Serena Williams Termotivasi Kekalahan pada Babak Pertama
Serena Williams kalah pada babak pertama Wimbledon, dalam laga 3 jam 11 menit, pada pertandingan pertamanya dalam setahun terakhir. Bermain dengan mengerahkan semua kemampuan, dia termotivasi untuk tampil di AS Terbuka.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
AFP/GLYN KIRK
Selebrasi petenis AS, Serena Williams, ketika memenangi winning point saat melawan petenis Perancis, Harmony Tan, pada laga babak pertama Grand Slam Wimbledon di Lapangan Utama All England Tennis Club, Wimbledon, Rabu (29/6/2022) dini hari WIB. Serena kalah dari Tan, 5-7, 6-1, 6-7 (10-7) setelah pertandingan selama 3 jam 11 menit.
LONDON, SELASA — Serena Williams mengerahkan segalanya untuk mewujudkan cita-cita yang disimpan selama empat tahun terakhir, meraih gelar juara Grand Slam ke-24. Namun, harapannya kembali kandas meski Serena bermain dengan semua kemampuan dan hatinya selama 3 jam 11 menit dalam pertandingan pertama dalam setahun terakhir.
Momen itu terjadi pada babak pertama Wimbledon saat berhadapan dengan petenis Perancis, Harmony Tan, Selasa (28/6/2022) malam waktu setempat atau Rabu dini hari waktu Indonesia. Seperti tahun lalu, Serena harus meninggalkan persaingan Grand Slam di lapangan rumput All England Club, London, Inggris, dengan cepat.
Bedanya, ketika tahun lalu dia meninggalkan Lapangan Utama dalam tangis karena tak bisa menyelesaikan pertandingan akibat cedera, kali ini dia kalah setelah berjuang dalam laga yang menguji fisik dan ketangguhan mentalnya. Serena melambaikan tangan kepada penonton, sambil tersenyum, meski kalah 5-7, 6-1, 6-7 (10-7).
Penampilan di hadapan penonton dan timnya, termasuk Alexis Ohanian (suami) dan Venus Williams (kakak), seharusnya menjadi pembuka jalan bagi Serena untuk menyamai rekor Margaret Court. Petenis Australia yang aktif bermain pada era 1960 hingga 1970-an itu menjadi petenis dengan gelar Grand Slam terbanyak dari nomor tunggal, yaitu 24. Serena tinggal membutuhkan satu gelar lagi untuk menyamainya.
AFP/GLYN KIRK
Petenis AS, Serena Williams, berlari sambil memukul bola saat melawan petenis Perancis, Harmony Tan, pada laga babak pertama Grand Slam Wimbledon di Lapangan Utama All England Tennis Club, Wimbledon, Rabu (29/6/2022) dini hari WIB. Serena kalah dari Tan, 5-7, 6-1, 6-7 (10-7) setelah pertandingan selama 3 jam 11 menit.
Dia telah menyimpan ambisi itu sejak mendapat gelar ke-23 dari Australia Terbuka 2017, saat bermain dalam kondisi hamil. Sepuluh bulan setelah melahirkan putrinya, Olympia, Serena tampil pada Wimbledon 2018 dan menembus final. Namun, dia kalah dari Angelique Kerber.
Setelah momen itu, Serena mendapat tiga peluang besar lainnya saat lolos ke final Amerika Serikat Terbuka 2018, Wimbledon 2019, dan AS Terbuka 2019. Kali ini, dia harus mengakui keunggulan Naomi Osaka, Simona Halep, dan Bianca Andreescu.
Setelah AS Terbuka 2019, Serena tak pernah menjejakkan kaki lagi di final meski tak pernah melewatkan Grand Slam hingga akhirnya mengalami cedera hamstring kanan pada Wimbledon 2021. Cedera itu membuatnya menepi dari turnamen selama setahun hingga melewatkan AS Terbuka 2021 serta Australia Terbuka dan Perancis Terbuka 2022.
Kondisi tersebut serta kesibukan dalam mengurus bisnis memunculkan dugaan bahwa Serena telah meninggalkan dunia tenis, tanpa selebrasi perpisahan. Namun, dia memberikan kejutan saat tampil dalam ganda putri, bersama Ons Jabeur, pada turnamen WTA 500 Eastbourne hingga lolos ke semifinal.
AFP/GLYN KIRK
Petenis AS, Serena Williams, memukul bola saat melawan petenis Perancis, Harmony Tan, pada laga babak pertama Grand Slam Wimbledon di Lapangan Utama All England Tennis Club, Wimbledon, Rabu (29/6/2022) dini hari WIB. Serena kalah dari Tan, 5-7, 6-1, 6-7 (10-7) setelah pertandingan selama 3 jam 11 menit.
Serena rupanya masih menyimpan cita-cita besarnya meski lama tak berkompetisi dan telah berusia 40 tahun. Dia, bahkan, harus meminta wildcard untuk tampil di Wimbledon karena hanya memiliki peringkat ke-1.204 dunia.
Penantian penggemar tenis untuk melihat ”Sang Ratu” akhirnya terwujud di Lapangan Utama, Selasa. Penampilannya turut menandai 100 tahun keberadaan Lapangan Utama di All England Club.
Lama tak merasakan atmosfer kompetisi sering menjadi kendala atlet untuk beradaptasi pada awal penampilan, begitu pula dengan Serena. Dia langsung tertinggal 0-2 ketika servisnya pada gim kedua dipatahkan Tan. Namun, setelah itu, Serena memperlihatkan kemampuan yang sebenarnya dengan merebut empat gim beruntun. Dia pun tinggal membutuhkan satu gim untuk merebut set pembuka saat unggul 5-4.
Akan tetapi, Tan, yang merupakan petenis peringkat ke-113 dunia, justru memenangi set itu dengan memenangi tiga gim berikutnya. Petenis keturunan China, Kamboja, dan Vietnam itu cukup baik dalam mengembalikan servis Serena yang mencapai kecepatan tertinggi 189 km per jam.
AFP/GLYN KIRK
Petenis Perancis, Harmony Tan, melakukan selebrasi setelah mengalahkan petenis AS, Serena Williams, dalam pertandingan babak pertama Grand Slam Wimbledon di Lapangan Utama All England Tennis Club, Wimbledon, Rabu (29/6/2022) dini hari WIB.
Setelah set kedua dimenangi Serena dengan mudah, persaingan ketat kembali terjadi pada set penentuan. Kali ini, bahkan, diwarnai drama yang membuat penonton sulit menebak pemenang laga tersebut. Beberapa di antara mereka tersorot kamera TV menyilangkan jari telunjuk dan jari tengah dengan raut wajah tegang, saat Serena tertinggal.
Tan cukup cerdik ketika membuat laju bola menjadi pelan di lapangan rumput yang sebenarnya memantulkan bola dengan cepat, bahkan, paling cepat dibandingkan lapangan keras. Cara ini dia gunakan untuk meredam kerasnya pukulan Serena. Dia juga membuat Serena harus sering berlari dengan arah berbeda pada setiap pukulan.
Dengan upaya ekstra, Serena menggagalkan satu match point Tan pada skor 5-6 (30-40), hingga pertandingan harus ditentukan tiebreak hingga 10 poin. Ketika Serena bisa merebut gim itu, sekitar 15.000 penonton bersorak sambil bertepuk tangan dengan berdiri.
Harapan penggemar dan keluarga untuk melihat Serena bisa melewati rintangan pertamanya begitu besar ketika dia langsung unggul 4-0. Meski pukulan keras, yang selama ini menjadi senjatanya tetap terlihat, kelemahan Serena yang menonjol pada pertandingan itu adalah banyaknya jumlah unforced error. Dia membuat 54 unforced error, hampir dua kali lipat dari 28 yang dibuat Tan. Poin terakhir bagi Tan, dalam set ketiga yang berlangsung 77 menit, pun didapat karena forehand unforced error Serena.
AFP/GLYN KIRK
Petenis AS, Serena Williams, duduk di bangku saat jeda pertandingan melawan petenis Perancis, Harmony Tan, dalam pertandingan babak pertama Grand Slam Wimbledon di Lapangan Utama All England Tennis Club, Wimbledon, Rabu (29/6/2022) dini hari WIB. Serena meninggalkan Wimbledon setelah kalah, 5-7, 6-1, 6-7 (10-7).
”Saya sangat emosional. Serena adalah bintang besar dan saya sering menontonnya di TV. Saat melihat undian, saya merasa sangat takut karena dia adalah legenda. Saya hanya berpikir, bisa mendapat satu atau dua gim saja sudah bagus buat saya,” komentar Tan.
Saya melihat Serena telah mengerahkan semua yang dia miliki. Entah saya harus bicara apalagi.
Mantan petenis nomor satu dunia, Martina Navratilova, yang menjadi komentator pertandingan, bahkan kesulitan memberikan banyak pendapat setelah melihat penampilan Serena. ”Saya melihat Serena telah mengerahkan semua yang dia miliki. Entah saya harus bicara apalagi,” katanya.
Harapan AS Terbuka
Setelah kekalahan itu, Serena pun mendapat pertanyaan tentang masa depannya di lapangan tenis, terutama untuk Wimbledon 2023. ”Itu adalah pertanyaan yang tak bisa saya jawab. Saya tak tahu, benar-benar tak tahu jawabannya,” katanya.
”Hari ini, saya telah memberikan semuanya. Mungkin besok bisa memberikan lebih baik dari hari ini. Entahlah, tetapi intinya, saya harus bisa menerima kondisi ini. Ini yang bisa saya lakukan karena saya tak bisa mengubah waktu dan situasi,” kata Serena.
AFP/GLYN KIRK
Reaksi petenis AS, Serena Williams, setelah kalah pada set pertama melawan petenis Perancis, Harmony Tan, dalam pertandingan babak pertama Grand Slam Wimbledon di Lapangan Utama All England Tennis Club, Wimbledon, Rabu (29/6/2022) dini hari WIB. Serena meninggalkan Wimbledon dengan cepat setelah kalah, 5-7, 6-1, 6-7 (10-7).
Meski demikian, pemilik 73 gelar dari berbagai turnamen itu menyiratkan akan mencoba tampil pada satu Grand Slam tersisa tahun ini, AS Terbuka di New York, 29 Agustus-11 September.
”Ketika saya tidak bermain buruk, tetapi kalah dengan tipis, itu menjadi motivasi untuk kembali berlatih. Bermain di negara sendiri, AS Terbuka, selalu terasa sangat spesial. Motivasi saya selalu besar untuk mencapai hasil lebih baik setiap kali tampil di sana,” kata Serena yang meraih gelar pertama Grand Slam dari AS Terbuka 1999 menjelang usia 18 tahun. (AFP/REUTERS)