Pecco Tumpuan Ducati Akhiri Mimpi Buruk
Sachsenring selalu menjadi mimpi buruk bagi Ducati, karena Desmosedici sering tak berkutik di trek pendek dan berkelok itu. Namun, musim ini Ducati menemukan solusi untuk menghapus itu melalui performa Francesco Bagnaia.
CHEMNITZ, SABTU —Francesco Bagnaia menyuntikkan optimisme ke dalam tim pabrikan Ducati untuk mengakhiri hasil buruk di Sachsenring, Jerman. Pebalap berjuluk ”Pecco” itu, tampil brilian sejak sesi latihan bebas dengan berulang kali memecahkan rekor lap tercepat, dan kemudian pole position dalam sesi kualifikasi, Sabtu (18/6/2022). Performa Pecco itu menyalakan asa Ducati untuk meraih kemenangan di Sachsenring yang pertama dan terakhir kali diraih 14 tahun lalu oleh Casey Stoner.
Pecco langsung menemukan klik performa sejak sesi latihan Jumat, di mana dia mengakhiri FP2 dengan mencetak rekor baru lap tercepat. Dia bahkan dua kali mematahkan rekor lap tercepat, pertama dengan 1 menit 20,132 detik yang menggugurkan rekor Marc Marquez 1 menit 20,195 detik yang dicetak pada 2019. Pecco kemudian menutup FP2 dengan mencetak rekor baru 1 menit 20,018 detik.
Baca Juga: Pendulum MotoGP Berayun ke Arah Pecco Bagnaia di Sachsenring
Pebalap asal Italia itu kembali mematahkan rekornya sendiri dalam FP3 pada Sabtu pagi, dengan menjadi pebalap pertama yang mencetak waktu di bawah 20 detik di Sachsenring. Pecco mencetak waktu mengesankan 1 menit 19,833 detik yang kemudian dia pecahkan lagi dengan 1 menit 19,765 detik.
Pecco mengakhiri Sabtu dengan meraih pole position, dan satu-satunya pebalap yang mencetak waktu di bawah 20 detik dalam sesi kualifikasi, dengan 1 menit 19,931 detik. Dia mengungguli pesaing terkuat, pebalap Monster Energy Yamaha Fabio Quartararo yang meraih posisi start kedua. Posisi start ketiga ditempati oleh pebalap Prima Pramac Racing Johann Zarco. Di posisi start baris kedua ada Aleix Espargaro (Aprilia), Fabio Di Giannantonio (Gresini), dan rekan setim Pecco di tim pabrikan Ducati, Jack Miller.
Ya, saya sangat senang. Tetapi, hari ini tidak mudah karena kondisi trek sangat sulit, lebih sulit dari kemarin dengan angin kencang, dan sedikit lebih licin.
”Ya, saya sangat senang. Tetapi, hari ini tidak mudah karena kondisi trek sangat sulit, lebih sulit dari kemarin dengan angin kencang, dan sedikit lebih licin. Kami melakukan pekerjaan yang bagus sejak FP4, dan menurut saya, kami siap menghadapi balapan yang akan sangat panjang karena ada 30 putaran, tetapi kami sudah siap,” kata Pecco di parc ferme.
Performa Pecco ini membangkitkan harapan Ducati untuk mengakhiri hasil buruk di Jerman. ”Kami pikir kami dalam situasi yang bagus, setelan motor yang bagus, jadi kami pikir kami bisa memainkan perebutan podium oleh kedua pebalap kami, tetapi Fabio dan Espargaro sudah pasti akan ada dalam persaingan, tetapi kedua pebalap kami layak berada di podium,” ungkap Manajer Tim Ducati Lenovo, Davide Tardozzi, kepada BT Sports.
Baca Juga: Tanpa Marquez, Quartararo Favorit di Sachsenring
”Sachsenring selalu menjadi mimpi buruk bagi kami, sama dengan (sirkuit) berikutnya di Assen (Belanda). Para insinyur kami bekerja sangat keras untuk menemukan setelan motor di trek seperti ini, dan saya pikir mereka melakukan pekerjaan yang bagus,” ungkap Tardozzi terkait performa Ducati yang kompetitif akhir pekan ini.
Tardozzi juga menegaskan, Ducati tidak memakai komponen baru yang dites di Barcelona dua pekan lalu. Mereka hanya melakukan setelan yang berbeda untuk mendapatkan kompromi setelan motor dengan karakter sirkuit. ”Tidak ada yang baru setelah Barcelona, kami hanya melakukan pencarian mendalam terkait setelan yang berbeda, dan akhirnya kami menemukan sesuatu,” pungkas mantan pebalap Superbike itu.
Persaingan podium tertinggi di Sachsenring akan mempertemukan Pecco dengan Quartararo yang musim lalu bersaing ketat meraih gelar juara. Quartararo yang pada Jumat kehilangan 0,4-0,5 detik saat menggunakan ban kompon keras baru, sudah mendapatkan solusi jitu. Dia semakin bagus dalam waktu satu putaran juga pada pace balapan. Quartararo memang tidak bisa menyentuh Pecco dalam waktu satu putaran, tetapi pebalap Yamaha itu memiliki pace yang lebih baik, meskipun tipis.
Saat menjalani simulasi balapan dalam FP4, Quartararo mencetak ritme pace terbaik 1 menit 21,2 detik di antara pebalap lainnya, dengan ban depan-belakang kompon keras dan medium. Dia unggul tipis atas Pecco yang memiliki pace 1 menit 21,4 detik dengan ban depan-belakang berkompon keras. Quartararo juga menjadi pebalap tercepat dalam FP4 itu.
Baca Juga: Kepergian Miller Membuka Pintu bagi Bastianini dan Martin
Pilihan ban untuk balapan sangat krusial di Sachsenring untuk mengatasi 10 tikungan ke kiri dan hanya tiga tikungan ke kanan. Ban sisi kiri akan rentan terlalu panas dan cepat aus jika pebalap tidak mampu mencetak ritme pace yang tepat. Pebalap yang mampu mengelola ban dengan lebih baik akan berpeluang lebih besar meraih kemenangan. Sejauh ini, Pecco dan Quartararo adalah pebalap yang sangat lihai mengelola ban di sejumlah trek yang sulit.
”Kita lihat saja siapa yang akan dan siapa yang tidak membaik ketika temperatur jauh meningkat. Saya pikir ini tidak akan menjadi masalah besar bagi kami,” ungkap Quartararo terkait ban saat balapan.
Rins absen
Balapan seri Jerman ini batal diikuti oleh Alex Rins, karena pebalap tim Suzuki Ecstar itu merasakan sakit melebihi perkiraannya pada pergelangan tangan kiri yang retak akibat kecelakaan di Barcelona. Rins sempat menjalani sesi latihan bebas pertama, kedua, dan ketiga, tetapi rasa sakit yang berlebihan memaksa dia untuk fokus pada pemulihan cedera. Sebelum mencoba ikut balapan di Sachsenring, Rins sudah diperiksa oleh dokter Xavier Mir di Barcelona dan tulang yang retak dinyatakan kuat dan stabil. Namun, dokter Mir juga menyatakan bahwa Rins akan tetap memerlukan obat penghilang rasa sakit jika dinyatakan fit untuk balapan.
”Saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Saya datang ke Jerman untuk berusaha dan melihat apakah mungkin untuk menjalani balapan, tetapi setelah FP3 saya merasa sangat sakit pada tangan. Jadi, tim dan saya memutuskan untuk berusaha menjalani pemulihan sebaik mungkin dengan tidak menjalani balapan dan kembali lagi di Assen. Sudah pasti ini sangat disayangkan karena saya sangat menyukai trek ini, tetapi saya tidak bisa memacu motor dengan kencang jadi kami memutuskan untuk mengakhiri balapan di sini,” ujar Rins melalui video di akun media sosial Suzuki Ecstar.
Baca Juga: Tawa Quartararo dan Nestapa Espargaro di Montmelo
Pemulihan Marquez
Balapan akhir pekan ini juga tidak diikuti oleh Raja Sachsenring, Marc Marquez yang masih menjalani pemulihan pascaoperasi keempat pada humerus kanan. Pebalap tim Repsol Honda itu selalu menang di Sachsenring sejak debutnya di kelas MotoGP pada 2013. Marquez meraih delapan kemenangan beruntun di trek terpendek dalam kalender MotoGP itu, kecuali pada 2020 karena trek tidak dipakai saat pandemi Covid-19.
Terkait kondisi Marquez, Manajer Tim Repsol Honda Alberto Puig mengatakan, juara dunia delapan kali di semua kelas itu dalam suasana hati yang bagus. ”Pertama, dia senang, karena dia merasa sehat. Dia akan segera menjalani beberapa pemeriksaan oleh dokter. Dia mulai bisa menggerakkan tangan. Terakhir kali saya berbicara dengan dia melalui telepon, saya bisa merasakan dia sangat termotivasi dan antusias. Saya bisa melihat dia dalam suasana hati yang bagus,” ungkap Puig kepada Simon Crafar analis MotoGP.
Meskipun Marquez absen hingga akhir musim ini, tetapi dia tidak terlepas dari dinamika di paddock. Dia rutin menelepon adiknya, pebalap LCR Honda Alex Marquez, untuk mengetahui pengembangan motor RC213V.
”Dia selalu berhubungan, berusaha mengetahui dan memahami apa yang terjadi di Honda, dan apa yang mereka lakukan. Dia tidak terputus dari balapan. Dia selalu menelepon saya. Dia tahu betapa pentingnya tes (di Barcelona) itu bagi Honda, dan dengan alasan itu, dia terhubung,” ungkap Alex Marquez.