Festival Akuatik Indonesia kembali mencuatkan perenang muda berbakat. Ibrahim Faqih, perenang 15 tahun binaan klub Millenium Aquatic, menjadi buah bibir setelah dua kali memecahkan rekor kelompok umurnya.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Perenang berusia 15 tahun asal DKI Jakarta, Ibrahim F Faqih, semakin memperlihatkan bakat besarnya di Festival Akuatik Indonesia (FAI) 2022. Atlet yang dibina di klub Millennium Aquatic bersama pelatih tim renang nasional, Albert C Sutanto, itu kembali memecahkan rekor kelompok umur 2 (usia 14-15 tahun) di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (28/7/2022).
Ibrahim, yang tampil di lintasan empat saat final nomor 50 meter gaya bebas, finis dengan catatan waktu 24,40 detik. Perenang belia yang juga tampil sebagai yang tercepat di babak kualifikasi itu unggul tipis atas pesaing terdekatnya, Jason Donovan Yusuf (15), yang finis lebih lambat 0,36 detik.
Perenang kelas X di SMA 79 Jakarta itu pun kembali mengukir sejarah, setelah melampaui rekor waktu Alexis Wijaya Ohmar (24,44 detik) yang diciptakan di Jakarta pada 2009 silam. Sehari sebelumnya, pada ajang FAI atau Kejuaraan Nasional Akuatik 2022, Ibrahim juga memecahkan rekor nomor 100 meter gaya kupu-kupu kelompok umur (KU) 2.
I Gede Siman Sudartawa, perenang nasional yang tampil di 50 meter gaya bebas kelompok senior, menyambut positif capaian Ibrahim itu. ”Dulu, rekor itu dipecahkan (Alexis) ketika masih bersaing sama saya di 2009. Sangat bagus ada yang bisa memecahkan itu setelah sekian lama,” ucap atlet yang juga berlatih di Millenium itu.
Menariknya, prestasi menawan itu dicapai Ibrahim hanya berselang sekitar 30 menit setelah ia meraih medali emas di nomor 200 meter gaya kupu-kupu dengan catatan waktu 2 menit 13,17 detik. Fisiknya tampak masih prima untuk mengeluarkan ledakan kekuatan maksimal di nomor yang lebih pendek, 50 meter.
Instruksi pelatih
Kata Ibrahim, dia hanya mengikuti instruksi pelatihnya di klub, antara lain Albert dan Felix Sutanto. Dia selalu dilatih untuk tampil sempurna di nomor jarak terpendek itu. Sedikit saja melakukan kesalahan, catatan waktunya tidak akan optimal.
”Banyak pesannya (dari pelatih). Kalau di 50 meter, start jangan sampai telat atau slip. (Jarak) 15 meter terakhir juga harus bagus, sempurna. Yang paling penting jangan sampai didiskualifikasi. Sehebat apa pun, kalau didiskualifikasi, percuma. Senang banget bisa mecahin rekor lagi,” tutur Ibrahim yang bercita-cita bergabung ke pemusatan latihan nasional.
Mereka akan menjadi fondasi tim renang dalam lima tahun ke depan. (Michael Piper)
Ibrahim juga terpengaruh disiplin pelatihnya yang merupakan mantan atlet elite nasional tersebut. Disiplin itu membantunya berkembang. Dia bahkan sudah mengajukan dispensasi ke pihak sekolahnya agar bisa lebih fokus berlatih.
Pada akhir tahun lalu, Ibrahim juga memecahkan rekor 100 meter gaya kupu-kupu. ”Sejak saat itu, saya merasa banyak perkembangan, terutama dalam hal kekuatan. Itu terlihat saat tampil di nomor 50 meter dan 100 meter. Sayangnya endurance (daya tahan) berkurang. Makanya, tidak bisa personal best (meraih rekor waktu pribadi) di 200 meter tadi,” pungkasnya.
Michael Piper, pelatih tim renang Indonesia, berharap para perenang muda seperti Ibrahim bisa terus berkembang meskipun masih berada di luar pelatnas. ”Mereka akan menjadi fondasi tim renang dalam lima tahun ke depan,” katanya.
Pencapaian Fadlan
Di tempat yang sama, perenang nasional yang membela Jawa Barat, Aflah Fadlan Prawira (25), puas dengan performanya saat meraih medali emas di nomor 200 meter gaya kupu-kupu. Dia finis dengan catatan waktu 2 menit 4,88 detik. Menurut dia, performa itu bisa membantunya tampil lebih baik di nomor andalannya, yaitu 400 meter gaya ganti.
”Puas sih sama hasil waktunya, walaupun memang belum personal best. Tetapi, hasil ini sudah lumayan karena aku sudah lama tidak turun di nomor 200 meter (gaya) kupu-kupu. Waktu terbaiknya 2 menit 2 detik. Jadi, tidak terlalu jauh,” ucap perenang olimpian itu.
Menurut Fadlan, performanya memang masih belum berada dalam kondisi terbaik setelah SEA Games Vietnam 2021. FAI 2022 dijadikannya sebagai batu loncatan menuju Islamic Solidarity Games (ISG) Konya 2021 di Turki pada 9 Agustus – 18 Agustus 2022.
”Kalau bisa dibilang, ini (FAI 2022) adalah salah satu ajang latihan (saya) juga. Balik lagi, fokus utama saya kan bukan di nomor ini, melainkan di 400m gaya ganti. Jadi, nomor ini (200 meter gaya kupu-kupu) sebagai penunjang di 400m gaya ganti untuk Islamic Solidarity Games,” ujar Fadlan.