Tiga kasus Covid-19 di antara peserta Wimbledon membuat petenis lain lebih berhati-hati. Panitia pun akan meninjau ulang kebijakan yang diterapkan berdasarkan acuan dari Pemerintah Inggris.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
Setelah menjadi Grand Slam pertama yang tak digelar pada 2020 karena pandemi Covid-19, Wimbledon digelar kembali dengan penonton dalam kapasitas penuh di All England Club, London, Inggris, pada tahun ini. Namun, di tengah kegembiraan gelaran turnamen dalam situasi normal kembali, semua pihak disadarkan bahwa Covid-19 belum hilang dengan adanya tiga petenis terinfeksi.
”Saya tak akan bohong. Saat batuk atau sedikit tak enak badan, saya paranoid. Saya turut menyesal pada rekan petenis yang terinfeksi. Ajang seperti Wimbledon tentu bukan tempat yang kita inginkan untuk terjangkit Covid-19,” komentar petenis putri Australia, Ajla Tomljanovic, setelah mengalahkan Catherine Harrison, 6-2, 6-2, pada babak kedua, Kamis (30/6/2022) waktu setempat.
Tomljanovic mengemukakan pendapatnya terkait dengan infeksi Covid-19 yang dialami tiga tunggal putra unggulan, yaitu Matteo Berrettini, Marin Cilic, dan Roberto Bautista Agut. Berrettini dan Cilic, yang masing-masing menjadi finalis Wimbledon pada 2021 dan 2017, mendapat hasil positif sebelum menjalani babak pertama sehingga mereka batal tampil dalam turnamen yang digelar 27 Juni-10 Juli ini.
Sementara hasil positif yang didapat Agut membuatnya batal tampil pada babak kedua. Dia seharusnya berhadapan dengan Daniel Elahi Galan, Kamis. Galan pun melaju ke babak ketiga, untuk berhadapan dengan Brandon Nakashima, setelah menang walkover (WO) atas Agut. Sementara Nakashima mengalahkan unggulan ke-13, Denis Shapovalov, 6-2, 4-6, 6-1, 7-6 (5).
Tomljanovic mengatakan, menjalani turnamen dari negara ke negara lain saat pandemi belum hilang, dia pun harus waspada. Dia selalu membawa alat tes Covid-19 sendiri.
Saat menjalani tes sendiri dan mendapat hasil positif, Anda harus mengakuinya. Jangan karena memiliki gejala ringan, lalu tetap bermain, itu bukan tindakan yang benar.
”Saat menjalani tes sendiri dan mendapat hasil positif, Anda harus mengakuinya. Jangan karena memiliki gejala ringan, lalu tetap bermain, itu bukan tindakan yang benar,” katanya.
Itu pula yang dilakukan Agut, mengundurkan diri meski tak memiliki gejala serius. Salah satu anggota tim pelatihnya, Tomas Carbonell, dalam akun media sosialnya bercerita, ”Roberto bisa saja mencoba bermain karena gejalanya tidak buruk. Namun, untuk menghormati petenis lain dan turnamen, kami memutuskan untuk tak melanjutkan penampilan.”
Berdasarkan peraturan dari panitia penyelenggara Wimbledon, yang mengacu pada arahan dari Pemerintah Inggris, peserta turnamen tidak diwajibkan menerima vaksin Covid-19 dan menjalani tes. Itu sebabnya, Novak Djokovic, yang tak pernah divaksinasi Covid-19, bisa ikut serta.
Panitia hanya memberlakukan kebijakan, saat ada peserta sakit, tes dilakukan sendiri. Jika mendapat hasil positif, mereka disarankan mengumumkan dan mundur dari turnamen.
Dengan peraturan yang lebih longgar dibandingkan pada 2021, Cori ”Coco” Gauff tak menyadari ada petenis yang terinfeksi Covid-19 hingga akhirnya dia melihat banyak peserta mengenakan masker.
Petenis remaja itu akan berhadapan dengan sesama petenis AS, Amanda Anisimova, pada babak ketiga setelah mengalahkan Mihaela Buzarnescu, 6-2, 6-3. Adapun Anisimova menang atas wakil tuan rumah Lauren Davis, 2-6, 6-3, 6-4.
Setelah tak digelar pada 2020, saat pandemi Covid-19 baru beberapa bulan menyebar ke seluruh dunia, Wimbledon 2021 diselenggarakan dengan peraturan tertentu. Panitia memberlakukan sistem ”gelembung” bagi peserta dan mewajibkan tes setiap 3-4 hari sekali. Jumlah penonton dibatasi dengan kewajiban mengenakan masker.
Saat ini, pemakaian masker tidak diwajibkan oleh panitia. Panitia pun membuka akses bagi penonton untuk memenuhi kapasitas maksimal stadion, yaitu 42.000 orang per hari.
Namun, dengan munculnya tiga petenis mundur karena Covid-19, mereka akan meninjau ulang kebijakan Covid-19. Kebijakan baru direncanakan diumumkan pekan ini, seperti pemakaian masker bagi peserta, termasuk bagi penonton saat menggunakan transportasi resmi dari panitia.
Tunggal putra unggulan kedua, Rafael Nadal, pun bersikap lebih hati-hati setelah tiga rekannya terinfeksi Covid-19, termasuk Agut yang merupakan teman baiknya. Nadal hanya melakukan kegiatan di All England Club dan rumah yang disewa untuk dia beserta tim pelatih dan keluarganya.
”Bukan paranoid, tetapi memang itulah yang saya lakukan sejak awal. Pada saat ada petenis yang mundur, termasuk teman baik saya, maka kemungkinan ada banyak kasus di sekitar kita,” kata Nadal.
Untuk menghindarkan diri dari kemungkinan terinfeksi, Nadal tak pernah berkegiatan di luar tempat pertandingan dan rumah. ”Pada saatnya, kita memang harus menerima situasi ini sebagai situasi yang ’normal’. Saat ini, Covid-19 sepertinya tidak menimbulkan efek yang terlalu bahaya, seperti awal muncul. Namun, pada akhirnya selalu ada risiko kejadian seperti sekarang saat kehidupan kita sudah mulai terbuka kembali,” katanya.
Tampil setelah menjuarai dua Grand Slam lain, yaitu Australia dan Perancis Terbuka, Nadal dalam perjalanan menuju juara Grand Slam berikutnya. Dia akan berhadapan dengan petenis Italia, Lorenzo Sonego, pada babak ketiga.
Namun, kemenangan dalam dua babak didapat Nadal dengan pertandingan, masing-masing, empat set. Pada babak kedua, Kamis, dia mengalahkan Ricardas Berankis, 6-4, 6-4, 4-6, 6-3. Adapun pada babak pertama, Nadal kehilangan satu set saat berhadapan dengan Francisco Cerundolo, 6-4, 6-3, 3-6, 6-4. (AP)