Arena pertandingan tenis meja dalam ajang ASEAN Para Games 2022, di Kota Surakarta, Jawa Tengah, mesti dipindah kembali. Ada sejumlah aspek yang dinilai kurang layak oleh delegasi teknis setelah peninjauan ulang.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Arena pertandingan tenis meja dalam ajang ASEAN Para Games 2022, di Kota Surakarta, Jawa Tengah, mesti dipindah kembali. Ada sejumlah aspek yang dinilai kurang layak oleh delegasi teknis setelah peninjauan ulang. Penyelenggara optimistis akan ada alternatif tempat lain yang bisa didapat meski waktu persiapan semakin sempit.
Presiden Federasi Para Sports ASEAN (APSF) Osoth Bhavilai mengapresiasi pertemuan chef de mission yang telah berlangsung selama beberapa hari, di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Menurut dia, pertemuan berlangsung lancar. Banyak hal yang telah disepakati terkait penyelenggaraan gelaran tersebut. Namun, ada satu hal yang mesti dicari penyelesaiannya bersama, yakni arena pertandingan tenis meja yang belum memadai.
”Arena tenis meja yang dipilih belum cukup baik. Ada sejumlah aspek yang perlu ditambahkan. Meski demikian, Inaspoc telah menjanjikan pemindahan tempat yang lebih baik. Tinggal persoalan itu saja dan semuanya akan siap diselenggarakan,” kata Osoth, di sela-sela acara kirab sosialisasi ASEAN Para Games 2022, di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (3/7/2022).
Dengan adanya permintaan tersebut, artinya arena pertandingan tenis meja sudah dipindah dua kali. Semula, arena pertandingan yang dipilih untuk cabang olahraga tenis meja adalah Museum De Tjolomadoe. Sayangnya, tempat itu batal digunakan karena sudah lebih dahulu dipesan untuk menggelar konser.
Waktu penyelenggaraan konser juga hampir bersamaan dengan dimulainya ASEAN Para Games yang akan berlangsung mulai 30 Juli 2022 hingga 7 Agustus 2022. Sementara itu, Museum De Tjolomadoe juga membutuhkan pembenahan selama beberapa hari untuk penggantian lantai. Sebab, lantai yang sudah terpasang menyulitkan atlet dalam bergerak.
Atas kendala tersebut, arena pertandingan dipindahkan ke Tirtonadi Sports Center. Namun, setelah dilakukan peninjauan oleh perwakilan delegasi teknis dari APSF, tempat tersebut dianggap kurang memadai bagi penyelenggaraan ajang tersebut. Adapun hal yang paling disorot adalah kekurangan ruang pendukung seperti ruang panitia pelaksana hingga ruang doping.
”Jadi, di sana hanya luas tempat parkirnya, tetapi jauh dari fasilitas ruang pendukung. Itu sangat minim tempatnya. Seolah itu hanya murni untuk tempat bertanding dan tidak ada ruangan latihan,” kata Sekretaris Jenderal Inaspoc Rima Ferdianto.
Saat ini, kata Rima, pihaknya telah mempunyai sejumlah opsi arena pertandingan pengganti. Beberapa tempat yang akan diusulkan, antara lain, Diamond Solo Convention Center dan SMK Warga. Kedua arena tersebut baru akan dicek lebih lanjut kelayakannya oleh tim delegasi teknis. Pihaknya optimistis kepastian arena pertandingan bisa segera diperoleh.
”Pada 2011 (ASEAN Para Games VI), kami juga pernah menggunakan Diamond (Solo Convention Center) untuk tenis meja. Jika itu juga tidak bisa dipakai, nanti akan kita cari alternatif lainnya. Misalnya, SMK Warga, GOR Pandawa, Gedung Serbaguna Warastratama, dan lain-lain. Itu alternatif berikutnya,” kata Rima.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta Joni Hari Sumantri mengatakan, progres pengerjaan renovasi arena pertandingan lainnya berjalan baik. Ia meyakini, semua pekerjaan bisa dirampungkan sesuai target, yaitu 15 Juli 2022. Sebab, setelahnya, para atlet dari kontingen Indonesia akan dijadwalkan menjajal arena-arena pertandingan yang sudah rampung.
Secara umum, kata Joni, pekerjaan mayor sudah diselesaikan. Misalnya, di Lapangan Tenis Manahan, area lapangan sudah selesai dicat ulang. Bagian lapangan yang retak juga telah ditambal dengan semen. Atap baru juga telah dipasang. Kini, pekerjaan yang sedang dalam proses penyelesaian ialah pemasangan kursi tribune baru.
”Prinsipnya, H-10 atau 15 Juli nanti sudah siap semua. Sebagian besar pekerjaan mayornya sudah selesai. Ini tinggal penyelesaian-penyelesaian pekerjaan minor saja,” kata Joni.