Flairene Candrea mengincar peningkatan prestasi di nomor 50 dan 200 meter gaya punggung. Dia berharap bisa menguasai tiga nomor gaya punggung sekaligus, selain 100 meter yang menjadi nomor utamanya.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Perenang nasional, Flairene Candrea (17), memperlihatkan kemajuan signifikan di nomor 50 meter gaya punggung dalam Festival Akuatik Indonesia/Kejuaraan Nasional Akuatik Indonesia 2022. Selain meraih emas Kelompok Umur atau KU I (16-18 tahun), dia juga mencatatkan waktu terbaik pribadi di nomor yang baru fokus dilatih setelah SEA Games Vietnam 2021 itu.
Flai yang memulai lomba di lintasan empat, finis dengan catatan waktu 30,21 detik dalam sesi final di Arena Akuatik GBK, Jakarta, pada Rabu (27/7/2022). Waktu itu tidak secepat di kualifikasi, 30,06 detik, tetapi sudah cukup menggungguli para pesaingnya. Lawan terdekat adalah Zefanya Yus (31,32 detik).
Senang sih, tetapi greget saja belum kena 29 (detik). Tadi ada kesalahan teknis pas finis, masih jauh banget sudah ngambil karena panik.
“Senang sih, tetapi greget saja belum kena 29 (detik). Tadi ada kesalahan teknis pas finis, masih jauh banget sudah ngambil karena panik. Padahal kalau berenang feel sudah sama kayak tadi pagi,” ucap peraih emas SEA Games Vietnam 2021 di nomor 100 meter gaya punggung itu.
Flai yang finis dengan 30,27 detik di seleksi nasional, April 2022, telah memperbarui catatan terbaiknya. Adapun dia juga menjadi perenang tercepat di seluruh kelompok, termasuk senior. Di senior, emas diraih Sofie Kemala Fatiha dengan catatan 30,52 detik.
Selain kesalahan finis, perenang yang membela DKI Jakarta ini juga terkendala akibat penundaan lomba sekitar 30 menit. Penundaan terjadi karena problem dalam pencatatan waktu di layar besar. Flai pun baru masuk kolam lagi dua jam lebih setelah pemanasan.
Mantan perenang indah ini berkata, sangat antusias menyambut perburuan baru di nomor selain 100 meter. “Aku disuruh fokus coba tiga nomor sekaligus 50 meter, 100 meter, dan 200 meter. Karena usia masih muda, seharusnya bisa ngambil semuanya. Tentu 200 meter lebih susah karena butuh endurance lebih,” jelasnya.
Sebelumnya, Flai tidak diturunkan dalam nomor 50 meter karena kurang kuat dan nomor 200 meter akibat kurang ketahanan. Kekurangan itu yang mulai diperbaiki oleh dua pelatih tim Indonesia, Michael Piper dan Albert C. Sutanto sepulang dari SEA Games.
Flai lebih menyukai nomor 50 meter karena masih masuk dalam nomor sprinter, pendekatannya mirip dengan 100 meter. “Apalagi pas SEA Games di nomor 100 meter, pas 50 meter pertama aku sempat mencatat waktu di bawah 30 detik. Kan enggak masuk akal kalau di 50 meter aku tidak bisa,” pungkasnya.
Menurut pelatih asal Australia, Michael Piper, nomor utama Flai tetap 100 meter. Akan tetapi, tidak ada salahnya untuk mengembangkan diri di dua nomor lain. Sebab, peningkatan di 50 meter dan 200 meter bisa mempengaruhi kemajuan di nomor utama.
“Renang itu sederhana. Jika Flai bisa lebih cepat 1 detik di 50 meter. Dia akan lebih cepat 2 detik di 100 meter. Begitu juga jika dia lebih baik di 200 meter, ketahanannya akan semakin baik. Sekarang, semua tergantung kepada keinginannya untuk berkembang. Dia punya masa depan yang cerah,” kata Piper.
Pengaruh dari nomor-nomor itu terbukti di Kejuaraan Dunia Budapest 2022. Perenang Australia Kayle McKeown sukses meraih emas di nomor 200 meter. Padahal, dia merupakan pemegang rekor di nomor 100 meter gaya punggung.
Artinya, Indonesia akan punya dua perenang masa depan di nomor 50 meter gaya punggung. Selain Flai, ada juga perenang keturunan Indonesia-Jerman, Masniari Wolf (17), yang meraih emas SEA Games di nomor tersebut dengan catatan waktu 29,21 detik.
Catatan waktu terbaik Flai baru bisa dilihat di Islamic Solidarity Games Konya 2021, Turki, pada 9 – 18 Agustus 2022. Sesuai program tim pelatih, puncak performanya akan terjadi di kejuaraan tersebut.
Pemecahan rekor
Perenang 17 tahun, Adellia, kembali tampil sensasional pada hari kedua. Perenang yang membela Jawa Barat itu memecahkan rekor 100 meter gaya dada KU1 dengan catatan waktu 1 menit 11,75 detik. Adapun rekor sebelumnya atas nama Elysha Pribadi 1 menit 12,02 detik yang diciptakan di Brisbane, pada 2021.
“Terkejut bisa memecahkan rekor lagi. Padahal tadi pagi berenangnya masih jauh dari terbaik. Karena itu turun di final di lintasan enam. Apalagi tidak berenang sama senior lain kan, jadi tidak ada tarikan. Senang banget bisa membuktikan diri lagi,” ucap Adellia.
Adapun atlet kelahiran 18 November 2004 itu memecahkan rekor 50 meter gaya dada pada hari pertama. “Saya masih turun di nomor 200 meter dada. Semoga bisa lebih baik lagi nanti,” lanjutnya.
Setelah meraih emas di nomor 100 meter dada, Adellia langsung mendapat sambutan dari Piper. Menurut sang pelatih tim Indonesia, Adellia berenang lebih baik pada hari ini, ketimbang kemarin.