Karena ditunda sekitar setahun, Indonesia lebih siap menyambut Piala Asia FIBA 2022. Ajang ini diharapkan bisa melecut perkembangan bola basket Tanah Air.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penundaan Piala Asia FIBA dari Agustus 2021 ke Juli 2022 menguntungkan Indonesia dari sisi prestasi dan penyelenggaraan. Berkat penundaan itu, tim nasional bola basket Indonesia punya peluang lebih besar lolos ke delapan besar dan panitia bisa menghadirkan penonton ke arena.
Piala Asia akan digelar di Istora Senayan, Jakarta, pada 12 Juli-24 Juli 2022. Ajang yang diikuti timnas Indonesia akan diselenggarakan setelah tertunda setahun akibat pandemi Covid-19, pada Agustus 2021.
”Penundaan itu memang sulit dari sisi teknis. Misalnya liga (IBL) harus lebih adaptif karena ada perubahan jadwal liga, harus mengurus izin lagi. Namun, dari sisi positifnya, kita (Indonesia) diberi waktu lebih untuk mempersiapkan diri,” ucap Ketua Panitia Pelaksana Piala Asia 2022 Junas Miradiarsyah ketika berujung ke kantor Kompas, Jakarta, Selasa (14/6/2022).
Menurut Junas, salah satu yang paling menguntungkan adalah kehadiran penonton di Istora. Panitia sudah mendapat izin untuk mendatangkan penonton sebesar 75 persen dari kapasitas arena. Mereka sedang berusaha mendapatkan izin dari pemerintah untuk kapasitas penuh.
Sebelumnya, Piala Asia diragukan bisa menghadirkan penonton. Tahun lalu, pandemi sedang dalam titik tertinggi. Belum ada kompetisi olahraga yang menghadirkan kembali penonton. Beda dengan sekarang. Kejuaraan internasional Indonesia Masters dan Indonesia Terbuka yang digelar di Istora pada Juni sudah diramaikan penonton.
Kehadiran penonton akan sangat penting untuk kesuksesan penyelenggaraan dan untuk mendukung timnas. Adapun Indonesia punya target berat di Piala Asia, yaitu lolos ke delapan besar. Jika berhasil, mereka akan mendapatkan tiket langsung ke Piala Dunia 2023 yang juga berlangsung di Jakarta.
Sementara itu, penundaan juga berpengaruh positif kepada timnas. Tahun lalu, moral tim sedang dalam posisi terendah karena hasil buruk beruntun di kualifikasi Piala Asia. Hasil itulah yang membuat manajemen timnas melakukan perombakan besar.
Mereka mendatangkan pelatih asal Serbia Milos Pejic untuk menjadi pelatih kepala. Sementara itu, pelatih terdahulu Rajko Toroman menjadi direktur teknis sekaligus mendampingi Pejic. Perubahan ini berbuah manis di SEA Games Vietnam 2021, pada Mei 2022.
Penundaan itu memang sulit dari sisi teknis. Namun, dari sisi positifnya, kita (Indonesia) diberi waktu lebih untuk mempersiapkan diri. (Junas Miradiarsyah)
Anak asuh Pejic meraih emas pertama kali di SEA Games, mengalahkan tim berkultur bola basket sekaligus juara bertahan sejak 1991, yaitu Filipina. Kemenangan itu melecut percaya diri timnas yang akan berada satu grup dengan Australia, Jordania, dan Arab Saudi di Piala Asia nanti.
Christian Ronaldo Sitepu, mantan pebasket timnas, percaya saat ini peluang Indonesia lebih besar untuk lolos 8 besar. Sebab, mereka punya dua pemain raksasa yang tidak dimiliki sebelumnya, yaitu Derrick Michael Xzavierro dan Marques Bolden.
”Biasa saya kalau di timnas paling tinggi. Sekarang ada Bolden dan Derrick. Menurut saya, mereka adalah pemain nasional terbaik saat ini. Tim ini jadi kuat. Kalau melihat tim ini, mantan pemain seperti saya yang sudah pensiun jadi ingin main lagi,” ucap Dodo, sapaannya.
Menurut Junas, keberhasilan timnas di SEA Games membuat animo masyarakat semakin besar. Hal itu akan sangat positif untuk meningkatkan perhatian terhadap keberadaan Piala Asia.
”Masyarakat semakin semangat karena emas SEA Games. Basket dibahas di mana-mana jadinya. Dengan prestasi ini dan hadirnya Piala Asia nanti, saya lihat ini akan jadi golden momentum perkembangan bola basket di Tanah Air,” pungkas Junas yang juga menjabat sebagai Direktur Utama IBL itu.
Tiket nonton Piala Asia sudah mulai dijual. Penonton tidak perlu lagi melakukan tes antigen Covid-19 untuk masuk. Mereka cukup menunjukkan bukti vaksin lengkap. Adapun kejuaraan ini akan diselenggarakan untuk kedua kali setelah terakhir pada 1993.