Performa Positif dari Tunggal Putra dan Ganda Putri
Tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, dan ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia menembus final Singapura Terbuka 2022. Mereka berpeluang menambah gelar untuk Indonesia menyusul ganda putra yang sudah pasti.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
SINGAPURA, SABTU — Performa memukau ditunjukkan tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, dan ganda putri, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, yang menembus final Singapura Terbuka 2022. Kedua wakil Indonesia itu berpeluang menambah gelar untuk Indonesia menyusul gelar ganda putra yang sudah pasti direbut tim Merah-Putih.
Anthony yang menjadi unggulan keempat Singapura Terbuka menundukkan pebulu tangkis tuan rumah, Loh Kean Yew, 21-17, 21-14, dalam semifinal, Sabtu (16/7/2022). Kunci kemenangan Anthony karena perubahan pola permainan. Dia bermain dengan bola-bola lambung dan pukulan menyilang saat mengandaskan wakil Malaysia, Ng Tze Yong, 21-15, 21-12, dalam perempat final, Jumat (15/7/2022).
Pada laga menghadapi Loh, dia balik ke pakem andalannya berupa bola-bola cepat dan permainan net dengan selingan pukulan tipuan. ”Strategi saya tadi untuk meredam kecepatan Loh. Pastinya mencoba buat menyerang duluan dan memegang kendali permainan dari depan net. Jadi, dari situ, Loh juga kurang bisa menerapkan permainan menyerangnya,” ujar Anthony kepada tim Humas dan Media PP PBSI.
Kemenangan itu membawa Anthony yang berperingkat keenam dunia ini mencapai final pertamanya dalam tur dunia tahun ini. Dari sembilan kejuaraan sebelum Singapura Terbuka, prestasi terbaik Anthony semifinalis Indonesia Masters 2022 di Jakarta (7-12 Juni) dan Swiss Terbuka di Basel (22-27 Maret).
Pada final Singapura Terbuka, Minggu (17/7/2022), Anthony berjumpa pebulu tangkis Jepang, Kodai Naraoka. Keduanya belum pernah berjumpa di ajang resmi. Akan tetapi, di atas kertas, Anthony berpeluang mengatasi Naraoka yang berperingkat ke-43 dunia.
Besok lawan Kodai (Naraoka) di final, ya, nanti lihat lagi rekaman videonya. Ini juga karena pertemuan pertama saya. Jadi, belum tahu juga permainan dia seperti apa.
”Besok lawan Kodai (Naraoka) di final, ya, nanti lihat lagi rekaman videonya. Ini juga karena pertemuan pertama saya. Jadi, belum tahu juga permainan dia seperti apa. Cuma nanti pasti diskusi juga sama pelatih untuk menerapkan strategi seperti apa besok. Semoga besok bisa bermain dengan baik,” kata Anthony.
Apriyani/Fadia turut melangkah ke final seusai mengalahkan pasangan Thailand, Supissara Paewsampran/Puttita Supajirakul, 19-21, 21-13, 21-19, dalam semifinal. Bagi Apriyani yang baru berganti pasangan sehabis All England 2022, yakni dari Greysia Polii yang pensiun per 12 Juni 2022 ke Fadia, itu menjadi grafik cukup konsisten untuk proses transformasi yang sedang dijalaninya.
Setidaknya, dari empat kejuaraan sebelum Singapura Terbuka, Apriyani/Fadia sukses menjuarai Malaysia Terbuka 2022 di Kuala Lumpur (28 Juni-3 Juli) dan runner-up Indonesia Masters 2022. Jika terus menunjukkan performa positif, bukan tidak mungkin Apriyani/Fadia yang berperingkat ke-62 dunia merangsek ke jajaran elite dunia dalam waktu dekat.
”Ya, rahasianya enggakada, sih (bisa menembus final dalam tiga kejuaraan terakhir). Kami mau setiap pertandingan, mau ambil prestasi terus. Jadi, kayak ada selalu mau prestasi saja. Setiap atlet kan pasti setiap pertandingan mau berprestasi,” kata Apriyani
Kesempatan terbuka lebar dalam final Singapura Terbuka. Apriyani/Fadia akan bertemu pasangan China, Zhang Shu Xian/Zheng Yu. Memang Zhang/Zheng menjadi unggulan kelima Singapura Terbuka. Namun, dari rekor pertemuan, Apriyani/Fadia unggul 2-0 atas pasangan peringkat 19 dunia tersebut. Mereka menang dalam final Malaysia Terbuka 2022 (3 Juli) dan dalam 16 besar Indonesia Terbuka 2022 di Jakarta (16 Juni).
Fadia yang merasakan sakit di tumit kiri pun coba tidak memedulikan rasa sakit itu demi menjuarai Singapura Terbuka. ”Puji syukur bisa dua kali ke final dalam tiga turnamen. Saya besok di final tetap akan ngotot dan semangat untuk menampilkan yang terbaik. Tumit saya memang sudah terasa sakit dari Malaysia. Terasa sakit saat mengambil bola yang datangnya mengentak. Tetapi, meski sakit, saya tetap memaksakan diri untuk ngotot dan tampil habis-habisan,” kata Fadia.
Pelatih ganda putri Eng Hian mengatakan, Apriyani/Fadia sudah menunjukkan kapasitas yang diharapkan. Eng Hian siap menyusun program berikutnya agar Apriyani/Fadia bisa berprestasi di kejuaraan level lebih tinggi. ”Saya kira, ke depan, Apriyani/Fadia lebih baik tampil di turnamen level super 500 ke atas. Dengan begitu, kami tinggal menjaga performa dan persiapannya karena tahu standarnya,” terangnya.
Jaga grafik positif
Pasangan ganda putra Indonesia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menjaga grafik positif mereka. Mereka lolos ke final Singapura Terbuka seusai mengalahkan wakil Indonesia lainnya, Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani 21-11, 21-7 dalam laga semifinal.
Pada final, Fajar/Rian akan berhadapan dengan pasangan muda Indonesia Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin. Leo/Daniel menang atas pasangan kawakan Merah-Putih, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, 9-21, 21-18, 22-20 dalam semifinal.
Fajar/Rian punya motivasi tinggi memperkokoh posisi di urutan pertama ganda putra tur dunia tahun ini setelah meraih tiga gelar juara, tiga kali runner-up, dan sekali semifinalis dari 10 kejuaraan sebelum Singapura Terbuka. Prestasi terbaru mereka sebelum ini, yaitu juara Malaysia Masters 2022 di Kuala Lumpur (5-10 Juli).
”Besok final lawan Leo/Daniel, mereka juga teman dan satu tempat latihan. Jadi, sudah paham keunggulan dan kelemahan masing-masing. Yang pasti, kami mau jadi yang terbaik. Kami tampil terus menerus dalam tiga minggu, memang bukan alasan tapi pasti ada turun fisiknya. Tapi, namanya sudah final, habisin saja yang ada,” tutur Fajar.
Meski demikian, Leo/Daniel yang dijuluki ”The Babies” bisa merepotkan Fajar/Rian. Paling tidak, dari tiga pertemuan sebelumnya, Leo/Daniel unggul 2-1. ”Setelah SEA Games di Hanoi, kini, kami bisa ke final lagi. Bisa jadi kami diuntungkan karena memiliki kebugaran yang lebih baik dibanding pemain lain yang sudah turun bertanding di Malaysia Terbuka dan Malaysia Masters. Jadi, keuntungan ini benar-benar kami manfaatkan (di final nanti),” kata Daniel.