Charles Leclerc belum lepas dari belenggu mimpi buruk yang dia alami sejak gagal finis di Barcelona. Tiga balapan beruntun yang menyakitkan pun memaksa Leclerc turun ke posisi ketiga, semakin jauh dari Max Verstappen.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
BAKU, MINGGU— Hari yang indah di Baku, Azerbaijan, Minggu (12/6/2022), mendadak berubah muram bagi Charles Leclerc menyusul kerusakan mesin mobil Ferrari F1-75 yang dia pacu di posisi terdepan. Kerusakan mesin ini menjadi masalah besar bagi Leclerc dalam perburuan juara Formula 1 karena penalti akibat menggunakan power unit melebihi kuota hanya masalah waktu. Saat ini, Leclerc sudah menggunakan dua unit dari maksimal tiga unit untuk mesin, MGU-H, dan MGU-K, sedangkan turbo charger sudah terpakai seluruh kuota, tiga unit.
Leclerc keluar dari balapan akibat mesin mobilnya mengeluarkan asap akibat kerusakan power unit atau mesin. Ini kegagalan finis kedua kali bagi Leclerc setelah kerusakan MGU-H di Barcelona. Sejak masalah dalam seri Spanyol itu, Leclerc terus mengalami akhir pekan balapan yang mengecewakan. Dalam balapan di kampung halamannya, Monaco, dia gagal menang dan harus finis di posisi keempat karena kesalahan strategi pit stop dari Ferrari.
Akhir pekan ini, yang semula sangat cerah setelah Leclerc meraih pole position di Sirkuit Baku, mendadak berubah kelam. Dia menyusul rekan setimnya, Carlos Sainz Junior, yang keluar balapan lebih awal karena masalah hidrolik.
Hasil buruk di Baku ini juga memaksa Leclerc menjauh dari persaingan juara Formula 1. Dia kini turun ke posisi ketiga dengan 116 poin terpaut 13 poin dari pebalap Red Bull, Sergio Perez, yang naik ke posisi kedua. Perez finis di posisi kedua di Baku, di belakang rekan setimnya, Max Verstappen, yang kini memuncaki klasemen dengan 150 poin.
Di belakang kedua pebalap Red Bull itu ada George Russell yang meriah podium untuk ketiga kalinya musim ini. Pebalap muda Mercedes itu menjadi satu-satunya pebalap F1 musim ini yang selalu finis di posisi lima besar. Russell menjadi oase bagi Mercedes di tengah masalah pada mobil W13 yang didera porpoising. Mobil yang memantul-mantul itu sangat menyakitkan bagi Lewis Hamilton yang finis keempat, tetapi mengalami sakit pada bagian punggung karena porpoising. Hamilton pun kesulitan keluar dari mobil dan saat menuju garasi dia berjalan sangat pelan sambil memegangi punggungnya.
Sakit juga dirasakan oleh Leclerc, tetapi perasaan pebalap asal Monaco itu yang terluka karena kembali gagal finis dan semakin banyak kehilangan poin. Padahal, setelah seri ketiga di Australia, Leclerc sangat kuat di puncak klasemen dengan keunggulan 46 poin atas Verstappen. Namun, dia terus kehilangan poin hingga digusur oleh Verstappen dan kini digusur oleh Perez.
I ni menyakitkan. Kami perlu mempelajari ini supaya tidak terjadi lagi. Saya tidak menemukan kata yang tepat untuk menjelaskan ini, ini sangat, sangat mengecewakan.
”Ini menyakitkan. Kami perlu mempelajari ini supaya tidak terjadi lagi. Saya tidak menemukan kata yang tepat untuk menjelaskan ini, ini sangat, sangat mengecewakan,” kata Leclerc di mixed zone kepada Sky Sports F1.
”Kami bisa cepat di awal musim ini tanpa masalah-masalah besar dan kami melakukan perubahan supaya lebih baik. Saya tidak memiliki gambaran lengkap terkait apa yang terjadi hari ini, tetapi ini menyakitkan,” lanjut Leclerc.
Terkait dengan potensi penalti ke depan akibat menggunakan mesin lebih dari kuota, Leclerc mengaku, itu sesuatu yang perlu dibahas bersama dengan tim. Saat ini dirinya belum berbicara banyak dengan timnya dan fokus mereka adalah mengetahui apa penyebab masalah di Baku.
Masalah di Baku ini mengindikasikan ada masalah keandalan yang baru muncul pada F1-75, terutama setelah menggunakan paket perbaikan performa sejak balapan di Barcelona. Sebelumnya, F1-75 sangat andal dan dinilai bebas masalah mesin, berkebalikan dengan Red Bull RB18 yang di awal musim membuat Verstappen dua kali gagal finis.
Kepala Tim Ferrari Mattia Binotto mengakui, tim ”Kuda Jingkrak” tidak sepenuhnya andal menyusul dua masalah di Barcelona dan Baku. ”Sudah pasti itu menjadi perhatian. Keandalan selalu menjadi faktor kunci dalam pertarungan (juara), sama seperti performa,” kata Binotto.
”Kami tidak sepenuhnya andal ,tetapi tim akan tetap fokus, berusaha mengetahui dan menyelesaikan masalah serta menjadi lebih kuat ke depan. Kami perlu memahami apa yang terjadi hari ini. Tidak semua masalah sama. Ini akan memerlukan waktu untuk menganalisis. Kami belum tahu apa masalahnya,” kata Binotto.
Dalam balapan di Baku, mobil dari dua tim yang menggunakan mesin Ferrari juga mengalami masalah dan gagal finis. Pebalap Haas, Kevin Magnusen, keluar balapan karena mesin kehilangan tenaga. Sementara pebalap Alfa Romeo, Zhou Guanyu, diminta kembali ke garasi karena ada masalah dengan mobilnya.
”Kami perlu menganalisis itu. Saya pikir salah satunya tidak terkait dengan komponen yang kami pasok. Kami akan melihat masalah itu tetapi itu lebih pada melihat masukan teknik,” ujar Binotto terkait masalah yang dialami Haas dan Alfa Romeo.
Verstappen menjauh
Balapan di Baku yang muram bagi Ferrari justru menjadi akhir pekan menggembirakan bagi Red Bull karena Verstappen dan Perez finis di posisi satu dan dua. Verstappen kini semakin kokoh di puncak klasemen dengan 150 poin dan Perez naik ke posisi kedua dengan 129 poin. Ini merupakan kemenangan pertama Verstappen dalam lima balapan di Baku. Sebelumnya dia tiga kali gagal finis termasuk musim lalu akibat pecah ban saat memimpin balapan.
”Anda tidak akan pernah bisa memperbaiki apa yang hilang dari kami tahun lalu, tetapi hari ini kami memiliki pace yang luar biasa dan kami bisa menjaga ban dan membuat degradasi ban kecil,” kata Verstappen di parc ferme.
”Kami sedikit beruntung karena (Leclerc) keluar balapan, tetapi apa pun itu mobil kami sangat cepat hari ini, jadi saya bisa memangkas selisih waktu, kemudian mengendalikan balapan. Secara umum saya sangat senang dengan keseimbangan mobil hari ini,” jelas Verstappen.
Sebelum Leclerc mengalami kerusakan mesin, Verstappen ada di posisi kedua. Namun, dia terus memangkas selisih waktu dengan Leclerc dan diyakini akan berada di posisi terdepan dengan pace RB18 yang lebih baik dibandingkan F1-75. Seandainya Leclerc tidak mengalami kerusakan mesin, posisi realistis pebalap Ferrari itu finis di urutan kedua.
Namun, Leclerc mengakhiri balapan tanpa meraih poin dan posisi kedua ditempati oleh Perez yang start dari posisi kedua. Dia melakukan start dengan sangat baik dan mendahului Lecrec di tikungan pertama. Dia terus melesat, tetapi memasuki putaran kedelapan dia sudah mengeluhkan ban kompon medium yang mulai kehilangan daya cengkeram.
”Sayangnya kami melewatkan pit stop saat virtual safety car, ada kesalahpahaman dan pada akhirnya itu sudah terlalu terlambat. Kami sedikit kurang beruntung karena itu akan membentuk balapan kami ketika kami memimpin,” tutur Perez terkait potensi memenangi balapan yang hilang.
”Degradasi ban luar biasa tinggi dengan ban medium, ini sesuatu yang perlu kami pahami karena Max jauh lebih kuat hari ini dengan ban medium. Ada banyak hal yang perlu kami lihat kembali dari hari ini, tetapi ini tetap hasil bagus bagi tim,” kata Perez.
Akhir pekan ini juga berakhir menggembirakan bagi Mercedes di tengah masalah porpoising yang masih menghantui. Pebalap muda mereka, Russell, mampu tampil brilian dan meraih podium di posisi ketiga. Ini podium ketiga Russell setelah Australia dan Spanyol, yang menempatkan dirinya di posisi keempat klasemen dengan 99 poin, hanya terpaut 17 poin dari Leclerc.
”Seperti yang saya katakan sebelumnya, Anda harus berada dalam persaingan untuk memungut remah-remah poin, dan terimakasih kepada seluruh anggota tim yang membuat mobil bisa finis. Tahun ini tidak mudah dengan semua yang terjadi. Mobil mengalami masa yang sangat sulit karena memantul-mantul, jadi sangat senang bisa meraih P3,” kata Russell.
Masalah mobil yang memantul-mantul itu membuat Kepala Tim Mercedes Toto Wolff meminta maaf kepada Lewis Hamilton yang menderita selama balapan. Dia mengalami sakit punggung akibat mobil yang memantul-mantul keras saat melesat di trek lurus sepanjang dua kilometer.
”Ini sedikit menyebalkan untuk dikendarai, dan maaf atas masalah punggung,” ujar Wolff melalui radio tim.
”Selamat kawan-kawan dan selamat atas strateginya. Terima kasih. Mari terus bekerja keras,” kata Hamilton.