Berusia 40 tahun, cedera, dan sibuk dengan bisnis tak membuat Serena Williams lupa dengan tenis. Dia, bahkan, masih memiliki ambisi untuk meraih gelar Grand Slam ke-24 untuk menyamai rekor Margaret Court.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
AP/PA/ADAM DAVY
Serena Williams berlatih di Lapangan Utama All England Lawn Tennis and Croquet Club, London, Inggris, 24 Juni 2022, dalam persiapan tampil di Wimbledon. Setelah satu tahun absen karena cedera, petenis Amerika Serikat itu kembali berlaga di turnamen ini dengan status wildcard.
Setahun tak bertanding, memiliki peringkat ke-1.204 dunia, dan sibuk dengan bisnis, Serena Williams seperti akan meninggalkan dunia tenis profesional yang dijalaninya sejak 1995. Keikutsertaannya dalam nomor ganda putri turnamen WTA Eastbourne, dilanjutkan dengan Wimbledon, menjadi kejutan bagi penggemar tenis. Rupanya, Serenamasih memiliki motivasi membuat rekor di ajang Grand Slam.
Kehadiran Serena dalam latihan di All England Club, London, menjelang Wimbledon, 27 Juni-10 Juli, bahkan membuat tunggal putri nomor satu duniaIga Swiatekterkesima. Swiatek yang mendapat jadwal latihan sebelum Serena di lapangan yang samamelihat kedatangan ”Sang Ratu”. Namun, karena terlalu malu untuk menyapa, Swiatek hanya bisa melihat Serena yang dikelilingi banyak orang dalam tim kepelatihannya.
”Saya melihat Serena saat latihan hari Jumat. Dengan hanya melihatnya saja, saya merasa takjub karena dia adalah legenda. Tak banyak orang yang bisa melakukan hal yang sama seperti Serena,” tutur Swiatek, pemilik enam gelar juara pada tahun ini, termasuk Grand Slam Perancis Terbuka.
Serena memang absen selama satu tahun dari arena kompetisi. Penampilan terakhirnya sebelum bersaing pada musim lapangan rumput tahun ini adalah babak pertama Wimbledon 2021.
ADRIAN DENNIS / AFP
Serena Williams terjatuh karena cedera hamstring sebelum mundur pada set pertama saat melawan Aliaksandra Sasnovich pada laga babak pertama Wimbeldon di All England Lawn Tennis and Croquet Club, London, 29 Juni 2021. Cedera itu membuat Serena absen selama satu tahun.
Saat itu dia meninggalkan lapanganpada skor 3-3 set pertamasambil menangis. Serena tak bisa menyelesaikan pertandingan saat melawan Aliaksandra Sasnovich karena cedera hamstring kanan. Belakangan, diketahui terdapat robekan pada otot hamstring-nya.
Momen itu pula yang dibawa Serena untuk datang ke All England Club, tahun ini. Dia tak ingin meninggalkan turnamen yang telah tujuh kali dijuarainya dengan tangis seperti tahun lalu.
Untuk beradaptasi dengan atmosfer kompetisi, Serena membuat kejutan dengan bermain bersama Ons Jabeur dalam WTA Eastbourne, salah satu turnamen pemanasan Wimbledon. Mereka menembus semifinal, tetapi mengundurkan diri karena Jabeur mengalami cedera lutut.
Lama absen membuat peringkatnya melorot menjadi ke-1.204 dunia sehingga Serena harus meminta wildcard untuk bisa bersaing di Wimbledon. Laga pertama dalam Wimbledon yang ke-21, sejak debut pada 1998, akan dijalani melawan petenis Perancis peringkat ke-113 dunia, Harmony Tan, pada Selasa (28/10/2022).
AP PHOTO/KIRSTY WIGGLESWORTH
Serena Williams (kanan) mendatangi petenis Belarus, Aliaksandra Sasnovich, seusai mundur karena cedera hamstring pada laga babak pertama Wimbeldon 2021 di London, 29 Juni 2021.
Laga itu menjadi langkah pertama dalam mewujudkan target yang telah lama disimpannya. Setelah menjuarai Australia Terbuka 2017, yang merupakan gelar Grand Slam ke-23, Serena tinggal membutuhkan satu gelar untuk menyamai prestasi mantan petenis Australia, Margaret Court. Court, dengan 24 trofi juara Grand Slam, adalah petenis dengan gelar terbanyak dari panggung persaingan tertinggi di arena tenis itu.
Serena mendekati rekor tersebut ketika empat kali menembus final Grand Slam setelah memiliki anak, Olympia, yang saat ini berusia empat tahun. Pada 2018 dan 2019, dia selalu lolos ke final Wimbledon dan Amerika Serikat Terbuka, tetapi gagal menambah gelarnya. Setelah itu, hasil terbaiknya di arena Grand Slam adalah ketika tampil pada semifinal Australia Terbuka 2021.
Ayolah, saya kira, Anda tahu jawabannya.
Meski lebih sering menggeluti dunia bisnis sambil memulihkan cedera dalam setahun terakhir, pemilik perusahaan Serena Ventures ini masih memelihara motivasi untuk menyamai Court. Secara tersirat, dia menyebut target itu ketika wartawan bertanya tentang harapan terbaiknya pada penampilan di Wimbledon tahun ini. ”Ayolah, saya kira, Anda tahu jawabannya,” katanya sambil tersenyum.
Pada acara konferensi pers menjelang turnamen itu, Serena menjelaskan bahwa dia tak memiliki rencana detail untuk bertanding kembali ketika menjalani masa pemulihan. Namun, petenis berusia 40 tahun tersebut mengatakan, dia tidak, atau setidaknya, belum pensiun. Rencana tampil di Wimbledon telah ada dalam benak sebelum berlangsungnya Perancis Terbuka, 22 Mei-5 Juni.
ADRIAN DENNIS / AFP
Serena Williams menangis setelah tak bisa menyelesaikan laga babak pertama Wimbledon karena cedera hamstring saat melawan Aliaksandra Sasnovich di London, 29 Juni 2021.
”Saya memang tidak pernah tahu kapan saya akan bermain lagi dan bagaimana cara melakukannya. Apalagi, waktu saya habis dengan mengurus perusahaan. Saya benar-benar menikmatinya. Namun, Wimbledon adalah tempat yang tepat bagi saya untuk kembali,” kata Serena kepada The New York Times.
Setelah Wimbledon 2021, Serena bercerita bahwa dia berusaha keras untuk bisa tampil pada AS Terbuka. ”Setiap hari, saya berupaya supaya bisa bermain di New York. Namun, ternyata, saya belum siap bertanding. Akhirnya, saya memutuskan ‘gantung raket’ untuk sementara hingga benar-benar pulih,” tutur Serena yang saat ini didampingi pelatih baru, Eric Hechtman.
Hechtman, yang menjadi pelatih Venus Williams sejak 2019, adalah mantan petenis dari Universitas Miami. Dia menggantikan posisi Patrick Mouratoglou yang telah sepuluh tahun mendampingi Serena. Saat ini Mouratoglou menjadi pelatih bagi juara Wimbledon 2019, Simona Halep.
Meski lama tak bertanding, Serena tetap dinilai sebagai lawan tangguh oleh petenis lain. ”Saat melihatnya di Wimbledon pada tahun lalu, saya sempat berpikir bahwa itu adalah Wimbledon terakhir Serena, tetapi ternyata, dia datang lagi. Walaupun tak bertanding selama setahun, Serena selalu menjadi kandidat juara dimana pun dia tampil,” ujar petenis AS berusia 18 tahun, Cori “Coco” Gauff, yang berpeluang menjadi lawan Serena pada babak keempat. (AP/AFP)