Tim putri Inggris mengandaskan Jerman 2-1 dalam final Piala Eropa Putri 2022. Itu menjadi trofi mayor pertama Singa Betina, julukan putri Inggris dan gelar sepak bola utama untuk Inggris setelah Piala Dunia 1966.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
LONDON, SENIN – Dalam final Piala Eropa Putri 2022 di hadapan mayoritas pendukungnya di Stadion Wembley, London, Inggris, Minggu (31/7/2022), timnas putri Inggris berhasil mengandaskan Jerman dengan skor tipis 2-1. Itu untuk pertama kalinya ”Singa Betina”, julukan putri Inggris mengangkat trofi kompetisi terelite antar-tim-tim putri ”Benua Biru” sejak pertama kali digelar pada 1984.
Kemenangan Inggris dipastikan oleh gol penyerang pengganti Ella Ann Toone pada menit ke-62 dan penyerang pengganti Chloe Kelly pada menit ke-110. Satu-satunya gol Jerman dilesatkan gelandang Lina Magull di menit-79. Secara keseluruhan, laga berlangsung ketat.
Namun, Inggris bermain lebih efektif di tengah dominasi Jerman. Kesuksesan Inggris tidak lepas oleh dukungan moril pendukungnya yang menjadi mayoritas dari sekitar 87.000 orang yang hadir di Stadion Wembley. Itu menjadi rekor penonton di Stadion Wembley, untuk final Piala Eropa putri maupun putra. Seusai memastikan diri menjadi jawara Piala Eropa Putri, para anggota tim Inggris dan semua fansnya bersukacita.
”Saya tidak bisa berkata-kata, saya tidak bisa menerima semuanya. Saya tidak percaya kami sudah memenanginya (Piala Eropa Putri). Saya baru saja menangis bersama ibu, ayah, dan saudara laki-laki saya. Saya tidak akan berada di sini hari ini tanpa mereka. Saya bangga dengan tim ini. Saya mencintai tim ini dan saya mencintai negara ini,” ucap penyerang Inggris Beth Mead yang menjadi pencetak gol terbanyak Piala Eropa Putri 2022 dengan enam gol dan pemain terbaik dilansir BBC.
Pelipur lara
Warga Inggris merayakan kemenangan itu di seantero negeri. Para penduduk Negara Ratu Elizabeth itu mendapatkan obat pelipur lara setelah menangis karena timnas putra Inggris takluk dalam adu penalti dengan skor 2-3 (1-1) dari Italia dalam final Piala Eropa 2020 di Stadion Wembley tahun 2021. Apalagi itu menjadi trofi utama pertama untuk sepak bola Inggris dalam 56 tahun terakhir atau setelah timnas putra Inggris mengangkat Piala Dunia 1966 di Inggris.
Keluarga kerajaan, Pangeran William, hadir dalam partai final dan menyerahkan trofi Piala Eropa Putri 2022 kepada kapten timnas putri Inggris, Leah Williamson. William mengikuti jejak neneknya, Ratu Elizabeth, sebagai bangsawan terakhir yang melakukan tugas menyerahkan trofi sepak bola utama saat timnas negaranya juara Piala Dunia 1966 di Stadion Wembley.
Menurut laporan People.com, atas nama keluarga kerajaan, Ratu Elizabeth mengirim pesan selamat terhangat kepada timnas putri Inggris. ”Anda semua telah memberikan contoh yang akan menjadi inspirasi bagi anak perempuan dan perempuan hari ini, serta untuk generasi mendatang. Harapan saya adalah Anda akan bangga dengan dampak yang Anda miliki pada olahraga Anda,” tulis Ratu Elizabeth.
Respons luar biasa dari masyarakat sampai penguasa itu membuat para pemain semakin larut dalam kebanggaan. ”Ini adalah momen paling membanggakan dalam hidup saya. Jadi, saya ingin menikmati setiap detiknya. Gelar ini dan tim ini memberikan warisan perubahan untuk masyarakat. Setidaknya, kami bisa menyatukan semua orang,” kata Williamson.
Gelar ini dan tim ini memberikan warisan perubahan untuk masyarakat. Setidaknya, kami bisa menyatukan semua orang.
Gelar pertama putri
Bagi timnas putri Inggris, itu adalah gelar Piala Eropa Putri pertama, bahkan gelar juara kompetisi utama pertama sepanjang sejarah. Sebelumnya, prestasi terbaik mereka di Piala Eropa Putri, yakni runner-up di Finlandia pada 2009 dan di Inggris/Italia/Denmark/Swedia pada 1984.
Inggris pun sempat mencapai semifinal Piala Eropa Putri 2017 di Belanda dan 1995 di Inggris/Jerman/Norwegia/Swedia. Mereka juga pernah meraih predikat peringkat keempat Piala Eropa Putri 1987 di Norwegia. Dari 13 edisi Piala Eropa Putri sejak 1984 hingga 2022, mereka sembilan kali berpartisipasi dan empat kali tidak lolos, yakni di Jerman pada 1989, di Denmark pada 1991, di Italia pada 1993, dan di Norwegia/Swedia pada 1997.
Pelatih timnas putri Inggris, Sarina Wiegman patut mendapatkan apresiasi tinggi. Sejak melatih Inggris per 1 September 2021, pelatih asal Belanda itu membawa timnya tidak terkalahkan dalam 20 laga. Bahkan, mereka mencatat 12 kemenangan beruntun sejak menang 3-1 atas Jerman dalam penyisihan grup Piala Arnold Clark di Inggris, 23 Februari 2022 sampai laga pamungkas Piala Eropa Putri 2022.
Itu menjadi trofi Piala Eropa Putri kedua Wiegman dalam dua edisi terakhir. Sebelumnya, dia mengantarkan timnas putri negara asalnya, Belanda, merengkuh Piala Eropa Putri 2017 di negara sendiri. Uniknya, dirinya menjadi aktor di balik layar Inggris dan Belanda memecahkan telur prestasi di Piala Eropa Putri.
”Sulit dipercaya, saya bahkan tidak ingat apa yang Anda (wartawan) tanyakan kepada saya! Ya Tuhan. Kami benar-benar ingin menan. Kami ingin menjadi lebih baik setiap hari. Kami menyepakati beberapa hal tentang perilaku, itu bukan hanya kata-kata yang dijalani. Kami menang 2-1. Kami adalah juara. Saya tidak punya rahasia apa pun. Saya sangat terbuka. Saya tidak berpikir saya menyadari apa yang sedang terjadi,” ungkap Wiegman dikutip The Guardian dari BBC.
Memutus rantai juara
Sebaliknya, itu kekalahan pertama Jerman di partai puncak Piala Eropa Putri. Sebelumnya, Panzer Putri, julukan putri Jerman selalu menang dalam delapan final yang dicapai, yakni di Jerman pada 1989, di Denmark pada 1991, di Inggris/Jerman/Norwegia/Swedia pada 1995, di Norwegia/Swedia pada 1997, di Jerman pada 2001, di Inggris pada 2005, di Finlandia pada 2009, dan di Swedia pada 2013.
Jerman adalah tim putri paling sukses di Eropa. Sebelumnya, pencapaian terburuk mereka hanya terjadi di empat edisi saja, yakni peringkat keempat di Italia pada 1993 dan perempat final di Belanda pada 2017. Mereka cuma dua kali tidak lolos, yakni di Inggris/Italia/Denmark/Swedia pada 1984 dan di Norwegia pada 1987.
Cedera yang dialami oleh penyerang andalan Jerman, Alexandra Popp, ditengarai sebagai biang kerok kegagalan Jerman di final Piala Eropa Putri kali ini. Bersama Mead, Popp berada di puncak daftar pencetak gol terbanyak turnamen dengan enam gol. Sayangnya, ketika pemanasan beberapa menit jelang kick-off final, Popp mengalami cedera otot. Pemain berusia 31 tahun itu pun terpaksa meninggalkan lapangan sebelum laga dimulai.
Pelatih timnas putri Jerman Martina Voss Tecklenburg menyampaikan, Piala Eropa Putri 2022 adalah batu loncatan untuk kejuaraan selanjutnya. Mereka mengincar prestasi tinggi dalam Piala Dunia Putri 2023 di Australia-Selandia Baru.
”Mudah-mudahan kami akan pergi ke Piala Dunia (tahun depan). Di Piala Dunia, kami ingin bermain seperti yang kami lakukan di sini sebagai satu tim yang bermain dengan berani, memiliki tugas yang jelas, memiliki hasrat besar, dan mencintai apa yang mereka lakukan,” terang Voss-Tecklenburg dilansir Daily Mail. (AP/AFP/REUTERS)