Jadwal padat menjadi kendala bagi negara-negara kontestan Piala AFF U-19. Strategi rotasi menjadi senjata bagi mereka untuk meraih hasil maksimal.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jadwal padat Piala AFF U-19 menjadi kendala bagi kontestan. Setiap tim hanya mendapat waktu istirahat selama satu hari. Kondisi itu memaksa para pelatih untuk merotasi skuadnya agar tetap bugar menjalani laga demi laga. Dalam jadwal padat, tim dengan kedalaman skuad yang bagus tidak akan kesulitan memetik hasil positif.
Piala AFF U-19 akan kembali digelar setelah absen selama dua edisi, yaitu 2020 dan 2021, akibat pandemi Covid-19. Tim nasional sepak bola Indonesia U-19 akan memainkan pertandingan pertamanya di Grup A pada Sabtu (2/7/2022), di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Pada pertandingan pertama, ”Garuda Muda” ditantang tim kuat Vietnam. Selain Vietnam dan Indonesia, Grup A juga dihuni Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, dan Myanmar. Mereka hanya memiliki waktu istirahat selama satu hari setelah bertanding. Kondisi serupa juga dialami Singapura, Malaysia, Laos, Timor Leste, dan Kamboja yang tergabung di Grup B.
Untuk para pemain memang akan sangat capek dan susah. Tapi, memang periode turnamen sangat pendek dan singkat. Jadi, mau tidak mau kita harus memaksakan diri.
”Untuk para pemain memang akan sangat capek dan susah. Tapi, memang periode turnamen sangat pendek dan singkat. Jadi, mau tidak mau kita harus memaksakan diri. Pendapat saya, turnamen AFF berikutnya mungkin bisa diberi jeda dua sampai tiga hari setelah tim bertanding. Lebih baik seperti itu," kata pelatih timnas U-19, Shin Tae-yong, dalam sesi konferensi pers, Jumat (1/7/2022), di Jakarta.
Kendati sedikit mengeluhkan jadwal yang padat, Shin menyatakan, anak asuhannya sudah siap dalam menyongsong laga pertama. Garuda Muda telah menjalani pemusatan latihan di Jakarta sejak 20 Juni. Di pekan pertama pemusatan latihan, Shin menggenjot fisik para pemain yang dianggapnya menurun jauh setelah mengikuti turnamen Toulon di Perancis.
Setelah itu, program pemusatan latihan beralih ke pengondisian pemain dengan diselingi laga uji coba menghadapi Persija Elite Pro Academy dan Bhayangkara FC. Timnas meraih hasil imbang 0-0 kontra Persija dan kalah 0-1 saat meladeni Bhayangkara FC.
Sehari jelang laga pertama kontra Vietnam, Garuda Muda menggelar latihan tertutup di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Jawa Barat. Latihan kali ini lebih menekankan pada pemahaman dan penerapan taktik dari para pemain.
Dari rekaman video yang dirilis Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), para pemain juga berlatih set piece dan set play. ”Tim sudah mulai membaik dan siap. Saya antusias menghadapi pertandingan pertama. Semoga kita bisa merebut tiga poin,” ujar penyerang timnas U-19, Teuku Razza Fachrezi.
Sementara itu, pelatih Vietnam, Dinh The Nam, mengatakan, timnya berada dalam grup neraka. Sebagaimana tim-tim lain, Dinh juga menyebut waktu istirahat yang didapatkan para pemainnya terlampau singkat. Namun, Dinh bertekad akan coba menampilkan yang terbaik saat bersua Indonesia.
Garuda Muda mesti mewaspadai Vietnam. Dalam catatan pertemuan kedua tim, Vietnam lebih superior dibandingkan Indonesia. Vietnam dan Indonesia sudah bertemu sebanyak enam kali sejak 2003. Dari enam pertemuan itu, Garuda Muda menelan empat kekalahan dan dua kemenangan. Akan tetapi, performa Vietnam U-19 dalam tiga edisi terakhir kurang bagus karena gagal lolos fase grup secara berturut-turut.
Ihwal jadwal padat juga disampaikan pelatih timnas Singapura U-19, Mohamed Fadzuhasny Juraimi. Ia menilai waktu istirahat sehari setelah pertandingan terlalu singkat. Oleh karena itu, ia hanya akan memilih para pemain yang bugar. Dengan demikian, strategi rotasi juga bakal diterapkan Juraimi.
”Ini (jadwal padat) jadi tantangan buat Singapura, karena kami bermain empat pertandingan dalam waktu yang cukup singkat. Kami akan mengatur tim dengan baik dan tentunya rotasi menjadi bagian dari rencana permainan kami. Apalagi, ada kemungkinan pemain cedera dan terkena hukuman kartu,” ujar Juraimi.
Piala AFF berlangsung pada 2-15 Juli. Selain Stadion Patriot yang menjadi arena pertandingan tim-tim di Grup A, panitia juga menyiapkan Stadion Madya Senayan untuk tim-tim di Grup B. Senada dengan Juraimi, pelatih Malaysia U-19, Hassan Sazali Mohd Waras, juga menyebut jadwal padat bisa merugikan timnya apabila tidak siap merotasi susunan pemain di setiap laga.
Malaysia tidak secara khusus memancang target juara di turnamen kali ini. Meski begitu, rekam jejak mereka di Piala AFF U-19 sangat meyakinkan dengan selalu menembus final dalam tiga edisi terakhir, yaitu 2017, 2018, dan 2019. Di edisi 2018, Malaysia keluar sebagai juara seusai mengalahkan Myanmar, 4-3.
”Kami perlu mengatur menit bermain bagi para pemain kami. Jadi, dari pertandingan pertama sampai terakhir, saya akan melakukan rotasi,” kata Hassan.
Thailand juga turut mengandalkan strategi rotasi. Pelatih Thailand U-19, Salvador Valero Garcia, bahkan membagi timnya menjadi dua. Dengan begitu, setiap pemain mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Keuntungan lain, menurut Garcia, membagi tim menjadi dua memberikan menit bermain yang merata kepada pemain. Ia berharap para pemainnya mampu meningkatkan level permainan setelah mendapat menit bermain yang cukup di Piala AFF.