Secercah Harapan dari Tim Basket Kursi Roda Indonesia
Kendati menelan kekalahan di laga pertama, para pebasket kursi roda Indonesia menujukkan semangat juang yang luar biasa. Mereka mampu meladeni Filipina meski datang dengan persiapan minim
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS – Tim bola basket kursi roda Indonesia 3 X 3 menelan kekalahan dari Filipina pada laga perdana ASEAN Para Games 2022, di Gelanggang Olahraga Sritex Arena, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (30/7/2022). Kendati datang dengan persiapan yang sangat minim, mereka mampu meladeni permainan Filipina yang punya tradisi kuat di basket.
Perjuangan timIndonesia dimulai dengan menghadapi favorit juara, Filipina di laga awal. Di nomor bola basket kursi roda 3 X 3, Indonesia bersaing dengan Thailand, Filipina, dan Kamboja. Pertandingan menggunakan sistem round robin, dengan setiap tim akan bertemu masing-masing satu kali.
Pada klasemen akhir, tim peringkat pertama dan kedua akan bertanding untuk memperebutkan medali emas. Adapun tim peringkat ketiga dan keempat bertanding kembali untuk memperebutkan medali perunggu.
Tim bola basket kursi roda Indonesia diperkuat Kasep Ayatulloh, Komang Suparta, Danu Kuswantoro, Ivo Shadan, dan Denih. Saat menghadapi Filipina, Komang Suparta dan rekan-rekannya mampu mengendalikanlaga dengan memaksa para pemain Filipina kesulitan mengembangkan permainan. Indonesia sukses menghadang laju pergerakan para pemain Filipina sehingga mereka kerap kehabisan waktu dalam membangun serangan.
Hingga pertengahan laga, Indonesia mampu memimpin 5-3 berkat tembakan Komang dan Kasep. Kedua pemain itu menjadi andalan Indonesia dalam mencetak poin. Di sisi lain, para pemain Filipina mengawali laga dengan kurang baik karena akurasi tembakan yang tak terlampau bagus.
Namun, para pemain Indonesia kehilangan kontrol terhadap momentum bagus tersebut. Filipina yang tertinggal mampu menyamakan poin, bahkan memimpin 6-5. Susul-menyusul poin kemudian terjadi hingga akhirnya Indonesia banyak melakukan pelanggaran dan membuahkan lemparan bebas untuk Filipina. Keunggulan itu mampu dimaksimalkan Filipina untuk meraih kemenangan 15-10.
Dengan kita mampu merepotkan Filipina tadi, saya bangga dengan perjuangan para pemain. Mereka minim jam terbang tapi bisa menyulitkan tim yang kaya pengalaman.
“Anak-anak hilang konsentrasi di akhir. Hal itu sudah saya sampaikan apda teman-teman saat latihan dan latih tanding. Memang kadang ada momen-momen tertentu mereka blank dan tidak fokus, ditambah ada tekanan demi tekanan akhirnya mereka makin goyah,” ujar pelatih bola basket kursi roda Indonesia, Fajar Brilianto.
Kendati harus menelan kekalahan, Fajar sangat senang dengan permainan yang ditunjukkan para pemainnya. Apalagi mereka datang ke ASEAN Para Games dengan persiapan yang sangat minim. Selama tujuh bulan menjalani pemusatan latihan, tim bola basket kursi roda Indonesia 3X3 tidak sempat mengikuti turnamen atau satu pun laga uji coba internasional.
Tim bola basket kursi roda Indonesia sempat hendak mengikuti kejuaraan di Phuket, Thailand. Namun, rencana itu batal diwujudkan karena kasus Covid-19 yang meningkat. Di sisi lain, tim bola basket kursi roda Thailand dan Filipina cukup rutin mengikuti kejuaraan-kejuaraan jelang ASEAN Para Games.
“Dengan kita mampu merepotkan Filipina tadi, saya bangga dengan perjuangan para pemain. Mereka minim jam terbang tapi bisa menyulitkan tim yang kaya pengalaman,” katanya.
Fajar yakin, bila tim ini diberi kesempatan untuk lebih sering mengikuti kejuaraan internasional, kemampuannya akan jauh meningkat. Bahkan bisa berpeluang meraih medali di ASEAN Para Games Kamboja 2023. Untuk ASEAN Games kali ini, Fajar mencoba target meraih perak atau perunggu.
Sementara itu, Komang mengakui dirinya dan rekan-rekan kehilangan momentum ketika sempat unggul di awal pertandingan. Menurut Komang, Filipina memberikan perlawanan sengit saat mereka tertinggal. Kurangnya jam terbang internasional juga menyebabkan para pemain Indonesia gagal mengatasi tekanan pertandingan.