Risiko menjalani jadwal turnamen padat dialami semua pebulu tangkis, termasuk pasangan baru, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti. Mereka berusaha tetap fokus meski tubuh lelah.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
KUALA LUMPUR RABU - Tahap awal berpasangan menjadi tahap yang berat bagi Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti. Selain harus saling menyesuaikan diri untuk menghadapi pasangan top dunia, mereka dihadapkan pada jadwal padat dalam turnamen BWF World Tour level tinggi.
Setelah Indonesia Terbuka dan Indonesia Masters di Jakarta, 7-19 Juni, mereka bersaing di Malaysia Terbuka, Malaysia Masters, Singapura Terbuka, dan Taiwan Terbuka dalam sebulan beruntun sejak 28 Juni. Penampilan pada Malaysia Masters, 5-10 Juli, terjadi setelah menjuarai Malaysia Terbuka, pekan lalu.
Berselang tiga hari setelah meraih gelar juara, Apriyani/Fadia, memulai penampilan pada Malaysia Masters di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Rabu (6/7/2022), dengan melawan Supissara Paewsampran/Puttita Supajirakul. Mereka menang 21-13, 21-10 dan akan berhadapan dengan unggulan kedelapan, Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva.
“Jujur, memang sulit untuk menjaga pikiran dalam kondisi lelah, tetapi, ini sudah menjadi tanggung jawab kami. Jadi, kami harus pintar membawa diri. Turnamen lain sudah lewat. Hari ini, kami memulai lagi dari nol,” kata Apriyani.
Untuk menyiasati fisik dan mental yang lelah, Apriyani mengatakan, mereka harus menjaga fokus dan memaksa badan tetap bergerak. Cara itu mereka terapkan saat melawan Paewsampran/Supajirakul. Apriyani/Fadia berusaha menjaga momentum untuk terus menekan dan tidak kehilangan fokus.
Selain Apriyani/Fadia, ganda putri Indonesia lain yang lolos ke babak kedua adalah Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi. Mereka menyusul langkah ganda putri lainnya, Febby Valencia Dwijayanti Gani/Ribka Sugiarto, yang memenangi babak pertama pada pertandingan Selasa.
Pada tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting harus melalui laga sulit pada babak pertama ketika berhadapan dengan Kenta Nishimoto. Anthony kesulitan beradaptasi dengan embusan angin yang membuatnya tak bisa mengontrol permainan pada salah satu sisi lapangan. Anthony pun menang dengan selisih skor tipis 8-21, 21-14, 22-20.
Sementara, Jonatan Christie gagal memanfaatkan keunggulan pada gim ketiga ketika berhadapan dengan Wang Tzu Wei (Taiwan). Jonatan kalah 21-16, 18-21, 25-27 setelah unggul 14-9 pada gim ketiga. Tunggal putra nomor dua Indonesia itu juga membuat empat match point, tetapi akhirnya kalah dalam pertandingan selama satu jam 33 menit.
Jujur, memang sulit untuk menjaga pikiran dalam kondisi lelah, tetapi, ini sudah menjadi tanggung jawab kami.
Jonatan tak hanya gagal memanfaatkan keunggulan atas Wang, dia pun tak bisa memanfaatkan peluang untuk melangkah lebih jauh dari semifinal pada Malaysia Terbuka, pekan lalu. Peluang ini terbuka setelah mundurnya tunggal putra nomor satu dunia, Viktor Axelsen, dan andalan tuan rumah, Lee Zii Jia, dari turnamen karena kelelahan.
Namun, seperti dikatakan Anthony, yang dikalahkan Axelsen pada perempat final Malaysia Terbuka, situasi tersebut bukan berarti mempermudah jalannya untuk menjadi juara. Dia mengatakan, persaingan tetap ketat sehingga harus terus tampil dengan maksimal pada setiap laga. Itu terbukti dengan perlawanan ketat yang diberikan Nishimoto pada babak pertama.
"Saya tidak terlalu memikirkan mundurnya Axelsen dan Lee. Perjalanan dari babak pertama saja sudah ketat. Semua punya kesempatan yang sama,” kata Anthony yang akan berhadapan dengan Parupalli Kashyap (India) pada babak kedua.
Dari tunggal putri, Putri Kusuma Wardani masih harus banyak belajar untuk tampil dalam persaingan turnamen BWF World Tour. Mendapat tempat pada babak utama setelah lolos dari fase kualifikasi, Putri kalah pada babak pertama dari Zhang Yi Man (China) 21-23, 14-21. Pekan lalu, Putri juga kalah pada babak pertama Malaysia Terbuka saat melawan Line Hoejmark Kjaersfeldt.