Cinta lama yang bersemi kembali mewarnai bursa transfer pemain Liga Italia menjelang musim 2022-2023. Sejumlah pemain sudah dan akan bernostalgia dengan pelatih ataupun klub lamanya.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
AFP/BEN STANSALL
Nemanja Matic (kiri), saat bergabung dengan Manchester United, berduel dengan pemain Chelsea, Ruben Loftus-Cheek, pada laga Liga Inggris di Stadion Stamford Bridge, London, 28 November 2021.
ROMA, KAMIS – Kisah cinta lama yang bersemi kembali mewarnai bursa transfer pemain Liga Serie A Italia jelang musim 2022-2023. Setelah gelandang Nemanja Matic resmi bertemu lagi dengan pelatih Jose Mourinho di AS Roma, Paul Pogba dikabarkan bakal balik ke Juventus dan penyerang Romelu Lukaku ngotot ingin "pulang" ke Inter Milan.
Pesepak bola selalu memiliki pelatih atau klub yang cocok dengan karakter permainannya. Tak heran, ada beberapa pemain yang selalu mengikuti ke mana pun pelatih yang cocok dengannya pergi atau kembali ke klub yang pernah membesarkannya.
Matic salah satunya. Usai saling bekerja sama di Chelsea pada pertengahan musim 2013-2014 hingga 2015-2016 dan di Manchester United musim 2017-2018 hingga pertengahan 2018-2019, pemain berusia 33 tahun itu akan bereuni dengan Mourinho di Roma. Matic baru saja resmi didatangkan Roma dari MU dengan status bebas transfer pada 14 Juni 2022.
Transfer itu menjadi keputusan saling menguntungkan, baik untuk Matic maupun Mourinho. Matic bisa menjaga keberlangsungan kariernya setelah dinilai sudah habis pada musim terakhirnya di Manchester United.
”Tidak selalu mudah bekerja dengannya (Mourinho). Tapi, dia adalah seorang pemenang dan itu yang saya inginkan dari pelatih. Saya selalu ingin menjadi pemenang dan dia bisa menyalurkan energi itu kepada para pemainnya. Saya tidak sabar bekerja dengannya lagi. Saya harap kami bisa membuat hal-hal besar bersama di Roma,” ujar Matic dilansir laman AS Roma, Rabu (15/6/2022).
AFP/OZAN KOSE
Pelatih AS Roma Jose Mourinho mencium trofi Liga Konferensi Eropa seusai mengalahkan Feyenoord pada final kompetisi itu di Stadion Air Albania, Tirana, Albania, Kamis (25/5/2022) dini hari WIB. Roma menang, 1-0, dan menjuarai Liga Konferensi edisi perdana itu.
Sebaliknya, walau usia tak muda lagi, Matic dianggap sebagai rantai yang hilang taktik strategi yang ingin diterapkan Mourinho di Roma. Sebagai gelandang jangkar pemutus serangan dan mampu membantu serangan, perannya ibarat gelandang legendaris Perancis, Claude Makelele, atau Michael Essien yang menjadi andalan lini tengah Mourinho di Chelsea pada 2005 hingga 2008.
Matic pun menjadi pilihan utama Mourinho selama nyaris tiga musim berada di Chelsea pada era kedua kepelatihan Mourinho di klub berjuluk "Si Biru" tersebut. Matic memainkan peran sentral dan nyaris selalu bermain sebelum Mourinho angkat kaki 17 Desember 2015.
Saat Mourinho berlabuh ke Manchester United, Matic dirayu mengikutinya. Lagi-lagi, Matic didapuk sebagai jenderal lapangan tengah dengan menjalani 36 laga dan 1 gol di Liga Inggris 2017-2018 dan hampir selalu menjadi pemain inti sebelum Mourinho didepak 18 Desember 2018. Ketika Mourinho menakhodai Tottenham Hotspur, Matic tidak sempat diajak. Mourinho juga tak terlalu lama menangani klub berjuluk "The Lilywhites" tersebut.
Dengan kesuksesannya pada musim perdana bersama AS Roma, yakni mempersembahkan trofi Liga Konferensi Eropa 2021-2022 atau kompetisi kasta ketiga Eropa musim perdana, Mourinho ingin memperkuat tim untuk meraih kesuksesan lebih baik pada musim keduanya di klub berjuluk "Serigala Ibu Kota" tersebut. Matic bisa menjaga kedalaman skuad, antara lain berdampingan atau menjadi pelapis gelandang Italia, Bryan Cristante.
”Semua orang tahu hubungan saya dengan Nemanja (Matic). Dia salah satu orang yang saya percayai. Kami pernah berjuang bersama dan pernah menang bersama,” ungkap Mourinho kepada Sky Sports di tengah isu kedatangan Matic sebulan lalu.
AFP/OZAN KOSE
Pelatih AS Roma Jose Mourinho dan timnya merayakan keberhasilan meraih trofi Liga Konferensi Eropa di Stadion Air Albania, Tirana, Albania, Kamis (25/5/2022) dini hari WIB. Roma mengalahkan Feyenoord, 1-0, di final.
Menyelamatkan karier
Kisah nyaris serupa dijalani Pogba dan Lukaku. Kedua pemain ini berusaha menyelamatkan kariernya yang di ujung tanduk. Penampilan Pogba bak kereta luncur atau tidak stabil sepanjang musim lalu. Dia tidak bisa berbuat banyak untuk mengangkat performa Manchester United yang terpuruk.
Situasi kian memburuk karena Pogba berulang kali dihantam cedera. Dia sempat cedera paha belakang, hamstring, yang memaksanya absen dua bulan dari awal November 2021 sampai akhir Januari 2022. Ia juga sempat cedera betis yang membuatnya mengakhiri musim lebih cepat sejak akhir April lalu.
Tentu, ada keinginan kami membawa kembali Lukaku. Akan tetapi, kami tetap mempertimbangkan kelayakan finansial klub. Kami bakal memutuskannya segera dalam waktu yang tepat (paling lambat 30 Juni)
Penampilan yang tidak konsisten dan rentetan cedera itu menyebabkan Pogba kehilangan posisinya di lini tengah Manchester United. Perannya tersisih oleh gelandang Inggris, Scott McTominay, dan gelandang Brasil, Fred. Boleh jadi, itu alasan utama kontraknya tidak diperpanjang dan berstatus bebas transfer per 1 Juni 2022.
Dengan usia masih 29 tahun, Pogba tentu tidak ingin kariernya berakhir terlalu dini. Untuk itu, pemain yang sempat berstatus pemain termahal di dunia saat Manchester United mendatangkannya dari Juventus dengan mahar 105 juta euro pada 2016 tersebut berupaya memperpanjang napas kariernya dengan berlabuh ke klub yang bisa memberinya eksistensi.
AP/RUI VIEIRA
Pemain Manchester United, Paul Pogba, menggiring bola saat melawan Tottenham Hotspur pada laga Liga Inggris di Stadion Old Trafford, Manchester, Minggu (13/3/2022) dini hari WIB. MU memenangi laga itu dengan skor 3-2.
Isu berhembus kencang bahwa Pogba bakal memilih Juventus sebagai peraduan barunya. Dia punya kenangan indah dengan Juventus. Namanya terangkat tinggi dengan sederet prestasi di Juventus setelah direkrut klub asal Turin, Italia, itu dari Manchester United tanpa biaya pada musim 2012-2013 hingga terakhir musim 2015-2016. Sebelum itu, pada musim 2010-2012, ia tidak mendapatkan kepercayaan berada di skuad senior Manchester United meski kiprahnya gemilang di level yunior.
Pogba bisa mengulang cerita manisnya di Juventus sekali lagi. Pogba bisa mendukung Juventus yang berupaya bangkit dari kegagalan menjadi juara Serie A, dua musim terakhir.
”Saya pikir, rencana itu akan berjalan dengan baik karena dia (Pogba) bakal kembali ke lingkungan yang bisa memberikannya banyak manfaat. Dia sedang mencari stabilitas baru dan Juve merupakan tempat profesional dalam mengejar kemenangan. Dia pun akan dimanjakan oleh dukungan di sekitarnya,” ungkap Andrea Barzagli, mantan bek Juventus sekaligus rekan Pogba selama di Juventus oada 2012-2016, dilansir Football-Italia.
Nasib Lukaku
Nasib hampir sama dialami Lukaku. Digadang-gadang menjadi bomber mematikan untuk Chelsea usai mengarungi dua musim brilian bersama Inter Milan, dia justru melempem. Sepanjang musim lalu, dirinya hanya bermain 26 laga dan mencetak 8 gol di Liga Inggris. Angka itu sangat jauh dibanding kiprahnya bersama Inter Milan, yaitu membukukan 24 gol dari 36 laga di Serie A musim 2020-2021.
AP PHOTO/ALASTAIR GRANT
Penyerang Chelsea, Romelu Lukaku, merayakan golnya ke gawang Brighton and Hove Albion dalam laga Liga Inggris di Stadion Stamford Bridges, London, Inggris, Kamis (30/12/2021) dini hari WIB.
Lukaku tetap tidak bisa membuktikan kapasitas seperti faktor yang membuatnya tidak mendapatkan kepercayaan selama dua musim periode pertamanya di Chelsea era 2011-2012 dan 2013-2014. Hal itu pula yang menyebabkannya terbuang ke Everton secara permanen pada musim 2014-2015.
Dengan usia masih 29 tahun, Lukaku perlu mencari cara untuk menyelamatkan kariernya. Dia bisa memilih Inter Milan yang siap menampungnya kembali. Kalau terwujud, mereka bisa sama-sama berjuang merebut lagi scudetto atau gelar juara Serie A seperti musim 2020-2021.
CEO Inter Milan Alessandro Antonello mengatakan, ada kemungkinan Inter Milan mengontrak Lukaku sambil menjaga kondisi keuangan klub. Lukaku bisa melengkapi trio penyerang idaman klub berjuluk "Si Ular Besar" itu untuk musim depan, yakni bersama Lautaro Martinez dan Paulo Dybala yang juga masih dalam incaran.
”Tentu, ada keinginan kami membawa kembali Lukaku. Akan tetapi, kami tetap mempertimbangkan kelayakan finansial klub. Kami bakal memutuskannya segera dalam waktu yang tepat (paling lambat 30 Juni),” pungkas Antonello.