Dari Kontroversi Wasit hingga Masalah Jersei RANS Nusantara
Pekan pertama BRI Liga 1 2022-2023 masih menyisakan masalah klasik yang telah menahun terjadi di kompetisi sepak bola Indonesia. Selain keputusan wasit yang kontroversial, pekan perdana liga diwarnai problem jersei RANS.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
BRI Liga 1 musim 2022-2023 telah merampungkan pekan pertama yang bergulir sejak Sabtu (23/7/2022) hingga Senin (25/7/2022). Namun, kompetisi sepak bola profesional kasta tertinggi di Tanah Air itu masih menampilkan kesalahan dan persoalan mendasar yang sepatutnya bisa dihindari.
Seperti halnya musim-musim terdahulu, kontroversi keputusan wasit sudah muncul di pekan pertama Liga 1 2022-2023. Partai pertama di edisi kali ini, yaitu PSIS Semarang kontra RANS Nusantara di Stadion Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu lalu, langsung menampilkan masalah yang selama ini mencoreng citra Liga 1.
Masalah itu bermula dari duel antara pemain PSIS, Oktafianus Fernando, dengan penyerang sayap RANS, David Laly, pada menit ke-72. Ketika itu, Oktafianus yang tengah menggiring bola di kotak penalti RANS terjatuh ketika dikawal oleh David.
Kejadian itu pun diganjar sepakan penalti untuk PSIS oleh wasit Yeni Krisdianto. Sontak, keputusan itu disambut protes oleh pemain RANS, salah satunya pemain cadangan, Syamsir Alam, yang langsung menghampiri asisten wasit garis gawang.
Dalam tayangan ulang, Oktafianus sejatinya telah kehilangan keseimbangan ketika berlari memasuki kotak penalti RANS. Tetapi, David terlihat pula menggerakkan sikunya sehingga menyentuh pundak Oktafianus. Kontak itu yang menjadi dasar wasit menganggap David melanggar Oktafianus.
Kemudian, di hari yang sama, kontroversi kembali terjadi pada laga yang dilengkapi upacara pembukaan Liga 1 musim ini, yaitu Bali United menghadapi Persija Jakarta, di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. Untuk memimpin laga penuh gengsi itu, Komite Wasit Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menugaskan Fariq Hitaba, salah satu wasit berlisensi FIFA di Indonesia.
Meski begitu, kepemimpinan Fariq pun tidak lepas dari kontroversi. Wasit asal Yogyakarta itu memutuskan dua keputusan yang menghadirkan kontroversi dan menjadi buah bibir setelah laga yang dimenangkan Bali dengan skor 1-0 itu rampung.
Keputusan kontroversial pertama Fariq terjadi ketika laga baru berjalan 21 menit. Ketika itu, bek sayap kiri Persija, Firza Andika, hendak mengirimkan umpan silang ke jantung pertahanan Bali.
Upaya itu gagal karena bola mengenai tangan bek sayap Bali, Andika Wijaya. Insiden itu hanya berbuah tendangan sudut bagi Persija karena bola yang terkena tangan itu keluar lapangan.
Akibat keputusan itu, Pelatih Persija Thomas Doll sempat menyinggung tidak adanya asisten wasit peninjau video (video assistant referee) di Liga 1 yang membuat wasit tidak bisa menyaksikan tayangan ulang insiden itu.
Jersei dadakan itu berwarna putih yang sebenarnya adalah seragam tandang RANS di Liga 2 2021. Seragam itu tidak muncul ketika RANS bersama legenda tim nasional Brasil, Ronaldinho, melakukan peluncuran jersei tim musim ini, akhir Juni lalu.
Selanjutnya, Fariq juga tetap menginstruksikan laga tetap berjalan ketika pemain sayap Bali, Privat Mbarga, terjatuh setelah gerakannya dihadang kaki bek tengah Persija, Maman Abdurrahman. Dari tayangan ulang, ada kontak antara kaki Maman dengan Mbarga.
Menendang botol
Di hari kedua pada pekan pertama, Minggu (25/7) kemarin, giliran Pelatih Borneo FC Milomir Seslija yang geram dengan kepemimpinan wasit. Ia menendang botol air minum di pinggir lapangan karena kecewa ketika menyaksikan pemainnya, Stefano Lilipaly, ditabrak pemain Arema FC, Hamzah Titofani, di kotak penalti pada menit ke-73.
Stefano gagal mempertahankan bola dan terjatuh akibat kontak fisik itu. Tetapi, wasit Agus Fauzan tetap membiarkan pemain Arema mengambil alih penguasaan bola dan melanjutkan pertandingan.
Di luar kontroversi itu, Agus menunjukkan ketegasan dengan memberikan kartu merah kepada satu pemain dari masing-masing tim karena melakukan pelanggaran keras dan membahayakan di penghujung laga. Bek sayap kiri Borneo, Leo Guntara, menjadi pemain pertama yang mendapat kartu merah di Liga 1 2022-2023, lalu disusul pemain Arema, Rizky Dwi Febrianto.
Terkait rentetan kontroversi itu, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan memerintahkan Komite Wasit PSSI untuk melakukan evaluasi terhadap kepemimpinan wasit yang menghadirkan kontroversi pada pertandingan pekan pembuka Liga 1 musim ini.
“Selanjutnya, saya serahkan proses itu kepada Komite Wasit,” kata Iriawan.
Jersei bermasalah
Tidak hanya soal wasit, RANS juga menghadapi kendala sebelum menjalankan pertandingan perdana mereka di kompetisi kasta tertinggi Indonesia itu. Masalah itu hadir dari jersei tim.
Pada laga tandang ke Semarang, RANS sejatinya membawa dua jersei mereka. Pertama, jersei kandang berwarna ungu. Kedua, jersei tandang berwarna merah.
Akan tetapi, dua jersei itu tidak bisa digunakan setelah kedua tim melakukan rapat koordinasi, satu hari sebelum pertandingan. Jersei kandang RANS dianggap memiliki warna yang hampir serupa dengan jersei kandang PSIS berwarna biru.
Adapun jersei tandang RANS, yang berwarna merah, serupa dengan jersei kiper PSIS. Atas dasar itu, RANS sampai rela mengirim jersei alternatif dari Jakarta yang tiba beberapa jam sebelum sepak mula.
Jersei dadakan itu berwarna putih yang sebenarnya adalah seragam tandang RANS di Liga 2 2021. Seragam itu tidak muncul ketika RANS bersama legenda tim nasional Brasil, Ronaldinho, melakukan peluncuran jersei tim musim ini, akhir Juni lalu.
Akibat mengenakan jersei musim lalu, maka konsekuensinya RANS harus menutup logo sponsor yang tidak lagi mendukung tim di musim ini. Dua logo sponsor itu adalah “J99", yang berada di antara logo produsen jersei dan logo RANS, kemudian logo “MS Glow” yang berada di bagian tengah jersei.
Tak hanya itu, sebagian nama dan nomor punggung pemain pun terlihat tambalan demi menutupi nama dan nomor pemain yang menggunakan jersei itu di musim lalu.
“Sebenarnya jersei (putih) itu sudah mau dikasih orang. Akan tetapi, karena ada kendala darurat, itu jadi kami pasang nama-nama pemain lagi. Kami tambal juga beberapa sponsor yang sudah tidak bersama. Jersei dibawa menggunakan mobil ke Semarang. Untung mobilnya sampai. Kalau tidak, kami bisa (kalah) WO (walkover),” kata Pelatih RANS Rahmad Darmawan.
Dengan demikian, masih banyak persoalan yang harus dibenahi PSSI dan PT Liga Indonesia Baru selaku operator untuk menjalani kompetisi musim ini dengan sukses dan baik. Komitmen dari federasi dan pelaksana kompetisi untuk melakukan evaluasi dan pembenahan berkala menjadi syarat utama untuk meningkatkan mutu Liga 1 musim baru ini.