Tim Putri Indonesia Selangkah Lagi Pertahankan Gelar Voli Duduk
Indonesia berpeluang mempertahankan gelar juara voli duduk putri ASEAN Para Games yang terakhir kali diraih pada 2013 silam. Cabang olahraga ini kerap tidak dipertandingkan karena kekurangan peserta.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
KARANGANYAR, KOMPAS – Tim Indonesia tinggal selangkah lagi mempertahankan gelar juara voli duduk putri ASEAN Para Games. Tim besutan pelatih Andri Asrul Setiawan ini belum terkalahkan dari Kamboja dan Thailand di putaran pertama. Kendati demikian, Andri memasang kewaspadaan tinggi terhadap kemungkinan bangkitnya kedua rival.
Pada pertandingan melawan Thailand, Selasa (2/8/2022) siang, di Gedung Pusat Olahraga Universitas Tunas Pembangunan, Karanganyar, Jawa Tengah, tim voli duduk putri Indonesia kembali meraih kemenangan 3-0. Sehari sebelumnya, Indonesia juga memetik kemenangan dengan skor yang sama saat menghadapi Kamboja.
Bertanding di bawah dukungan ratusan suporter, tim voli duduk putri Indonesia tampil percaya diri. Mereka merebut set pertama dengan skor telak 25-4. Anissa Tindy Lestari dan rekan-rekannya piawai menutup ruang kosong dan mampu mengoptimalkan pukulan servis untuk menjadi poin.
Di set kedua, Thailand memberikan perlawanan. Para pemain Thailand gigih mengejar bola dan melakukan blok kepada pemain Indonesia. Kendati demikian, Indonesia mampu menjaga momentum untuk terus mencuri poin. Set kedua berakhir dengan kemenangan 25-18.
Penampilan impresif Thailand tidak terulang di set ketiga. Mereka kerap tertekan serangan bertubi-tubi dari Indonesia. Pelatih Thailand bahkan harus mengambil time out berkali-kali untuk menghentikan momentum Indonesia yang terus mencetak poin demi poin. Strategi Thailand tidak mampu membendung Indonesia. Hingga akhir laga, Indonesia mampu merebut set ketiga dengan skor 25-9.
“Peluang kita (juara) terbuka besar. Kita akan melawan Kamboja dan Thailand lagi di putaran kedua. Kalau bisa menang atas mereka lagi, kita juara,” kata Andri seusai pertandingan.
Jangan lengah
Kendati memetik kemenangan dua kali secara beruntun, Andri meminta para pemainnya untuk tidak lengah dan tetap fokus menatap putaran kedua. Thailand dan Kamboja bisa saja memilih strategi khusus untuk meredam Indonesia di putaran kedua.
“Kita belum tahu strategi Kamboja atau Thailand seperti apa. Kita harus semangat lagi, bisa mengatur strategi lagi untuk bisa mencuri poin lebih dulu,” ujarnya.
Andri menargetkan timnya bisa meraih emas sekaligus mempertahankan gelar juara. Cabang olahraga (cabor) voli duduk terakhir kali dimainkan saat ASEAN Para Games 2013 di Myanmar. Setelah itu, cabor ini tidak dipertandingkan di tahun 2015 dan 2017 karena kekurangan peserta. Voli duduk putri kembali gagal dipertandingkan seiring batalnya pelaksanaan ASEAN Para Games 2020 di Filipina akibat pandemi Covid-19.
Persiapan terbatas
Andri menuturkan, persiapan tim voli duduk putri Indonesia cukup terbatas karena baru dua bulan menjalani pemusatan latihan. Meski begitu, mereka mampu tampil baik karena sudah saling mengenal. Sebagian anggota tim itu juga telah tampil membela Indonesia di Asian Para Games 2018 di Jakarta.
Di Asian Para Games, kita peringkat keempat. Selama ini, kita cukup diperhitungkan di voli duduk putri. Cukup kuat kita kalau di Asia Tenggara. (Sudartatik)
Tim voli duduk putri Indonesia kala itu melaju hingga ke semifinal, tetapi gagal melaju ke final setelah kalah dari Jepang. “Tim kita tergolong cukup lama terbentuk. Sedangkan Thailand dan Kamboja relatif baru,” kata Andri.
Sudartatik (41) adalah salah satu atlet yang membela Indonesia sejak 2018. Menurut Atik, sapaan akrabnya, ia dan rekan-rekannya sudah sangat haus menjalani laga kompetitif sejak terakhir kali tampil pada 2018.
Atlet asal Yogyakarta itu sangat optimistis timnya mampu mempertahankan gelar juara. Apalagi, di putaran pertama, Indonesia terbukti mampu mengatasi Thailand dan Kamboja.
“Di Asian Para Games, kita peringkat keempat. Selama ini, kita cukup diperhitungkan di voli duduk putri. Cukup kuat kita kalau di Asia Tenggara,” kata Atik.