Sejumlah pemain bintang berstatus bebas transfer dalam bursa transfer jelang musim 2022/2023. Namun, upaya mereka meneruskan karier tak mudah. Gaji besar menjadi faktor utama klub enggan menampung bintang bebas tersebut.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·6 menit baca
Sejumlah pemain bintang berstatus bebas transfer dalam jendela bursa transfer jelang musim 2022/2023. Namun, tidak semuanya bernasib mulus. Dengan standar gaji tinggi, beberapa pemain bintang tak mudah untuk mendapatkan pelabuhan baru. Sebaliknya, dengan gaji yang wajar, ada pula pemain bintang yang laris manis diburu.
Duo pemain Argentina, penyerang Paulo Dybala dan pemain sayap Angel Di Maria yang tergolong pemain bintang tetapi kelanjutan karirnya masih belum jelas. Usai mengucapkan salam perpisahan karena tidak memperpanjang kontraknya dengan raksasa Italia Juventus yang berakhir 30 Juni ini, Dybala kesulitan mendapatkan klub baru yang mampu memenuhi permintaan gajinya.
Menurut La Gazzetta dello Sport, Kamis (2/6/2022), Dybala sudah menolak empat tawaran yang datang, yakni dari klub Inggris Newcastle United, klub Jerman Borussia Dortmund, serta duo klub Spanyol Sevilla dan Atletico Madrid. Sebaliknya, dari laporan sejumlah media Inggris dan Italia, duo klub Inggris Manchester United dan Tottenham Hotspur, serta klub Italia Inter Milan justru menolak lamaran Dybala karena permintaan gaji yang terlalu tinggi.
Sejauh ini, Dybala menanti keseriusan dari klub Italia Inter Milan. Hanya saja, gaji La Joya, julukan pemain berusia 28 tahun itu di luar standar klub berjuluk Si Ular Besar tersebut. Inter Milan dikabarkan menawari Dybala gaji antara 5-6 juta Euro atau Rp 78 miliar-Rp 93 miliar dan ditambah bonus 1 juta Euro atau Rp 15 miliar kalau Dybala bisa bermain 50 persen dari total laga per musim.
Gaji itu lebih rendah dibanding yang diterima di Juventus, antara lain 7,3 juta Euro atau Rp 114 miliar pada musim 2021/2022. Dybala dilaporkan meminta upah sekurangnya 8 juta Euro atau Rp 125 miliar, serta biaya agen dan bonus.
”Ke mana ia (Dybala) akan pergi belum diketahui. Inter mencoba seperti tim lain (mendatangkan Dybala), jika elemennya tidak cocok, pemain tidak bakal melakukannya (menerimanya),” ujar praktisi sepak bola sekaligus pebisnis asal Italia Fabio Cordella dilansir Calciomercato.it, Selasa (21/6/2022).
Kondisi itu membuat beberapa klub yang berminat ragu-ragu dan mulai mengurungkan niat mendatangkan Dybala. Apalagi Dybala tergolong pemain yang rentan cedera, seperti musim lalu sehingga cuma bermain 29 kali dari 38 laga Serie A Liga Italia 2021/2022.
Bahkan, Inter Milan lebih fokus mendatangkan kembali penyerang Belgia Romelu Lukaku dari Chelsea. ”Lukaku dan Dybala adalah target kami tetapi kami perlu mempertimbangkan masalah keuangan,” kata Direktur Inter Beppe Marotta dikutip Football-Italia, Senin (20/6).
Klub Spanyol Barcelona yang sempat dikait-kaitkan dengan Dybala pun lebih mementingkan kedatangan penyerang Polandia Robert Lewandowski dari klub Jerman Bayern Munchen. ”Ada penawaran lain dari beberapa klub Italia, seperti AC Milan dan AS Roma dan dua klub Spanyol. Sayangnya, sampai saat ini, masih ada jarak penting antara penawaran dan permintaan, inilah masalahnya,” ungkap Cordella dilansir Asromalive.it, Selasa.
Nasib nyaris serupa dialami kompatriot Dybala di timnas Argentina, Angel Di Maria. Pemain berusia 34 tahun itu tidak memperpanjang kontraknya dengan klub Perancis Paris Saint-Germain yang kadarluarsa akhir Juni ini.
Akan tetapi, Di Maria jual mahal dengan tawaran yang masuk dari Juventus maupun Barcelona yang santer terdengar tertarik dengannya. Juventus ingin mendatangkan Di Maria sebagai proyek jangka pendek pengganti Dybala.
Namun, menurut Eurosport.it, Jumat (24/6), keinginan Juventus bertepuk sebelah tangan. Niat serius Juventus yang dikabarkan telah melayangkan proposal resmi itu belum direspon Di Maria yang menyebabkan klub berjuluk Si Nyonya Besar itu mulai beralih kepada pemain sayap klub Italia lainnya, Sassuolo, Domenico Berardi seharga 30 juta Euro atau Rp 469 miliar.
Walau terikat kontrak dengan Sassuolo hingga 2024, Berardi tertarik bergabung dengan klub asal Kota Turin tersebut. Selain Berardi, Juventus turut mengincar pemain sayap klub Ibukota Italia, AS Roma, Nicolo Zaniolo. ”Juventus memutuskan untuk melepas treknya dari Di Maria,” pesan jurnalis sepak bola Italia Giovanni Albanese dalam aku Twitter resminya, Jumat.
Di Maria dilaporkan lebih tertarik untuk berlabuh ke klub Spanyol. Tawaran cukup serius datang dari Barcelona ingin yang menjadikannya sebagai alternatif kalau klub yang bermarkas di Stadion Camp Nou itu gagal menggaet pemain sayap Brasil Raphinha dari klub Inggris Leeds United.
Merujuk Football Espana, Kamis (23/6) upaya Barcelona mendatangkan Raphinha tak mudah karena harga pemain berusia 25 tahun itu dipatok cukup tinggi, yakni 65 juta Euro atau Rp 1,01 triliun. Klub berjuluk Blaugrana itu hanya berani mengeluarkan mahar 40 juta Euro atau Rp 625 miliar.
Meski tak muda lagi, Di Maria masih merasa sebagai pemain bintang dengan reputasi pernah bermain di klub-klub besar Eropa, seperti raksasa Spanyol Real Madrid (2010-2014) dan Manchester United (2014-2015). Maka itu, pemain kelahiran Rosario, Argentina itu agak gengsi cuma jadi pilihan kedua Barcelona.
”Saya belum memikirkannya (masalah transfer). Kini, saya sedang fokus dengan timnas Argentina (jelang Piala Dunia Qatar 2022). Kita akan lihat nanti setelah jeda (laga internasional),” terang Di Maria di tengah isu ketertarikan Juventus maupun Barcelona dikutip 90min.com, Senin (6/6).
Saya belum memikirkannya (masalah transfer). Kini, saya sedang fokus dengan timnas Argentina.
Membangun ulang karier
Bertolak belakang dengan nasib Dybala dan Di Maria, Christian Eriksen malah banyak diminati serius sejumlah klub besar Benua Biru, seperti klub dari Negeri Ratu Elizabeth Manchetser United, Tottenham, Leicester, Everton, West Ham, dan klub Belanda Ajax Amsterdam. Itu menjadi peluang besar pemain berusia 30 itu membangun ulang kariernya yang sempat di ujung tanduk karena masalah jantung.
Eriksen pingsan karena gangguan jantung pada akhir babak pertama laga Denmark dan Finlandia pada pekan pertama Piala Eropa 2020 tahun lalu. Peristiwa itu membuat pemain kelahiran Middelfart, Denmark itu beristirahat selama setengah tahun.
Situasi itu menyebabkan kontrak Eriksen dengan Inter Milan berakhir lebih cepat. Inter Milan tidak bisa lagi memainkannya karena Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) melarang pemain yang mengenakan alat pacu jantung atau alat bantu jantung berkompetisi di sepak bola Negeri Spageti.
Dalam keadaan sulit itu, Eriksen coba bangkit dan sempat berlatih bersama klub masa mudanya, Ajax mulai akhir Desember 2021. Berkat kerja kerasnya mengembalikan kebugaran, dia mendapatkan tawaran bermain untuk klub papan bawah Inggris Brentford pada akhir jendela transfer musim dingin lalu.
Sepanjang kontrak setengah musim dengan Brentford, Eriksen mempertontonkan kemampuan terbaiknya. Penampilan apik itu terpantau oleh banyak klub besar. Isu yang berhembus kencang menyatakan Eriksen sangat diminati Manchester United. Dengan usia yang belum terlalu senja, dia diyakini masih bisa kembali ke puncak performanya seperti sebelum mengalami masalah jantung.
Eriksen akan menjadi pilihan menguntungkan karena sekarang gajinya tidak terlalu besar. ”Ketika pemain bagus tersedia (gratis), mereka (klub) akan mencari cara merekrutnya, jika mereka bisa dan manajer menginginkannya. Untuk Christian Eriksen, mereka bisa mendiskusikannya. Dia sudah kembali bugar dan menunjukkan kualitasnya di Brentford. Tinggal nanti, apakah dia cocok untuk Manchester United,” tutur mantan bek Manchester United John O’Shea dilansir Metro.co.uk, Kamis (23/6).
BBC pada akhir Mei menyampaikan, keputusan Eriksen dinanti oleh Manchester United. Namun, Eriksen masih menimbang masa depannya, terutama terkait keluarga. Lagi pula, keluarga menjadi faktor penting kariernya saat ini. Sebab, keluarga yang membantunya untuk bangkit dan meneruskan karier sepak bolanya.
”Sekarang, bersama keluarga menjadi lebih penting. Tentang ke mana saya akan pergi, ini akan menjadi keputusan yang bukan hanya mengenai perspektif olahraga tetapi juga dari perspektif keluarga,” tegasnya dikutip Manchestereveningnews.co.uk.