Para pebalap MotoGP akan berjuang lebih keras di Assen untuk mendapatkan momentum positif sebelum jeda musim panas. Meraih konsistensi menjadi fokus para pebalap, terutama bagi para jagoan Ducati.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
ASSEN, JUMAT – Assen selalu menjadi sirkuit yang menantang dan sulit bagi para pebalap MotoGP, termasuk Fabio Quartararo yang musim lalu menang di sana. Sedangkan bagi para pebalap Ducati, sirkuit yang disebut "Katedral Kecepatan" itu juga jarang memberikan hasil manis. Kondisi trek yang teknikal dan kondisi cuaca yang kurang bagus, akhir pekan ini, mempebesar tantangan para pebalap untuk meraih podium di Assen sekaligus membawa momentum positif saat liburan musim panas.
Perburuan momentum positif di Assen sangat penting bagi para pebalap yang berjuang meraih gelar juara. Quartararo, yang memuncaki klasemen, pun memerlukan itu. Pebalap tim Monster Energy Yamaha itu sangat konsisten dalam tiga balapan terakhir dengan meraih podium kedua di Mugello, kemudian menang di Barcelona dan Sachsenring. Dia bertekad memastikan konsistensi itu dengan meraih kemenangan di Assen.
"Saya sangat senang dengan kemenangan di Sachsenring. Saya membalap dengan bagus di Barcelona, tetapi di Sachsenring lebih bagus karena saya melakukan itu dalam kondisi kurang sehat. Saya menikmati beberapa hari istirahat dan sekarang saya merasa lebih baik. Jadi, saya siap menjalani balapan di Assen. Kami memiliki kenangan bagus dari tahun lalu di sini bersama tim. Ini salah satu sirkuit favorit saya. Jadi, saya pikir kami bisa menjalani dengan bagus lagi," ungkap Quartararo.
Namun, akhir pekan ini diawali dengan kurang bagus karena hujan mengguyur Assen. Quartararo hanya berada di posisi ke-17 dalam sesi latihan bebas (FP) 1 dengan terpaut 1,659 detik dari pebalap tercepat, Jack Miller (Ducati). Performa Quartararo membaik dalam FP2 dengan menempati posisi ketiga, terpaut 0,305 detik dari Francesco Bagnaia (Ducati) sebagai pebalap yang tercepat. Peningkatan kecepatan itu diraih semua pebalap seiring kondisi trek yang mengering. Kondisi cuaca bisa mengubah peta persaingan saat balapan.
Performa Bagnaia saat time attack di akhir FP2 menegaskan potensinya untuk menantang Quartararo yang musim lalu sangat cepat di Assen. Dalam tiga balapan terakhir, Bagnaia selalu menunjukkan kecepatan satu lap dan pace yang sangat kuat. Namun, dia dua kali terjatuh di Barcelona dan Sachsenring, sehingga gagal menghentikan laju Quartararo dalam perburuan gelar juara. Kini, pebalap berjuluk Pecco itu tertahan di posisi keenam, tertinggal 91 poin dari Quartararo.
Demi konsistensi
Pecco pun mengejar kemenangan di Assen untuk mendapatkan hasil positif demi meraih konsistensi pada paruh kedua musim ini. Jika dia kembali gagal finis, perburuan gelar juara akan semakin sulit.
"Konsistensi merupakan sesuatu yang sangat penting saat ini. Jika melihat klasemen dan Fabio serta Aleix (Espargaro), mereka selalu meraih poin di setiap balapan. Mereka di antara sedikit pebalap yang tidak pernah meraih poin nol. Mereka menjalankan pekerjaan dengan luar biasa," ungkap Direktur Olahraga Ducati Corse Paolo Ciabatti dalam konferensi pers khusus para petinggi tim di Assen, Jumat (24/6/222).
Satu-satunya yang bisa kami lakukan adalah berusaha sebaik mungkin untuk menang di manapun. Kami akan berusaha sebaik mungkin hingga akhir. Hanya itu yang bisa kami lakukan. (Paolo Ciabatti)
"Kami memang memimpin dalam klasemen konstruktor, tetapi tertinggal dalam klasemen pebalap, terutama dengan Pecco dan Jack yang berada di poisisi keeenam dan ketujuh, tertinggal 91 poin dari Fabio. Ini berat karena hasil nol poin, khususnya bagi Pecco, memengaruhi peuang kami juar, hal yang selalu menjadi target kami," ujar Ciabatti kemudian.
Enggan menyerah
Namun, Ducati belum menyerah, karena masih ada 10 balapan, termasuk Assen untuk mengumpulkan poin sebanyak mungkin. Oleh karena itu, momentum positif perlu diraih di Assen, sehingga sembilan balapan di paruh kedua bisa dijalani dengan optimisme tinggi.
"Kami masih bisa meraih banyak poin, tetapi secara realistis sangat sulit karena Fabio dan juga Aleix konsisten di puncak performa dan hanya melakukan sedikit kesalahan. Satu-satunya yang bisa kami lakukan adalah berusaha sebaik mungkin untuk menang di manapun. Kami akan berusaha sebaik mungkin hingga akhir. Hanya itu yang bisa kami lakukan," tegas Ciabatti.
Saat ini, Quartararo menjadi lawan yang harus dikalahkan oleh para pebalap yang berada dalam persaingan juara. Pebalap asal Perancis itu kini dalam momentum positif setelah mampu mengubah pola pikir sejak balapan di COTA, Amerika Serikat. Quartararo fokus pada kekuatan YZR-M1, bukan kelemahan pada top speed.
"Ya, pada awalnya sulit. Mungkin, itu juga karena awalnya kami mengharapkan sesuatu (top speed) yang tidak bisa dihadirkan dari Jepang. Mungkin, kami juga kehilangan motivasi atau pikiran positif. Kemudian, kami mulai berhenti memikirkan apa yang tidak kami peroleh dan memaksimalkan apa yang dipunya," ungkap Direktur Tim Monster Energy Yamaha Massimo Meregalli.
"Perubahan pada Quartararo terjadi di COTA. Meskipun kalah jauh dalam top speed, dia bisa bersaing dengan Marc Marquez hingga akhir balapan. Ketika kami tiba di Portimao, menurut saya ,dia menjalani dengan cara berbeda. Kami memaksimalkan paket kami dan bekerja dengan sangat bagus di tikungan, tidak kehilangan apapun, dan banyak aspek yang berjalan bagus dan dalam kendali," ungkap Meregalli kemudian.
Ia menambahkan, Quartararo sangat konsisten. "Mungkin, dia satu-satunya yang bisa mengeksplorasi kekuatan motor kami serta memiliki feeling yang kuat dengan motor saat ini. Dia lebih dewasa dibandingkan tahun lalu dan terus memperbaiki waktu putaran di (sirkuit) manapun. Dia sangat bertekad besar," ungka Meregalli.
Berbekal performa brilian di trek-trek yang biasanya kurang bagus bagi Yamaha itu, Quartararo pun diharapkan mampu tampil maksimal di Assen, sirkuit yang bagus bagi M1. Kemenangan akan membuka lebih lebar jalan Quartararo mempertahankan gelar juara MotoGP.