Kontingen Indonesia Bertekad Wujudkan Target Juara Umum
Kontingen Indonesia pada ASEAN Para Games 2022 berkekuatan 324 atlet. Mereka bertekad mewujudkan ambisi menjadi juara umum di negeri sendiri.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 324 atlet difabel yang tergabung dalam kontingen Indonesia untuk ajang ASEAN Para Games dikukuhkan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, Senin (25/7/2022), di Surakarta, Jawa Tengah. Mereka bertekad mewujudkan target meraih juara umum, mengulangi kesuksesan di ajang ASEAN Para Games Kuala Lumpur 2017.
Dalam kegiatan pengukuhan kontingen Indonesia tersebut, Zainudin menagih komitmen para atlet untuk mewujudkan target menjadi juara umum di negeri sendiri. Para atlet menyanggupi permintaan Zainudin dan bertekad tampil habis-habisan.
Kali ini, kontingen Indonesia menargetkan bisa meraih minimal 104 keping medali emas untuk menyegel target juara umum.
Jumlah target itu lebih sedikit dibandingkan dengan pencapaian kontingen Indonesia saat menjadi juara umum di ASEAN Para Games Kuala Lumpur 2017. Kala itu, kontingen Indonesia sukses mengumpulkan 126 medali emas, 75 perak, dan 50 perunggu.
”Siap mewujudkan target meraih medali emas. Saya akan berusaha sebaik mungkin pada pertandingan nanti,” ujar Felix Ardi Yudha, atlet boccia Indonesia, ditemui selepas acara pengukuhan di Balaikota Surakarta. ASEAN Para Games ke-11 ini akan berlangsung pada 30 Juli-6 Agustus 2022 dan mempertandingkan sebanyak 14 cabang olahraga.
Menurut Yudha, atlet difabel Indonesia semakin termotivasi lantaran bertanding di hadapan pendukung sendiri. Yudha yakin masyarakat Kota Surakarta dan sekitarnya akan berbondong-bondong menyaksikan sekaligus mendukung perjuangan para atlet.
Selain itu, kata Yudha, para atlet Indonesia sudah haus dan tidak sabar untuk mencicipi atmosfer pertandingan level internasional. ASEAN Para Games kali ini merupakan yang pertama sejak lima tahun lalu.
Setelah ASEAN Para Games 2017, pandemi Covid-19 melanda dunia sehingga mengakibatkan ASEAN Para Games 2020 yang seharusnya dilaksanakan di Filipina menjadi dibatalkan. Kemudian, Vietnam yang seharusnya menjadi tuan rumah ASEAN Para Games 2021 pun menyatakan tidak sanggup.
Melihat kondisi itu, Indonesia menawarkan diri menjadi tuan rumah menggantikan Vietnam agar para atlet difabel tetap memiliki kesempatan untuk mengasah pengalaman bertanding mereka.
”Sempat kecewa karena kami, kan, sudah latihan berbulan-bulan, tetapi ASEAN Para Games ditunda berkali-kali. Namun, dengan adanya kepastian ASEAN Para Games kembali ada di Indonesia, tentunya membuat kami jadi lebih bersemangat,” kata Yudha.
Sementara itu, Zainudin menyampaikan, persiapan Indonesia menjadi tuan rumah ASEAN Para Games tergolong sangat singkat dan mendadak. Itu karena kepastian penunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah pengganti Vietnam baru diketahui pada Februari 2022.
Alhasil, dalam jangka waktu lima bulan, Pemerintah Indonesia harus segera menyiapkan arena pertandingan untuk ASEAN Para Games. ”Oleh karena itu, pemerintah berharap apa yang sudah dipersiapkan sebaik-baiknya bisa menghasilkan hasil maksimal, yaitu kita harus juara umum,” kata Zainudin.
Pemerintah berharap apa yang sudah dipersiapkan sebaik-baiknya bisa menghasilkan hasil maksimal, yaitu kita harus juara umum.
Pada ASEAN Para Games nanti, Thailand akan menjadi penantang serius Indonesia. Negeri ”Gajah Putih” itu selama ini memiliki sistem pembinaan atlet difabel yang kuat dan terstruktur. Kontingan Thailand juga berkali-kali menjadi juara umum ASEAN Para Games. Sementara Indonesia baru dua kali berhasil menjadi juara umum, yaitu pada ASEAN Para Games Naypyidaw di Myanmar tahun 2013 dan ASEAN Para Games 2017 di Kuala Lumpur.
Meski menyadari kekuatan Thailand, Ketua Umum Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia Senny Marbun tetap optimistis kontingen Indonesia akan mampu mengulangi pencapaian di Malaysia. Itu karena persiapan atlet Indonesia sudah sangat lama dan matang.