Meski mendapat banyak peluang, ”Garuda Muda” gagal memetik poin penuh dari Vietnam di laga perdana Piala AFF U-19. Minimnya kreativitas serangan masih membayangi tim besutan Shin Tae-yong tersebut.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Shin Tae-yong dihadapkan pada masalah minimnya kreativitas tim nasional sepak bola Indonesia U-19. Kelemahan itu masih terlihat saat ”Garuda Muda” ditahan imbang Vietnam, 0-0, pada laga pertama Piala AFF U-19 di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (2/7/2022) malam.
Menghadapi tim kuat Vietnam, timnas U-19 mampu bertahan dengan sangat baik. Muhammad Ferarri, Ahmad Rusadi, dan Dimas Juliono Pamungkas yang dipasang sebagai palang pintu dalam formasi 3-5-2 piawai membaca arah serangan para pemain Vietnam.
Lini tengah yang dikomandoi Marselino Ferdinand dan Arkhan Fikri juga tampil solid dengan tidak menyisakan ruang antara pemain di lini belakang dan tengah.
Berkat konsistensi dalam bertahan itu, para pemain Vietnam tidak leluasa mengalirkan bola ke area pertahanan Garuda Muda. Akan tetapi, penampilan itu tak diikuti para pemain di lini depan timnas yang tampil tanpa kreativitas.
Ronaldo Joybera Kwateh dan rekan-rekannya jarang mengubah alur serangan saat salah satu sisi Vietnam rapat. Serangan timnas monoton dan hanya mengandalkan umpan-umpan terobosan di area tepi lapangan. Di saat berhasil memasuki area half space Vietnam, mereka kerap melepaskan umpan-umpan lambung yang tidak efektif.
Di pertengahan babak kedua, Shin memasukkan dua penyerang, Razzaa Fachrezi Aziz dan Rabbani Tasnim Siddiq. Akan tetapi, kehadiran dua penyerang itu tidak juga memecahkan kebuntuan lini depan Garuda Muda. Skor kacamata tetap bertahan hingga akhir laga.
Pendukung Indonesia tidak puas dengan penampilan perdana Garuda Muda di Piala AFF ini. Mereka yang kecewa menyalakan cerawat dan petasan jelang akhir laga. Para pendukung timnas juga melemparkan botol minuman ke arah lapangan.
”Memang saya akui penyelesaian akhir serangan kami kurang baik untuk hari ini. Untuk cetak gol perlu timing yang baik dan kecepatan. Itu yang harus diperbaiki. Sangat disayangkan (kami gagal cetak gol). Kita seharusnya bisa mencetak gol lebih banyak,” kata Shin.
Sementara itu, pelatih timnas Vietnam, Dinh The Nam, mengatakan, bermain di Jakarta, terlebih di depan suporter Indonesia, sangat berat bagi pemainnya. Ia menyebut pemainnya tidak bermain baik. Di sisi lain, ia mengakui timnas Indonesia bermain lebih baik daripada Vietnam.
”Ini pertandingan yang sangat berat bagi Vietnam. Indonesia membuat banyak peluang, tetapi penyelesaian akhir mereka buruk. Demikian juga yang terjadi dengan tim kami. Barangkali karena tekanan yang begitu tinggi dalam pertandingan ini,” kata Dinh.
Permasalahan lama
Permasalahan minim kreativitas serangan sudah muncul kala Garuda Muda mengikuti turnamen Toulon Cup di Perancis. Di turnamen usia muda tersebut, timnas U-19 menjalani empat pertandingan dan hanya mencetak dua gol. Dua gol timnas tercipta kala menang 1-0 atas Ghana dan imbang 1-1 menghadapi Aljazair.
Saya akui penyelesaian akhir serangan kami kurang baik untuk hari ini. Untuk cetak gol perlu timing yang baik dan kecepatan. Itu yang harus diperbaiki. Sangat disayangkan.
Kebuntuan lini serang belum teratasi saat Garuda Muda melakoni dua laga uji coba di sela-sela melaksanakan pemusatan latihan di Jakarta. Persija Jakarta Elite Pro Academy dan kontestan Liga 1, Bhayangkara FC, menjadi lawan uji coba.
Hasilnya, tidak ada satu pun gol yang mampu dilesakkan para pemain timnas. Mereka ditahan imbang Persija, 0-0, dan takluk 0-1 dari Bhayangkara FC.
Meski gagal memetik kemenangan di dua laga uji coba, Shin tidak merisaukan hasil tersebut. Ia justru senang dengan penampilan Garuda Muda yang dinilai mengalami perkembangan dari segi organisasi permainan.
Kala itu, Shin meyakini para pemainnya akan memasuki periode puncak performa saat menjalani laga pembuka Piala AFF. Akan tetapi, kenyataan di lapangan menunjukkan timnas U-19 masih belum cukup siap untuk bersaing dengan raksasa-raksasa Asia.
Dengan hasil imbang ini, Shin harus menemukan formula yang tepat untuk meningkatkan kreativitas sekaligus mempertajam naluri mencetak gol Garuda Muda.
Kebutuhan memperbaiki lini serang amat mendesak karena selain Piala AFF, tim ini juga dipersiapkan untuk tampil di Piala Dunia U-20 tahun depan dan kualifikasi Piala Asia U-20 akhir tahun nanti.
Bukan target utama
Piala AFF U-19 bukan target utama Shin bersama Garuda Muda kendati pelatih asal Korea Selatan itu menargetkan timnya bisa merengkuh gelar juara. Piala AFF pada dasarnya kesempatan untuk mengukur sejauh mana perkembangan tim untuk menghadapi Piala Dunia U-20 dan kualifikasi Piala Asia U-20.
Timnas U-19 ini adalah embrio tim yang dipersiapkan untuk mengikuti Piala Dunia U-20 di Indonesia. Selain Piala AFF, Garuda Muda juga akan mengikuti kualifikasi Piala Asia U-20 2023 di Uzbekistan pada 10-18 September 2022. Babak kualifikasi Piala Asia U-20 akan diikuti 44 negara yang terbagi ke dalam 10 grup.
Garuda Muda tergabung di Grup F bersama Vietnam, Hong Kong, dan Timor Leste. Vietnam dan Hong Kong akan menjadi lawan berat bagi Indonesia. Dalam waktu yang tersisa hanya beberapa bulan, Shin harus membenahi performa tim agar bisa tampil konsisten di kualifikasi Piala Asia U-20. Sebab, hanya juara grup dan lima tim peringkat dua terbaik yang akan lolos ke Piala Asia U-20 tahun depan.
Setelah ditahan imbang Vietnam di Piala AFF, pada laga berikutnya Garuda Muda akan bertemu Brunei Darussalam di Stadion Patriot. Di laga pertama, Brunei kalah telak 0-7 dari Myanmar. Kekalahan mencolok itu membuat mental para pemain muda Brunei merosot. Oleh karena itu, Ronaldo Kwateh dan rekan-rekan tidak ingin membuang momentum untuk mencuri poin penuh dari Brunei.
Pada laga lain di Grup A, Thailand meraih poin penuh berkat kemenangan tipis 1-0 atas Filipina. Gol kemenangan Thailand dicetak gelandang Winai Aimoat pada menit ke-11. Hasil ini membuat Thailand untuk sementara berada di peringkat kedua karena kalah selisih gol dari Myanmar.