Pendataan sistem peringkat atlet taekwondo di seluruh daerah diharapkan bisa memacu prestasi nasional. Terobosan baru lewat digitalisasi di dunia olahraga Tanah Air ini bisa jadi contoh cabang lain.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
KELVIN HIANUSA
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali (tengah), Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia Marciano Norman (kiri), dan Ketua Umum PB TI Letjen TNI (Purn) HM Thamrin Marzuki meresmikan Taekwondo Indonesia Integrated System (TIIS) di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu (6/7/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Pengurus Besar Taekwondo Indonesia meluncurkan sistem layanan digital terintegrasi untuk mendata peringkat atlet di seluruh Indonesia. Digitalisasi ini diharapkan bisa menyeleksi taekwondoin terbaik untuk masuk pemusatan latihan nasional serta memacu semangat atlet muda dan daerah.
Platform bernama Taekwondo Indonesia Integrated System (TIIS) itu resmi diluncurkan di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu (6/7/2022). TIIS diresmikan bersama oleh Menteri Pemuda dan Olaharga Zainudin Amali, Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia Marciano Norman, dan Ketua Umum PB TI HMThamrin Marzuki.
TIIS akan menampung data dari sekitar 300.000 atlet taekwondo di seluruh Indonesia, mulai dari pra-kadet, yunior, hingga senior. Mereka akan diurutkan berdasarkan poin yang didapatkan lewat kejuaraan. Semakin sering mengikuti kejuaraan dan menang, peringkat atlet akan semakin tinggi.
”Setiap ikut kejuaraan akan ada poin, tergantung tingkatan dan sebesar apa ajang itu. Sebelumnya, kan, tidak terdata. Tentunya ini bisa memacu atlet, tertutama di daerah, untuk lebih sering ikut kejuaraan. Karena ada poin dan terpantau,” ucap Thamrin.
KELVIN HIANUSA
Menteri Pemuda dan Olaharga Zainudin Amali ketika menghadiri peresmian Taekwondo Indonesia Integrated System (TIIS) di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu (6/7/2022).
Menurut Thamrin, pemilihan atlet di pemusatan latihan nasional juga akan mengacu terhadap peringkat di TIIS. Taekwondoin dengan peringkat terbaik akan dipanggil untuk menjalani seleksi di Jakarta.
Pemeringkatan ini bisa memperlihatkan konsistensi atlet selama periode tertentu, dan perkembangan atlet potensial dari ajang ke ajang. Sebelum ini, biasanya pemanggilan atlet berdasarkan hasil di kejuaraan skala nasional, seperti Pekan Olahraga Nasional (PON).
Selain peringkat, TIIS juga mendata kualitas performa atlet, terutama atlet pelatnas. Mulai dari teknik, stamina, hingga kualitas nutrisi secara berkala. Program yang sedang dijalani atlet pun bisa dipantau. Pengurus provinsi akan terlibat dalam pendataan atlet daerah.
”Sesuai DBON (Desain Besar Olahraga Nasional), kami kan perlu mencari dan mengembangkan atlet muda. Nah dengan ini, kami bisa memonitor bakat atlet muda. Dari yunior sampai senior semua bisa terpantau, hari ke hari,” pungkas Thamrin.
KELVIN HIANUSA
Menteri Pemuda dan Olaharga Zainudin Amali (tengah), Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia Marciano Norman (kiri), dan Ketua Umum PB TI Letjen TNI (Purn) HM Thamrin Marzuki, setelah meresmikan Taekwondo Indonesia Integrated System (TIIS) di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu (6/7/2022).
Menpora berkata, TIIS ini merupakan salah satu perwujudan UU No 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan. Di dalam UU itu, pengurus cabang olahraga diminta melakukan sistem pendataan terpadu untuk memotret pembinaan dari hulu ke hilir.
”Ini satu cara kita mengubah paradigma tentang pembinaan olahraga. Sebab semua hal transparan, termonitor, dan akuntabel. Tidak bisa lagi berekayasa untuk pengiriman atlet di single event atau multi event, atau berdasarkan suka dan tidak suka,” ujar Amali.
Sesuai DBON, kami kan perlu mencari dan mengembangkan atlet muda. Nah dengan ini, kami bisa memonitor bakat atlet muda.
Amali pun akan meminta seluruh cabang prioritas DBON untuk membuat sistem serupa. ”Kami akan, dalam tanda kutip, memaksa cabang lain. Supaya mereka bisa memantau. Kita tidak bisa lagi memantau dengan cara konvensional,” tambahnya.
Adapun taekwondo merupakan salah satu dari 14 cabang prioritas DBON. Cabang-cabang olahraga ini dijadikan prioritas oleh Kemenpora untuk berprestasi di Olimpiade. Dengan digitalisasi, PB TI berharap bisa muncul bakat yang bisa mencapai level Olimpiade.
DOKUMENTASI PBTI
Atlet taekwondo poomsae Indonesia, Andi Sultan, berlaga pada perebutan posisi ketiga kategori Individual Freestyle Under 17 dalam Kejuaraan Taekwondo Poomsae Dunia 2022 Goyang, Korea Selatan, 24 April 2022. Andi merebut perunggu pada ajang itu.
Selain pendataan peringkat atlet, TIIS juga akan berguna untuk layanan administrasi kegiatan taekwondo. Mulai dari ujian kenaikan tingkat (UKT), pembayaran iuran, hingga kegiatan pendidikan dan latihan. Semuanya diharapkan lebih cepat dan efektif karena tidak perlu lagi melewati birokrasi konvensional.
Misalnya saja UKT. Pemberian sertifikat nasional biasanya harus menunggu sampai hitungan bulan. Dengan TIIS, wasit bisa langsung memasukkan nilai itu ke dalam platform. Setelah melewati nilai kelulusan, sertifikat elektronik langsung bisa diunduh.
Sementara itu, PB TI juga berencana menghasilkan keuntungan dari platform tersebut. Mereka ingin bekerja sama dengan perbankan untuk masalah pembayaran iuran. Dengan anggota ratusan ribu, mereka sangat berpotensi untuk menggaet kerja sama dengan pihak lain.
Adapun keuntungan itu bisa digunakan untuk mengirim atlet nasional bertanding di luar negeri. Minimnya pertandingan internasional akibat kekurangan dana selalu jadi masalah PB TI. Perkembangan taekwodoin pun terhambat.