Mulai hari ini, Greysia Polii resmi mundur sebagai pebulu tangkis. Para penggemar bulu tangkis Indonesia merasa sedih dengan kepergian Greysia. Mereka merindukan sosok Greysia yang sulit dicari penggantinya.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA, YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Simbol cinta dengan jari ditunjukkan pebulu tangkis ganda putri Indonesia, Greysia Polii, di acara Testimonial Day Greysia Polii di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (12/6/2022). Acara ini digelar sebagai seremoni perpisahan Greysia Polii yang memutuskan pensiun sebagai atlet profesional.
JAKARTA, KOMPAS — Pebulu tangkis Greysia Polii menjalani ”laga terakhirnya” sebagai atlet pada acara perpisahan yang berlangsung di Istora Gelora Bung Karno, Minggu (12/6/2022). Setelah 30 tahun berkiprah di bulu tangkis, Greysia menutup karier dengan pencapaian manis, emas ganda putri Olimpiade Tokyo 2020. Seiring kepergiannya, para penggemar bulu tangkis merindukan sosok Greysia yang mereka nilai sulit dicari penggantinya.
Kerinduan itu setidaknya dirasakan penggemar bulu tangkis yang hadir melepas kepergian Greysia Polii sebagai atlet dalam acara Testimonial Days Greysia Polii. Dalam acara tersebut, hadir seluruh orang terdekat yang berpengaruh dalam karier bulu tangkis Greysia, termasuk keluarga, pelatih, dan rekan-rekannya sesama pebulu tangkis dari dalam dan luar negeri.
”Tidak pernah terbayangkan saya bisa melangkah sejauh ini. Perjalanan 30 tahun itu tidak mudah. Tidak jarang saya merasa letih. Ada pengorbanan yang harus dibayar. Saat masih jadi atlet, sering saya berpikir setelah lima tahun ke depan akan menjadi seperti apa,” kata Greysia yang tidak kuasa menahan rasa haru.
Mata para penggemar bulu tangkis berkaca-kaca seusai Greysia mengumumkan akhir kiprahnya di atas arena. Ada semacam kehampaan yang mereka rasakan setelah menyaksikan langsung pengumuman pengunduran diri dari Greysia.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Apriyani Rahayu mencium tangan seniornya, Greysia Polii, di akhir acara Testimonial Day Greysia Polii di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (12/6/2022). Ariyani adalah pasangan terakhir Greysia yang meraih medali emas ganda putri Olimpiade Tokyo 2020.
Aji (30), salah seorang penggemar bulu tangkis asal Jakarta, merasa sedih setiap kali ada legenda bulu tangkis Indonesia yang menyatakan pensiun. Ia melihat Greysia sebagai seorang pebulu tangkis dengan raihan gelar yang lengkap untuk Indonesia. Sosok seperti Greysia tergolong langka dalam dunia bulu tangkis Indonesia.
Oleh sebab itu, Aji memutuskan datang lebih pagi ke Istora GBK untuk menyaksikan momen terakhir Greysia di lapangan sekaligus memberikan penghormatan terakhir. ”Sedih sekali ya Greysia harus berhenti. Susah mencari sosok seperti dia. Tapi mau bagaimana lagi, kan, hidup harus terus berjalan. Semoga selanjutmya regenerasi bisa lancar,” kata Aji.
Penggemar bulu tangkis lainnya, Irsyad Setiawan (30), juga termasuk yang sedih menyaksikan kepergian Greysia. Irsyad mengikuti kiprah Greysia sejak ia berpasangan dengan Jo Novita pada 2005. Greysia di mata Irsyad adalah seorang pebulu tangkis yang tidak hanya piawai di lapangan, tetapi juga mampu mengayomi para yuniornya di pelatnas.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Tangis haru Greysia Polii di akhir acara Testimonial Day Greysia Polii di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (12/6/2022). Setelah 30 tahun berlatih dan berkiprah di bulu tangkis, atlet kelahiran 11 Agustus 1987 ini mundur dari dunia yang membesarkan namanya.
Sosok senior
Setelah Greysia berhenti, ada kekhawatiran yang Irsyad rasakan. Dia melihat sektor ganda putri Indonesia kehilangan sosok senior yang bisa menjadi panutan. Dengan perginya Greysia, sektor putri Indonesia hanya memiliki Apriyani Rahayu sebagai senior.
Tidak pernah terbayangkan saya bisa melangkah sejauh ini. Perjalanan 30 tahun itu tidak mudah.
Di turnamen Daihatsu Indonesia Masters 2022, sektor putri Indonesia hanya menepatkan satu wakil di final, yaitu Apriyani, yang berpasangan dengan Siti Fadia Silva Ramadhanti di nomor ganda putri. Para pemain yang lebih muda, baik di nomor tunggal maupun ganda, sudah berguguran sebelum menjejak semifinal. Hal menunjukkan peran senior dalam tim bulu tangkis sangat krusial untuk menjadi sandaran, inspirasi, dan sumber semangat dari para yuniornya.
”Walaupun sudah tidak jadi atlet lagi, saya berharap Greysia masih bisa berkontribusi terhadap bulu tangkis Indonesia. Mungkin dengan masih sering memberi dukungan dan melihat adik-adiknya di pelatnas,” ujarnya.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Greysia Polii (tengah) mendapat penghormatan dari rekan-rekan sesama pebulu tangkis dunia yang tampil dalam laga amal di sela-sela acara Testimonial Day Greysia Polii di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (12/6/2022).
Seakan memahami kegelisahan para penggemar bulu tangkis terhadap kepergiannya, Greysia berjanji tidak akan menghilang begitu saja dari dunia yang telah membesarkan namanya. Greysia mengatakan, bulu tangkis sudah seperti darah dan daging baginya. Itu sebabnya dia tidak akan benar-benar menghilang dari dunia bulu tangkis setelah ini.
”Hati saya akan selalu pada bulu tangkis. Semoga generasi berikutnya akan meraih banyak kemenangan,” katanya.
Perpisahan Greysia di Istora GBK berlangsung dalam suasana gembira dan haru. Greysia terisak setelah menyaksikan video yang mengisahkan perjalanan kariernya sejak masih anak-anak. Dalam video diceritakan Greysia yang sejak usia lima tahun sudah menekuni bulu tangkis.
Titik terendah perjalanan karier Greysia terjadi pada Olimpiade London 2012. Saat itu Greysia merasa terpuruk seusai didiskualifikasi. Ia bersama Meiliana Jauhari dinilai melanggar kode etik karena sengaja mengalah pada pertandingan Grup C menghadapi wakil Korea Selatan, Ha Jung-eun/Kim Min-jung. Saking terpuruknya, Greysia bahkan sempat berpikir untuk mengakhiri kariernya saat itu juga.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Para penonton membawa tulisan Terima Kasih Greysia Polii" di acara Testimonial Day Greysia Polii di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (12/6/2022).
Namun, dengan berbagai pertimbangan dan dukungan dari orang-orang terdekat, Greysia menunda rencana pensiun. Pasang surut karier ia rasakan setelah itu. Kesabaran, ketekunan, dan sikap pantang menyerah akhirnya terbayar. Greysia yang beberapa tahun sebelumnya terpuruk kemudian sukses meraih medali emas Asian Games Incheon 2014 bersama Nitya Krishinda Maheswari.
Raihan emas Asian Games kian lengkap setelah dia bersama Apriyani merebut emas Olimpiade Tokyo 2020. Greysia/Apriyani mengukir sejarah sebagai ganda putri pertama Indonesia yang berhasil merebut emas Olimpiade.
”Pencapaian ini tidak lepas dari dukungan masyarakat Indonesia, rekan-rekan, dan keluarga. Saya merasa tak pantas berada di sini, tapi saya berterima kasih,” ujar Greysia.
Acara perpisahan Greysia dimeriahkan laga ekshibisi bersama rekan-rekan sesama pebulu tangkis, baik dari dalam maupun luar negeri. Beberapa rekan dan rival pebulu tangkis sahabat Greysia, seperti Sapsiree Taerattanchai, Shin Seung-chan, dan Huang Dongping, turut berpartisipasi dalam laga itu.