Bolden Mengubah Segalanya
”Center” Marques Bolden mengubah peruntungan Indonesia sebagai tim yang tidak diunggulkan. Bolden menunjukkan kualitas sebenarnya saat melawan Arab Saudi.
JAKARTA, KOMPAS — Center naturalisasi Marques Bolden (24) membuktikan dirinya adalah sosok yang dinantikan tim nasional bola basket Indonesia selama ini. Pemain setinggi 2,08 meter itu memanggul timnas untuk meraih kemenangan perdana di Piala Asia FIBA 2022.
Bolden menunjukkan dominasi mutlak lewat 32 poin, 16 rebound, dan 6 blok saat Indonesia menang atas Arab Saudi, 80-54, dalam laga babak Grup A di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (12/7/2022). Dia mendapat tepuk tangan meriah dari ribuan penonton ketika diganti jelang akhir kuarter keempat.
Rasanya sangat luar biasa bisa bermain pertama kali di depan pendukung Indonesia setelah penantian sekian lama. Saya merasa terhormat bisa merepresentasikan negara ini dan disambut dengan sangat baik oleh para penonton.
”Rasanya sangat luar biasa bisa bermain pertama kali di depan pendukung Indonesia setelah penantian sekian lama. Saya merasa terhormat bisa merepresentasikan negara ini dan disambut dengan sangat baik oleh penonton,” ujar Bolden yang pernah bermain untuk tim NBA Cleveland Cavaliers itu.
Baca juga: Skenario Terbaik Indonesia Lolos Delapan Besar dan Meraih Tiket Piala Dunia
Bolden dengan tubuh menjulang nan atletis begitu mudah mencetak poin di area dalam lawan. Center lawan setinggi 2,06 meter, Mohammed Almarwani, tidak mampu meredamnya dalam duel di bawah keranjang. Bolden pun berkali-kali melakukan dunk dari kuarter awal hingga akhir.
Tim tamu mengganti strategi bertahan setelah tertinggal 13-18 di kuarter pertama. Mereka memainkan pertahanan zona untuk membatasi ruang gerak Bolden. Namun, berkat aliran bola cepat, pemain timnas lain tetap bisa mencari ruang kosong untuk Bolden.
Indonesia pun selalu bisa unggul dari awal hingga akhir laga. Kedigdayaan timnas di area dalam terpancar jelas dalam catatan statistik. Indonesia menghasilkan 44 poin di area berwarna atau paint area saat Arab Saudi hanya bisa mencatat 14 poin.
Baca juga: Timnas Basket Indonesia Mencari Berkah Terselubung
Pelatih Arab Saudi Mohamed Mounir Youssef Elkerdany berkata, anak asuhnya memang tampil di bawah standar. ”Tetapi pembeda terbesar dalam laga ini adalah Bolden. Dia bisa menyulitkan kami saat menyerang dan bertahan,” ujarnya.
Di sisi lain, Bolden juga benar-benar mampu menjadi pelindung keranjang timnas. Dia menghasilkan 6 blok dari total 7 blok yang dicatatkan timnas. Adapun seisi tim Arab Saudi hanya berhasil menciptakan 2 blok.
Blok yang dilakukan pemain Amerika Serikat itu selalu mengena telak sehingga berhasil menjatuhkan mental lawan. Wajar saja jika penonton di Istora bersorak ”MVP... MVP...” (most valuable player/pemain terbaik) saat Bolden mengeksekusi lemparan bebas pada kuarter ketiga.
Peruntungan berubah
Peruntungan timnas pun berubah drastis. Tanpa Bolden, Indonesia dikalahkan Arab Saudi dua kali beruntun di kualifikasi Piala Dunia. Salah satu kekalahan itu terjadi di Istora, pekan lalu, saat timnas menyerah 67-69 dari pasukan ”Timur Tengah” tersebut.
Adapun dalam dua kekalahan itu, Indonesia kemasukan rerata 48 poin dari paint area. Keunggulan Arab Saudi tersebut berubah jadi kelemahan utama mereka dengan kehadiran Bolden.
Baca juga: Sehari Jelang Piala Asia, Rajko Toroman Mengundurkan Diri
”Bolden punya peran sangat besar dalam tim ini. Kami kekurangan pemain yang punya ukuran sepertinya selama ini. Sekarang dengan dia, Derrick (Michael) dan Vincent (Kosasih), kami lebih baik. Kami bisa bersaing saat menyerang dan bertahan, juga tetap konsisten ketika rotasi,” kata kapten timnas, Arki Dikania Wisnu.
Menariknya lagi, Indonesia belum pernah kalah dalam agenda internasional ketika Bolden bermain. Dia berhasil mengatar timnas menang atas Vietnam dan Filipina di SEA Games Vietnam 2021 yang berujung emas pertama Indonesia di ajang tersebut. Timnas juga menang empat kali beruntun lawan tim Liga Australia, NBL One.
Selain Bolden, tiga pemain timnas juga berkontribusi maksimal lewat sumbangan poin dua digit, yaitu Abraham Damar Grahita (13 poin), Andakara Prastawa (10 poin), dan Brandon Jawato (10 poin). Di sisi lawan, hanya Mohammed Almarwani (15 poin) yang mampu mencetak dua digit angka.
Lihat juga: Indonesia Kalahkan Arab Saudi
Tidak runtuh
Kemenangan timnas memperlihatkan moral pemain tidak runtuh setelah ditinggal pelatih kepala Rajko Toroman, pada sehari sebelum Piala Asia. Bolden dan rekan-rekan tetap fokus sepanjang laga di bawah kepemimpinan Milos Pejic, pelatih yang sempat menjabat asisten Toroman.
Toroman berkata, sebelum mengundurkan diri, Bolden merupakan bagian terpenting dalam timnas. Sang center tidak hanya unggul dari sisi fisik dan teknik. Bolden juga punya kecerdasan tinggi dalam memahami permainan. Dia mendapatkan banyak ilmu dari pelatih legendaris Mike Krzyzewski atau Coach K saat bermain di Universitas Duke (2016-2019).
Lewat hasil ini, Indonesia memimpin klasemen sementara Grup A. Tuan rumah unggul selisih skor atas tim juara bertahan Australia. Adapun Australia menaklukkan Jordania 78-60 pada Selasa siang.
Center Australia yang merupakan mantan pemain NBA, Thon Maker (25), tampil impresif dengan mencetak 23 poin selama 24 menit bermain. Menurut Maker, mereka sama sekali tidak merasa tertekan dengan status juara bertahan meskipun rata-rata usia tim sangat muda, 24 tahun.
Baca juga: Bintang Bola Basket Asia Menyerbu Jakarta
”Kami hanya menaruh beban terhadap diri kami untuk lebih baik di setiap latihan dan pertandingan. Jadi, fokus kami hanya masuk ke lapangan dan membuat kemajuan. Dengan pemain muda ini, saya lebih banyak menjalani peran sebagai veteran,” kata Maker.
Indonesia selangkah lebih dekat dengan target lolos ke delapan besar. Selanjutnya, anak asuh Pejic akan berhadapan dengan Jordania pada Kamis sore dan Australia pada Sabtu sore. Mereka butuh mencapai target itu demi bisa lolos langsung ke Piala Dunia 2023 yang juga akan berlangsung di Indonesia.