Potensi Setinggi Langit Summer McIntosh, Juara Dunia Renang di Usia 15 Tahun
Perenang Kanada, Summer McIntosh, memastikan diri jadi juara dunia di Budapest. Dengan usia baru 15 tahun, McIntosh punya potensi berkembang yang tidak terbatas pada masa depan.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
AFP/FERENC ISZA
Perenang Kanada, Summer McIntosh (kanan), dan perenang AS, Hali Flickinger, bersaing pada nomor 200 meter gaya kupu-kupu putri dalam Kejuaraan Renang Dunia di Duna Arena, Budapest, Hongaria, Rabu (22/6/2022). McIntosh meraih medali emas dan Flickinger meraih perak pada nomor itu.
BUDAPEST, KAMIS — Perenang remaja asal Kanada, Summer McIntosh (15), meraih emas pertama di Kejuaraan Dunia Renang Budapest 2022. Debutan yang dua bulan lagi akan genap 16 tahun itu berjaya di nomor 200 meter gaya kupu-kupu putri. Dia menunjukkan potensi yang tidak ada batasnya, seperti tinggi langit.
McIntosh menjadi juara dunia sekaligus memecahkan rekor dunia yunior untuk kedua kalinya setelah finis dengan catatan waktu 2 menit 5,2 detik di Danube Arena, Budapest, Hongaria, Kamis (23/6/2022) WIB. Dia melampaui rekor miliknya sendiri yang dicapai pada semifinal, 2 menit 5,79 detik.
Menariknya lagi, McIntosh mengalahkan tiga perenang yang merupakan peraih medali Olimpiade Tokyo 2020 di nomor tersebut, yaitu Zhang Yufei (emas), Regan Smith (perak), dan Hali Flickinger (perunggu). Mentalnya tidak ciut berhadapan dengan para perenang senior.
”Sangat berarti untuk bisa menjadi juara dunia. Ini terasa seperti mimpi. Apalagi bisa melakukannya di 200 meter kupu-kupu. Ini adalah nomor favorit saya. Saya hanya memberikan segalanya dan fokus untuk menyelesaikan lomba secepat mungkin,” ujar perenang termuda Kanada di Olimpiade Tokyo tersebut.
AFP/ATTILA KISBENEDEK
Para peraih medali pada nomor 200 meter gaya kupu-kupu putri dalam Kejuaraan Dunia Renang di Duna Arena, Budapest, Hongaria, Rabu (22/6/2022). (Dari kiri ke kanan) Hali Flickinger, peraih perak dari AS; Summer McIntosh, peraih emas dari Kanada; serta Zhang Yufei, peraih perunggu dari China.
Tampil di lintasan empat, sang remaja sempat tertinggal pada awal lomba. Dia butuh 0,79 detik, terlambat kedua dari delapan perenang, untuk bereaksi melompat ke kolam. Perenang China, Yufei (24), yang mencatat reaksi tercepat, 0,62 detik, memimpin lomba.
Yufei berhasil memimpin hingga satu putaran, 100 meter pertama. Tertinggal 0,49 detik, McIntosh berada di peringkat ketiga setelah perenang Amerika Serikat, Smith (20). Meskipun tertinggal, McIntosh semakin dekat menyusul para pesaing.
McIntosh, di level usia yunior, menunjukkan keseimbangan antara daya tahan tinggi dan tenaga besar. Dengan dayungan penuh energi yang konsisten, dia berhasil menggapai titik 150 meter terlebih dulu. Smith terus menempelnya, sementara Yufei keteteran hingga peringkat ketiga.
Di 50 meter penentu, McIntosh tidak terkejar lagi. Smith, akibat kelelahan, disusul oleh rekannya sendiri, Flickinger (27). Flickinger mengeluarkan sisa tenaga pada saat akhir dan finis 2 menit 6,08 detik. Yufei yang finis 2 menit 6,32 detik harus puas dengan perunggu.
Sangat berarti untuk bisa menjadi juara dunia. Ini terasa seperti mimpi.
AFP/OLI SCARFF
Perenang Kanada, Summer McIntosh, berlomba pada semifinal nomor 200 meter gaya kupu-kupu putri pada Kejuaraan Renang Dunia di Budapest, Hongaria, Selasa (21/6/2022). McIntosh mencatat waktu 2 menit 5,79 detik, memecahkan rekor dunia yunior, dan membawanya ke final.
”Saya agak merasa sedikit syok saat ini,” ucap McIntosh tentang perasaannya seusai lomba. ”Saya bisa melihat perkembangan drastis selama beberapa tahun terakhir. Bertambah baik dari kekuatan dan kecepatan. Saya tidak bisa meminta hal yang lebih daripada pencapaian ini.”
Menurut perenang berambut pirang ini, dia hanya fokus mengeluarkan segala energi sejak awal untuk berenang secepat mungkin. Dia tidak memikirkan tenaga untuk 50 meter terakhir. Hal itu memperlihatkan betapa besarnya energi dalam tubuh McIntosh. Kecepatannya masih konsisten, meskipun sudah habis-habisan sejak awal lomba.
Pelatih Kanada Ryan Mallette mengatakan, anak asuhnya itu memang berusia sangat muda. Akan tetapi, dia lebih tua dari usianya karena pengalaman yang sudah sangat banyak. ”Dia punya dedikasi luar biasa di olahraga ini. Dia melakukan segalanya untuk berkembang. Seorang pekerja keras,” katanya.
Adapun McIntosh masuk ke pusat latihan tim Kanada di Toronto selama pandemi Covid-19 untuk mempersiapkan Olimpiade Tokyo. Dia berlatih bersama para perenang olimpian. Sejak itu, perenang setinggi 1,72 meter ini tidak pernah berhenti berlatih di sana hingga berangkat ke Budapest.
Perenang AS, Claire Weinstein (kiri), dan perenang Kanada, Summer McIntosh, melakukan start saat bertanding dalam final 4 x 200 meter gaya bebas putri pada Kejuaraan Renang Dunia di Duna Arena, Budapest, Hongaria, Rabu (22/6/2022).
”Sebagai seseorang yang datang ke tim pada usia yang begitu muda, dia tidak memiliki pengetahuan nyata tentang apa yang mampu dilakukan orang lain (pada seusianya). Tanpa mengetahui itu, dia tidak pernah menetapkan batas untuk dirinya sendiri. Itu membuatnya meningkat pesat,” kata Mallette.
Dua jam setelah meraih emas, McIntosh kembali menyumbang perunggu bersama tim estafet Kanada di nomor 4 x 200 meter gaya bebas. Dia yang jadi perenang pertama sempat membuat Kanada memimpin pada 200 meter pertama. Dia menjadi perenang tercepat dengan catatan 1 menit 54,79 detik.
Catatan waktunya sukses memecahkan rekor dunia yunior 200 meter gaya bebas yang dimiliki perenang Australia, Mollie O’Callaghan (1 menit 55,11 detik). Rekor O’Callaghan diciptakan di babak kualifikasi Olimpiade Tokyo. Pemecahan rekor itu pun semakin melengkapi prestasi McIntosh.
Sementara itu, pemenang di nomor estafet adalah tim AS dengan catatan waktu 7 menit 41,45 detik. Tim Kanada tertinggal 3,31 detik di belakangnya. Emas tim AS salah satunya disumbangkan oleh ”ratu renang” jarak menengah, Katie Ledecky (25).
Ledecky pun sukses meraih emas ke-18 di seluruh ajang kejuaraan dunia dalam kariernya. Hingga saat ini, Ledecky sudah merengkuh total 21 medali. Jumlah itu adalah yang terbanyak dalam sejarah kompetisi di antara para perenang putri. (AP/AFP)