Demi mencetak banyak gol atas Brunei, Pelatih Indonesia Shin Tae-yong mengambil risiko. Ia tidak mengistirahatkan pemain kuncinya secara penuh. Padahal, kebugaran mereka sangat dibutuhkan guna melawan tim kuat, Thailand.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Tim nasional sepak bola Indonesia menang telak, 7-0, atas Brunei Darussalam pada penyisihan grup Piala AFF U-19, Senin (4/7/2022) malam. Namun, capaian itu mengundang risiko terkurasnya stamina dan fisik para pemain kunci. Padahal, kebugaran fisik dan stamina mereka sangatlah diperlukan untuk menghadapi Thailand di laga selanjutnya.
Pada laga di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, itu, Pelatih Indonesia Shin Tae-yong menurunkan para pemain kunci tim ”Garuda Muda”, seperti Marselino Ferdinan, Ronaldo Kwateh, Hokky Caraka, dan Arkhan Fikri, sejak menit pertama. Padahal, secara kualitas, Brunei sebetulnya jauh berada di bawah Indonesia.
Pilihan itu dilakukan untuk mengejar jumlah gol sebanyak mungkin. Maka, susunan pemain yang ditampilkan Shin saat itu hampir sama seperti saat ditahan imbang Vietnam, 0-0, pada laga perdana Grup A.
Shin hanya melakukan tiga rotasi dalam susunan daftar pemain mula. Ia mengganti Muhammad Ferrari, yang cedera hamstring, dengan Marcell Januar Putra. Ia lalu menggeser Subhan Fajri dengan Mikael Alfredo Tata dan memainkan Muhammad Rafli Asrul untuk menggantikan Alfriyanto Nico Saputro.
Keputusan Shin tidak mengistirahatkan para pemain kunci itu berpotensi menguras tenaga mereka. Padahal, Indonesia akan menghadapi lawan berat yang juga salah satu favorit juara, yakni Thailand, Rabu (6/7/2022).
Mengingat jeda pertandingan di fase grup Piala AFF U-19 hanyalah satu hari, para pemain utama membutuhkan waktu pemulihan yang lebih banyak. Ronaldo, Marselino, dan Arkhan baru ditarik keluar saat jeda turun minum. Adapun ”mesin gol” tim, Hokky Caraka, tetap dimainkan Shin di babak kedua.
”Saya mengganti Marselino dan Ronaldo di babak kedua untuk meningkatkan fisik mereka jelang menghadapi Thailand. Makanya, mereka sengaja diganti,” kata Shin.
Target juara agaknya membuat Shin kurang berani memainkan para pemain pelapis. Hanya tim juara dan peringkat kedua grup yang berhak melaju ke semifinal. Brunei, yang merupakan tim terlemah di Grup A, menjadi target lumbung gol lawan-lawannya. Sebelumnya, Brunei juga kalah telak, 0-7, dari Myanmar.
Oleh karena itu, Shin berpikir untuk mencoba mengamankan kemenangan sekaligus mencetak banyak gol sejak menit-menit awal dengan menurunkan para pemain kunci. Mencetak banyak gol akan menguntungkan Indonesia. Sebab, produktivitas gol menjadi penentu tim yang lolos dari fase grup bila perolehan poin antartim sama.
Hasrat mengamankan kemenangan dan berpesta gol sejak awal itu ditunjukkan lewat agresivitas serangan tim. Sejak peluit pertama dibunyikan, para pemain Indonesia langsung mengepung pertahanan Brunei. Hasilnya, Hokky, Ronaldo, dan Arkhan Fikri langsung mencetak enam gol ke gawang Brunei di babak pertama.
Lebih hidup
Dibandingkan saat melawan Vietnam, alur serangan Garuda Muda lebih hidup dan dinamis. Serangan yang dimotori Arkhan dan Marselino jauh lebih baik dan bervariatif. Para pemain Indonesia juga rajin bertukar posisi demi membingungkan pemain Brunei yang menerapkan strategi pengawalan individual.
Berbeda dengan Shin, Pelatih Thailand Salvador Valero Garcia melakukan sejumlah rotasi pemain sebagai persiapan melawan Indonesia.
Pemain dari lini kedua juga sering muncul mengisi ruang kosong di area pertahanan Brunei. Marselino, Ronaldo, dan Hokky rajin bergerak memancing para pemain belakang lawan meninggalkan posnya.
Agresivitas serangan membuat Garuda Muda melesakkan 13 tembakan tepat sasaran pada laga ini. Indonesia menambah satu gol di babak kedua melalui Alfriyanto Nico Saputro.
Pada laga lainnya di Grup A, Thailand kembali perkasa setelah menggilas Myanmar, 3-0. Thailand pun memuncaki klasemen sementara Grup A dengan koleksi enam poin. Di laga sebelumnya, Thailand menang, 1-0, atas Filipina. Berbeda dengan Shin, Pelatih Thailand Salvador Valero Garcia melakukan sejumlah rotasi pemain sebagai persiapan melawan Indonesia.
”Saya agak kurang puas dengan performa para pemain. Saya merotasi delapan pemain sebagai persiapan menghadapi Indonesia. Kami tampil baik di babak pertama, tetapi belum mampu melanjutkannya di babak kedua,” kata Salvador.
Ia mengaku telah memahami strategi Indonesia. Menurut dia, Ferdinan adalah pemain kunci Indonesia yang harus diberi perhatian khusus. ”Saya sudah menyiapkan strategi spesifik untuk meredam dia,” ungkap Salvador kemudian.
Seperti Thailand dan Indonesia, Vietnam juga sukses memetik poin penuh seusai mengalahkan Filipina, 4-1, di Stadion Madya, Jakarta, kemarin. Kemenangan ini untuk sementara membuat Vietnam menempati peringkat ketiga klasemen sementara Grup A. Adapun Indonesia di peringkat kedua, unggul selisih gol dari Vietnam.