Pemerintah Izinkan PSSI Calonkan Diri sebagai Tuan Rumah Piala Asia 2023
Pemerintah mengizinkan PSSI mencalonkan diri sebagai tuan rumah pengganti Piala Asia 2023 yang batal digelar di China. Itu diyakini memperkuat kesan Indonesia sebagai negara yang mampu menjadi tuan rumah ajang dunia.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga mengizinkan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk mencalonkan diri sebagai tuan rumah pengganti Piala Asia 2023 yang batal digelar di China. Alasan Kemenpora, Presiden Joko Widodo ingin Indonesia bisa menggelar ajang olahraga kelas dunia sebanyak-banyaknya agar semakin dipercaya komunitas olahraga internasional, terutama membuka peluang menjadi tuan rumah Olimpiade pada masa mendatang.
Kita mau mengajukan diri untuk menjadi tuan rumah Piala Asia 2023. Apa yang disampaikan oleh PSSI kepada saya beberapa waktu lalu, kemudian saya laporkan kepada Presiden untuk minta arahan. Dan, Presiden mengizinkan kita untuk ikut mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Asia 2023.
”Kita mau mengajukan diri untuk menjadi tuan rumah Piala Asia 2023. Apa yang disampaikan oleh PSSI kepada saya beberapa waktu lalu, kemudian saya laporkan kepada Presiden untuk minta arahan. Dan, Presiden mengizinkan kita untuk ikut mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Asia 2023,” ujar Menpora Zainudin Amali dalam konferensi pers di Kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (28/6/2022).
Zainudin mengatakan, pengajuan itu hanya bisa dilakukan oleh federasi nasional, dalam hal ini PSSI. Maka itu, dia sudah berkomunikasi kepada PSSI untuk menyampaikan niat tersebut kepada Federasi Sepak Bola Asia (AFC). ”Hari ini, PSSI melalui wakil ketua umum dan sekretaris jenderalnya akan menyampaikan surat dari PSSI kepada AFC mengenai niat menjadi tuan rumah Piala Asia 2023,” ucapnya.
Menurut Zainudin, menjadi tuan rumah Piala Asia 2023 adalah kesempatan yang bagus untuk Indonesia. Sebab, Indonesia sudah lolos langsung ke ajang yang tadinya akan berlangsung di China pada 16 Juni-16 Juli 2023. ”Kalau bisa menjadi peserta sekaligus tuan rumah, itu bakal lebih baik untuk kita,” katanya.
Zainudin menuturkan, Indonesia tidak akan terlalu sulit untuk menjadi tuan rumah Piala Asia 2023. Sebab, sebelum ajang empat tahunan itu berlangsung, Indonesia menggelar Piala Dunia FIFA U-20 2023 di enam arena di enam daerah pada 20 Mei-11 Juni tahun depan. Enam arena itu bisa tetap dipakai untuk Piala Asia 2023.
Secara spesifikasi, karena sudah menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, tentu arena-arena itu bisa menjadi tempat pertandingan Piala Asia. Kalau memang perlu penambahan arena, pemerintah pun siap untuk memenuhinya. ”Sehabis Piala Dunia U-20, kita masih dalam keadaan siap untuk menggelar Piala Asia. Sebab, infrastrukturnya masih ada, SDM (sumber daya manusia) juga masih ada. Tidak terlalu sulit untuk kita melaksanakan Piala Asia. Anggaran yang dibutuhkan tidak akan terlalu besar,” kata Zainudin.
Untuk peluang, lanjut Zainudin, Indonesia harus bersaing ketat dengan tiga negara lain yang sudah lebih dulu berniat jadi tuan rumah pengganti, yakni Jepang, Korea Selatan, dan Australia. Indonesia tidak perlu berkecil hati bersaing dengan tiga negara besar itu karena punya pengalaman menjadi tuan rumah ajang-ajang internasional, seperti Asian Games Jakarta-Palembang 2018 dan beberapa kejuaraan dunia.
”Memang, arahan Presiden untuk mengambil sebanyak mungkin single dan multievent internasional. Kita ingin buktikan bahwa kita bisa menjadi penyelenggara yang baik. Kita mampu karena pernah menjadi penyelenggara Asian Games, SEA Games berkali-kali, ASEAN Para Games, dan beberapa single event dunia. Dalam waktu dekat, kita pun akan menjadi tuan rumah Piala Asia Bola Basket 2022 dan Piala Dunia Basket 2023. Semua itu untuk menunjukkan bahwa kita adalah negara yang mampu menyelenggarakan event internasional dengan standar federasi internasional masing-masing,” kata Zainudin.
Sebelumnya, Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia Raja Sapta Oktohari mengutarakan, upaya Indonesia menjadi tuan rumah banyak ajang kelas dunia adalah bagian dari cara meyakinkan komunitas olahraga internasional. Itu akan menjadi alat promosi yang baik untuk memberikan kesan positif mengenai Indonesia. Diharapkan, Indonesia bisa menjadi calon unggulan dalam perburuan tuan rumah Olimpiade setelah gagal dalam pencalonan sebagai tuan rumah Olimpiade 2032 yang dimenangi Brisbane, Australia.