis
Cheah yang kini berusia 34 tahun masih sangat kompetitif, bahkan sulit dikalahkan oleh lawan-lawannya yang masih berusia 20-an tahun. Dia menikmati hasil transformasi yang dia lakukan hingga tubuhnya menyuruh untuk berhenti. Cheah berbagi bagaimana proses dia menjalani proses transformasi dan targetnya ke depan dalam wawancara di athlete lounge Edutorium UMS, Kamis (4/8/2022).
Kapan Anda mulai melakukan transformasi kondisi fisik?
Setelah IPC (Komite Paralimpiade Internasional) mengumumkan bahwa bulu tangkis akan dipertandingkan di Paralimpiade Tokyo, saya memulai mengubah kondisi fisik saya dari pemain dengan tubuh yang besar. Pertama-tama saya menurunkan berat badan, kemudian menjalani latihan fisik yang sangat berat. Itu saya lakukan untuk persiapan Paralimpiade Tokyo.
Seperti apa rezim latihan yang Anda lakukan?
Saya hanya melakukan latihan fisik yang biasa dilakukan di bulu tangkis, latihan di gym, lari, angkat beban, dan sprint, hal-hal seperti itu saja.
Apakah saat ini masih berlatih dengan Rashid Sidek?
Sepertinya akan ada perubahan program, jadi kami masih menanti pengumuman. Tetapi sebelumnya, ya, latihan dengan dia yang memiliki sekelompok pemain muda di mana saya berlatih bersama mereka dan saya mendapat banyak hal, seperti pola permainan, dan mereka adalah sparring partner yang sangat bagus. Dari situ saya mengelola pola permainan saya, strategi saya, gaya bermain saya.
Baca juga : Laga Ulangan Final Paralimpiade Tokyo
Setelah memenangi semua kejuaraan, apa target selanjutnya?
Sesungguhnya semua kompetisi sudah saya juarai, sebelumnya saya juara ASEAN Para Games, Asian Para Games, Kejuaraan Dunia, gelar juara saya sudah lengkap di semua kompetisi. Satu-satunya hal yang ingin saya lakukan saat ini adalah menikmati setiap kompetisi jika saya bisa tampil bagus saya akan terus. Jika kondisi saya mengatakan saya harus berhenti, saya akan berhenti.
Jika kondisi saya bagus, saya akan terus bermain, jika tidak, saya akan berhenti.
Saat ini saya bersyukur tidak mendapat cedera, kondisi fisik saya bagus, jadi saya akan terus bermain, hingga Paralimpiade 2024 atau sebelum itu karena kita tidak tahu, tergantung kondisi saya. Jika kondisi saya bagus, saya akan terus bermain, jika tidak, saya akan berhenti. Itu juga karena faktor usia saya, sepertinya sebagian besar lawan di kategori saya usianya 10 tahun lebih muda dari saya.
Level persaingan saat ini seperti apa?
Sejak pertama kali saya mulai bermain pada 2003, jika dibandingkan, lawan-lawan saat ini sangat berat. Dalam beberapa tahun terakhir muncul banyak sekali pemain muda yang memiliki kecepatan dan kekuatan bagus, seperti para pemain Indonesia, Jepang, Taiwan, dan usia mereka baru 20-an. Mereka memiliki kecepatan dan masih segar untuk melawan saya. Jadi, bagi saya, saya bisa menang atas mereka dengan memanfaatkan pengalaman saya.
Dengan prestasi yang lengkap, bagaimana Anda menjaga motivasi tanding?
Sebenarnya saya tidak memaksa diri saya, sekarang saya sudah tidak lagi memaksa diri saya karena gelar juara saya sudah lengkap, itu yang utama. Kedua, saya hanya berusaha menikmati setiap penampilan di setiap pertandingan. Menikmati pertandingan, bermain tanpa tekanan, sehingga saya bisa menunjukkan permainan terbaik di setiap pertandingan.
Baca juga: Paralimpiade Menguak Kelebihan Mereka
Apa kunci kemenangan atas Dheva kali ini?
Menurut saya, mungkin karena 11 gelar beruntun yang saya raih membuat tingkat kepercayaan diri saya meningkat, dan saya yakin bahwa saya telah menunjukkan permainan terbaik di setiap kompetisi. Jadi, level kepercayaan diri sangat penting dalam pertandingan besar seperti ini, dan juga menghadapi lawan terberat saya di kandang dia. Bagi saya sangat sulit melawan dia, tetapi saya hanya fokus pada pertandingan, sehingga saya bisa meraih hasil bagus di sini.
Cheah yang menjalani debut di ASEAN Para Games saat usianya 15 tahun di Hanoi 2003, kini di ujung medali emas lainnya. Dia menjadi legenda hidup dengan segudang prestasi. Pada usia 17 tahun, Cheah telah menjadi juara dunia nomor tunggal dan ganda di Hsinchu (Taiwan) 2005. Kini dia mengemas total 11 medali emas Kejuaran Dunia Bulu Tangkis Paralimpiade dengan enam gelar di nomor tunggal putra dan lima gelar di nomor ganda putra. Dia juga telah meraih medali emas ASEAN Para Games dan Asian Para Games. Pencapaian terbesar dia adalah transformasi diri yang berbuah medali emas Paralimpiade.