ASEAN Para Games 2022 Dibayangi Ledakan Kasus Covid-19
Indonesia patut waspada. Sebab, ASEAN Para Games 2022 di Solo, Jawa Tengah, pada 30 Juli-6 Agustus akan berada di balik bayang-bayang ledakan kasus Covid-19. Tanpa persiapan matang, ajang itu bisa menjadi kluster baru.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·6 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Langkah Indonesia menjadi tuan rumah ASEAN Para Games 2022 di Kota Surakarta, Jawa Tengah, dan sekitarnya pada 30 Juli-6 Agustus mendatang berada di balik bayang-bayang ledakan kasus Covid-19. Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB selaku Satuan Tugas Covid-19 memprediksi akan terjadi lonjakan kasus Covid-19 varian BA.4 dan BA.5 pada akhir Juli nanti.
Zahermann Muabezi, Deputi Bidang Logistik dan Peralatan/Plt Karo Hukum, Organisasi, dan Kerja Sama BNPB, dalam konferensi pers seusai Rapat Koordinasi Persiapan ASEAN Para Games 2022 di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Jakarta, Selasa (28/6/2022), mengatakan, pada pekan keempat Juli atau akhir Juli, kasus Covid-19 varian BA.4 dan BA.5 diperkirkan akan meningkat. Sejauh ini, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Surakarta masih berada di level 1.
Pada PPKM level 1, panitia masih bisa menerapkan protokol kesehatan dasar, antara lain kontrol aplikasi PeduliLindungi para peserta, perangkat panitia, tamu, dan penonton. Mereka yang sudah mendapatkan vaksin lengkap plus penguat bisa masuk kawasan kegiatan, saat pembukaan, penutupan, ataupun pertandingan.
Keputusan peningkatan status PPKM akan diputuskan oleh Kemendagri (Kementerian Dalam Negeri) dengan melihat perkembangan kasus (Covid-19).
Namun, kalau PPKM naik ke level 2, panitia harus lebih waspada. ”Keputusan peningkatan status PPKM akan diputuskan oleh Kemendagri (Kementerian Dalam Negeri) dengan melihat perkembangan kasus (Covid-19). Kalau itu terjadi peningkatan status PPKM di Surakarta saat ASEAN Para Games, semua atlet, ofisial, dan tamu VIP/VVIP patut menjalani tes usap PCR sehari sebelum acara (pembukaan, penutupan, ataupun pertandingan) dan penonton wajib menjalani setidaknya tes usap antigen sebelum acara (sebelum masuk arena),” ujar Zahermann.
Zahermann menuturkan, efek Covid-19 varian BA.4 dan BA.5 itu sejatinya tidak separah varian Delta yang meledak tahun lalu. Bagi masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin penuh plus penguat, efeknya lebih ringan, seperti flu biasa dengan masa terjangkit sekitar tiga hari. Untuk yang belum medapatkan vaksin penuh, efeknya bisa lebih lama, sekitar tujuh hari.
Akan tetapi, untuk yang belum mendapatkan vaksin penuh dan ada penyakit penyerta, efeknya bisa jauh lebih berbahaya. ”Hal itu yang harus kita antisipasi selama ASEAN Para Games. Makanya, kita perlu untuk memastikan semua yang ada di acara itu sudah mendapatkan vaksin penuh dan patut ada screening kalau ada peningkatan status PPKM di Surakarta,” ujarnya.
Wali Kota Surakarta sekaligus Ketua Panitia Penyelenggara ASEAN Para Games Indonesia atau INASPOC Gibran Rakabuming Raka mengatakan, pihaknya siap menyesuaikan diri dengan perkembangan kondisi pandemi Covid-19. Untuk sementara, mereka menerapkan sistem gelembung per cabang olahraga yang ketat untuk para atlet dan ofisial. Mereka pun hanya melakukan kontrol aplikasi PeduliLindungi untuk penonton yang hadir ke arena. Jumlah penonton juga belum dibatasi.
Namun, kalau nanti ada peningkatan status PPKM di Surakarta selama ASEAN Para Games, panitia siap untuk menerapkan protokol kesehatan lebih ketat. Paling tidak, mereka tidak segan untuk mengikuti arahan BNPB guna melakukan tes usap antigen kepada para penonton dan membatasi jumlah penonton di arena.
”Yang pasti, kami berupaya memastikan semua tamu (luar negeri) datang dan pulang dari Solo dengan sehat, terutama untuk para atlet. Untuk saat ini, semuanya masih sesuai rencana. Lagi pula, Solo masih menjadi tuan rumah turnamen pramusim Liga Indonesia, Piala Presiden 2022, dan tidak ada lonjakan kasus Covid-19. Kalau ada peningkatan kasus Covid-19 selama ASEAN Para Games, kami akan lebih waspada. Kami akan terus melihat perkembangannya,” kata Gibran.
Menurut Menpora Zainudin Amali, semua pihak patut lebih percaya diri untuk sukses menyelenggarakan ASEAN Para Games di tengah potensi lonjakan kasus Covid-19. Sebab, Indonesia berpengalaman mengadakan ajang multicabang olahraga berskala besar di tengah pandemi.
Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) di Papua akhir tahun lalu, misalnya, dua ajang itu berlangsung ketika tinggi-tingginya kasus Covid-19. Akan tetapi, dua gelaran itu bisa dilaksanakan dengan lancar hingga tuntas tanpa kejadian yang luar biasa.
”Kita pengalaman dengan PON dan Peparnas di Papua. Waktu itu, kasus Covid-19 varian Delta sedang tinggi-tingginya. Peserta dua ajang itu pun jauh lebih besar dibandingkan ASEAN Para Games. PON contohnya, ada 25.000 orang yang terlibat (atlet, ofisial, dan lainnya). Waktu itu, mengawasinya sangat sulit. Sepak bola contohnya, kapasitas stadion cuma 15.000 orang, tetapi dipenuhi sampai 20.000 orang. Tetapi, semuanya bisa tertangani dengan baik. Bahkan, selama Peparnas, tidak ada penambahan kasus baru. Jadi, pengalaman itu mudah-mudahan membuat kita bisa menggelar ASEAN Para Games dengan baik,” kata Zainudin.
Persiapan matang
Sementara itu, Gibran menuturkan, secara keseluruhan semua persiapan untuk mengadakan ASEAN Para Games sudah matang. Semua arena, hotel, dan tenaga sukarelawan telah siap untuk menyukseskan ajang yang dialihkan dari Vietnam ke Indonesia tersebut. Apalagi Surakarta cukup berpengalaman menggelarkan ajang itu pascamenjadi tuan rumah pada 2011.
Adapun panitia akan menyiapkan suguhan atraktif pada pembukaan nanti. Mereka berencana menampilkan kesenian khas Surakarta, seperti yang dipertontonkan dalam Pameran UMKM dan Budaya bertema Java in Paris di Paris, Perancis selama 8 Juni-17 Juli.
”Untuk nanti torch relay (arak-arakan obor api), opening, dan closing, kita akan menampilkan kesenian khas Solo sama seperti di Paris kemarin. Tetapi, penarinya akan lebih banyak, lebih kolosal. Kami berharap itu menjadi lebih meriah karena kita akan ditonton oleh puluhan ribu orang,” kata Gibran, anak sulung Presiden Joko Widodo tersebut.
Ketua Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia Senny Marbun menyampaikan, ASEAN Para Games 2022 akan diikuti oleh sekitar 2.000 atlet dan ofisial dari 11 negara Asia Tenggara. Ajang kali ini akan mempertandingkan 14 cabang olahraga.
Tim Indonesia yang dipimpin oleh Ketua Kontingen (CdM) Andi Herman menargetkan menjadi juara umum dengan perolehan 105 emas. Indonesia adalah juara bertahan ASEAN Para Games, yakni keluar sebagai yang terbaik pada ajang terakhir di Kuala Lumpur, Malaysia, 2017 dengan perolehan 126 emas, 75 perak, dan 50 perunggu. ”Lawan terberat kita Thailand karena jumlah kontingen mereka hampir sama dengan Indonesia. Thailand mungkin bisa dapat 95-96 emas,” ujar Senny.
Senny cukup percaya diri bisa kembali menjadi juara umum ASEAN Para Games. Sebab, para atlet pelatnas tidak pernah putus berlatih setelah Paralimpiade Tokyo 2020 tahun lalu. ”Persiapan kita untuk juara umum sangat matang. Sebab, sepulang dari Paralimpiade Tokyo, para atlet langsung balik ke pelatnas sesuai dengan arahan Menpora. Itu membuat semua atlet siap bertanding. Kalau kemarin sempat berhenti berlatih, kita akan susah mengembalikan kemampuan mereka,” ujarnya.
Pembukaan ASEAN Para Games akan dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo dan sejumlah perwakilan negara sahabat. Untuk itu, TNI-Polri juga bersiap memberikan pengamanan terbaik. ”Kami akan mengerahkan 1.800 personel dan bakal bergabung dengan anggota Polri untuk pengamanan tamu VVIP, arena, akomodasi, rute, dan sebagainya. Kita coba maksimalkan kekuatan. Kami pun manyiapkan personel untuk membantu penegakan protokol kesehatan kalau memang ada lonjakan kasus Covid-19, sama seperti yang kami lakukan dalam membatasi penonton di arena-arena PON,” kata Paban IV/Opsdagri Sops TNI Kolonel (Inf) Wawan Pujiatmoko.