Pengalaman Solo Jadi Kunci Kesiapan Penyelenggaraan
Kota Solo mempersiapkan penyelenggaraan ASEAN Para Games dalam waktu hanya lima bulan. Pengalaman Solo sebagai tuan rumah pada tahun 2011 menjadi kunci kesiapan penyelenggaraan dalam waktu singkat
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Mempersiapkan ASEAN Para Games dalam waktu singkat bukanlah perkara yang mudah. Namun, Kota Solo mampu melakukannya. Semua itu ditopang pengalaman Solo yang pernah menjadi tuan rumah ASEAN Para Games 2011.
Kota Solo resmi ditunjuk sebagai tuan rumah ASEAN Para Games pada Februari 2022, menggantikan Vietnam yang menyatakan tidak bersedia. Dengan begitu, hanya tersedia waktu lima bulan bagi Kota Solo untuk mempersiapkan diri menggelar ajang multicabang atlet disabilitas dua tahunan tersebut.
Dalam waktu sesingkat itu, persiapan Solo satu pekan menjelang pembukaan ASEAN Para Games disebut sudah mencapai tahap akhir. Semua arena pertandingan ke-14 cabang olahraga sudah rampung direnovasi dan hanya perlu perbaikan kecil. Selain Solo, beberapa arena pertandingan tersebar sebagian di Kabupaten Sukoharjo, Karanganyar, dan Semarang.
"Jadi sebenarnya walaupun dalam waktu yang singkat kita ditunjuk untuk menjadi tuan rumah, tetapi karena kesiapan infrastruktur yang ada dan kesiapan SDM, kita tidak kaget lagi," kata Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, dalam diskusi daring membahas persiapan Kota Solo menjadi tuan rumah ASEAN Para Games, Rabu (20/7/2022), di Jakarta.
Solo dikenal sebagai kota yang ramah bagi kaum difabel. Hal itu pula yang membuat pemusatan latihan atlet-atlet difabel Indonesia dipusatkan di Solo sejak dulu.
Maka dari itu, menurut Zainudin, Solo cenderung tidak menghadapi kendala berarti selama mempersiapkan diri menjadi tuan rumah. ASEAN Para Games akan dimulai sejak 30 Juli hingga 6 Agustus mendatang. Lebih dari 1.200 atlet difabel akan bersaing menjadi yang terbaik.
Berbekal pengalaman dan reputasi Solo sebagai kota ramah difabel, pemerintah berharap Indonesia bisa sukses dalam penyelenggaraan, prestasi, administrasi, dan ekonomi. "Setelah penyelenggaraan, kita tidak mau ada masalah-masalah administrasi yang mengakibatkan kita kena masalah. Belajar dari beberapa kejadian dulu, selesai kegiatan administrasinya tidak beres bahkan sampai bermasalah hukum," kata Zainudin.
Sebagaimana Zainudin, Wali Kota Solo yang juga Ketua Indonesia ASEAN Para Games Organizing Comittee (INASPOC), Gibran Rakabuming Raka mengatakan, pengalaman menjadi tuan rumah ASEAN Para Games 2011 menjadikan Solo lebih siap menggelar ajang serupa pada tahun ini.
Gibran menargetkan Solo bisa merasakan dampak dari penyelenggaraan ASEAN Para Games dari sisi perekonomian. Ia berharap pemulihan perekonomian Solo yang terpukul oleh pandemi Covid-19 dapat dirasakan semua lapisan masyarakat. "Entah dari UMKM, hotel, atau rental mobil. Jadi, Insya Allah semua kecipratan," kata Gibran.
Juara umum
Sebagai tuan rumah, Indonesia berniat mempertahankan gelar juara umum ASEAN Para Games yang diraih pada 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Saat itu, Indonesia keluar sebagai juara umum dengan 126 medali emas, 75 perak, dan 50 perunggu.
Ketua Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia, Senny Marbun, menargetkan para atlet Indonesia meraih 104 medali emas untuk mempertahankan gelar juara umum.
Senny optimistis target tersebut dapat terealisasi, mengingat pemusatan latihan atlet para Indonesia telah dilaksanakan di Solo sejak Januari 2022. Dengan begitu, pengurus NPC lebih mudah memantau perkembangan atlet dan sejauh mana batasan yang telah mereka lampaui.
Kami lebih siap tahun ini dibandingkan tahun 2011.
"Kami lebih siap tahun ini dibandingkan tahun 2011," kata Senny. Kendati pernah menjadi tuan rumah pada edisi 2011, Indonesia kala itu gagal menjadi juara umum setelah hanya berada di peringkat kedua, di bawah Thailand. Sejak ASEAN Para Games dilaksanakan pada 2001, Indonesia sudah dua kali menjadi juara umum, yaitu pada 2014 di Naypyidaw, Myanmar, dan 2017 di Kuala Lumpur.
Atlet para tenis meja Indonesia, David Jacobs, menyampaikan, setiap atlet pasti termotivasi kala bermain di negaranya sendiri. Oleh karena itu, David menyebut para atlet difabel Indonesia sangat antusias menyambut ASEAN Para Games di Solo.
"Harapannya pasti siap untuk bisa merebut medali emas. Namun, kembali lagi kita sebagai atlet tidak boleh lengah dan sombong agar bisa meraih target," katanya.