Lebanon menjuarai ”grup neraka” Piala Asia FIBA yang dihuni tim-tim besar, seperti Filipina dan Selandia Baru. Indonesia akan menghadapi tim kuda hitam itu jika mampu melewati hadangan China, Senin ini.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Lebanon melaju ke perempat final Piala Asia FIBA 2022 sebagai juara Grup D. Mereka bahkan menyapu bersih seluruh laga di ”grup neraka” itu dengan kemenangan, termasuk atas dua raksasa, Filipina dan Selandia Baru. Lebanon kini menjelma salah satu kejutan terbesar di turnamen bola basket itu.
Lebanon menyempurnakan rekor menawannya di penyisihan grup setelah mengalahkan India, 104-63, di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (17/7/2022). Padahal, pada laga itu, Lebanon tampil tanpa point guard andalannya, Wael Arakji, yang diistirahatkan.
Tim peringkat ke-54 dunia itu sebelumnya menaklukkan dua tim yang peringkatnya di atas mereka. Lebanon melibas Filipina, 95-80, dan mengalahkan Selandia Baru, 86-72.
”Kami menyudahi babak grup dengan cara terbaik. Kami menang atas India dengan membagi menit yang rata ke semua pemain. Ini hal terpenting. Kami bisa menatap perempat final tanpa ada pemain yang cedera,” kata Pelatih Lebanon Jad El Hajj.
Sebanyak enam pemain Lebanon mencetak dua digit angka ke keranjang India. Salah satu dari mereka adalah forward berusia 19 tahun, Yousef Khayat. Ia tampil dominan dengan 15 poin, 3 steal, dan 2 blok selama 26 menit.
Kedalaman tim merupakan salah satu kunci kesuksesan Lebanon pada awal turnamen kali ini. Khayat, yang berperan sebagai pemain cadangan, selalu bisa memberi kontribusi maksimal ketika diturunkan. Pebasket dengan tinggi 2,03 meter yang bermain di tim Perancis, Limoges CSP, itu menjadi ”senjata rahasia” Lebanon.
Mereka menunggu pemenang dalam laga kualifikasi antara tim tuan rumah, Indonesia, dan China, Senin pukul 17.30 WIB ini. El Hajj akan menyaksikan langsung laga itu untuk memantau calon lawan timnya.
Tiga pemain di skuad inti, yaitu Arakji; forward veteran, Hayk Gyokchyan; dan pemain naturalisasi, Jonathan Arledge; juga berperan besar untuk tim tersebut. Mereka menyumbang angka gabungan rerata 55,2 poin di setiap gim. Arakji, yang berperan sebagai ”jenderal lapangan”, adalah pemain yang paling spesial. Ia menyumbang rerata 22,5 poin, 5,5 asis, dan 2 steal.
Di atas tim Asia
Pelatih India Veselin Matic mengatakan, level permainan Lebanon kini ada di atas tim-tim Asia. Perbedaan kualitas itulah yang membuat timnya tak mampu bersaing sejak menit pertama. Mereka tertinggal, 23-57, pada paruh pertama.
Kesenjangan itu tampak jelas dari jumlah kehilangan penguasaan bola atau turnover. India melakukan 26 kali turnover, dua kali lebih banyak dibandingkan Lebanon. Lebanon memanfaatkan kesalahan India itu menjadi 44 poin.
”Kami bermain buruk dalam hal turnover. Jumlah turnover kami sangat tinggi untuk bisa memenangi laga. Lebanon berhasil memanfatkan itu. Belum lagi, akurasi tembakan lawan sangat baik (59 persen),” ucap Matic.
Saat ini, Lebanon belum mendapat lawan di babak perempat final. Mereka menunggu pemenang dalam laga kualifikasi antara tim tuan rumah, Indonesia, dan China, Senin pukul 17.30 WIB ini. El Hajj akan menyaksikan langsung laga itu untuk memantau calon lawan timnya.
”China adalah tim dengan gelar Piala Asia terbanyak. Sementara Indonesia akan memainkan pertandingan terbesar dalam sejarah bola basket mereka. Pastinya, laga itu akan berlangsung ramai dengan dukungan besar dari penonton. Saya pasti akan berada di sana,” ucap El Hajj.
Adapun India mengakhiri Piala Asia 2022 sebagai juru kunci Grup D. Mereka kalah telak tiga kali beruntun, yaitu dari Lebanon, Selandia Baru, dan Filipina. Tim muda dengan rata-rata usia pemain 23 tahun itu tampak lugu untuk bersaing di grup neraka. Sejumlah pemain yang disiapkan untuk menjadi tulang punggung masa depan tim itu lantas akan dievaluasi.
Pengalaman penting
Menurut Matic, pengalaman itu sangat penting untuk masa depan tim India. ”Pengalaman ini sangat penting untuk para pemain. Ke depan, ada pemain yang akan tetap berada dalam tim ini, ada pula yang tidak. Saya sudah melihat siapa yang akan menjadi bagian dari masa depan kami,” ucap Matic yang kecewa dengan kiprah timnya.
Ia agak kecewa dengan kedisiplinan pemain India sebelum laga melawan Lebanon. Pada malam sebelumnya, dia meminta semua pemain untuk bangun dan sarapan lebih awal, pukul 08.00 WIB. Namun, hanya dua pemain senior yang datang tepat waktu. ”Ketika Anda bermain di pagi hari, Anda harus bersiap lebih cepat,” pungkasnya.