Charles Leclerc meraih momentum positif di Baku, untuk meraih "pole position" dan kembali ke jalur kemenangan setelah hasil mengecewakan di Barcelona dan Monaco. Namun, Baku juga menyimpan kenangan kelabu bagi Leclerc.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
BAKU, JUMAT – Charles Leclerc memiliki kenangan kurang menyenangkan di Baku, Azerbaijan, tetapi sedikit lebih baik dari nestapa yang dialami rivalnya, Max Verstappen. Dalam tiga penamplan di Baku, Leclerc selalu berpeluang meraih podium, tetapi selalu gagal. Bahkan, musim lalu dia hanya bisa finis keempat dari posisi start terdepan. Namun, akhir pekan ini Leclerc kembali meraih momentum positif untuk mengakhiri kenangan muram di Baku serta rentetan hasil buruk dalam dua seri sebelumnya di Catalunya dan Monaco.
Leclerc mengawali akhir pekan ini dengan kendala pada setelan mobil Ferrari F1-75 yang kurang pas. Dia pun hanya bisa meraih posisi kedua tercepat di belakang pebalap Red Bull Sergio Perez dalam sesi latihan pertama (Free Practice 1/FP1), Jumat (10/6/2022). Leclerc terpaut 0,127 detik dari Perez, tetapi lebih baik dari Max Verstappen yang berada di posisi ketiga.
Leclerc melenting dalam FP2 dengan menjadi pebalap tercepat, unggul 0,248 detik atas Perez, serta 0,356 detik atas Verstappen. Namun, Leclerc menilai kedua pebalap Red Bull itu masih memiliki potensi untuk menjadi lebih cepat dalam FP3 serta kualifikasi. Dia pun optimistis Ferrari masih bisa memperbaiki performa F1-75 untuk mendapatkan pace balapan yang lebih kuat, serta performa dalam satu putaran untuk kualifikasi.
Musim ini Leclerc sangat kuat dalam kualifikasi dengan lima kali meraih pole position, tiga di antaranya beruntun dalam seri Miami, Spanyol, dan Monaco. Namun, dari lima kali start terdepan itu, Leclerc baru dua kali meraih kemenangan di Bahrain dan Australia. Sedangkan, dalam tiga balapan terakhir di mana dia start terdepan, hasilnya posisi kedua di Miami, gagal finis Barcelona karena kerusakan mesin, dan finis keempat di Monaco karena kesalahan strategi pit stop.
Akhir pekan ini, Leclerc bertekad mengakhiri rentetan hasil mengecewakan yang membuat dia kehilangan banyak poin, hingga tergusur dari posisi puncak klasemen pebalap. Leclerc kini di posisi kedua klasemen dengan 116 poin, tertinggal sembilan poin dari Verstappen di puncak.
Catatan Leclerc dalam rasio pole position dan kemenangan berkebalikan dengan Verstappen. Pebalap andalan Red Bull itu baru sekali start terdepan dalam seri Emilia Romagna, tetapi dia sudah empat kali meraih kemenangan dalam tujuh balapan. Performa itulah yang membuat Verstappen bisa menggusur Leclerc dari puncak klasemen. Padahal setelah seri ketiga di Australia, Verstappen tertinggal hingga 46 poin dari Leclerc.
Akhir pekan pekan ini, Leclerc berpeluang besar mengembalikan langkahnya ke jalur kemenangan dan kembali memimpin perburuan juara. Momentum itu muncul setelah F1-75 bisa bekerja lebih baik dalam FP2 di mana dia mencetak waktu tercepat.
"Kami menjalani Jumat yang sangat sulit karena secara umum saya pikir kami meningkat cukup banyak dari FP1 ke FP2, tetapi masih ada langkah lain yang harus kami lakukan dari hari ini ke besok (Sabtu). Saya juga merasa dalam FP2 sepertinya tidak ada yang benar-benar berusaha mencetak waktu putaran demikian juga kami. Sesungguhnya saya berpikir Max dan Carlos (Sainz Junior) tidak meraih peningkatan dengan ban kompon lunak, jadi masih ada cukup banyak tanda tanya," ungkap Leclerc kepada Formula 1 seusai FP2.
"Saya pikir hasil positif yang bisa diambil dari hari ini adalah degradasi ban bagus dan pace balapan sangat kuat, jadi itu bagus," ungkap pebalap asal Monaco itu.
Terkait dengan keluhan yang dia sampaikan melalui radio tim saat FP2 mengenai mobil kehilangan tenaga, Leclerc mengaku itu karena dia lupa menekan tombol tertentu sehingga memengaruhi performa F1-75.
"Sebenarnya itu bukan masalah mesin, itu hanya karena saya lupa telah mengubah sesuatu, yang membuat saya kehilangan tenaga. Namun, tidak ada yang aneh," ungkap rekan setim Carlos Sainz Junior itu.
Dengan momentum yang positif yang dia raih dalam FP2 ini, Leclerc berharap bisa terus membaik dan meraih kemenangan, sehingga posisinya bisa kembali ke puncak klasemen. "Ya, saya harap begitu. Apakah itu akan terjadi akhir pekan ini atau tidak, saya tidak tahu, tetapi jika kami melakukan semuanya dengan sempurna, saya yakin kami akan meraih kembali itu pada satu titik," ungkap Leclerc.
Jika kami melakukan semuanya dengan sempurna, saya yakin kami akan meraih kembali itu pada satu titik. (Charles Leclerc)
Lawan Leclerc akhir pekan ini bukan hanya Verstappen, tetapi juga Perez yang menjaga momentum setelah menenangi seri Monaco. Perez memiliki pace yang lebih bagus dari Verstappen dalam dua sesi latihan Jumat. Pebalap asal Meksiko itu memuncaki FP1 dan kemudian di posisi kedua di akhir FP2.
"Ini awal yang bagus pada hari ini. P2 tidak terasa sebagus yang kami inginkan. Kami mungkin mengambil arah yang salah (dalam setelan mobil), tetapi kami berusaha mengeksplorasi dan itu tidak muncul, dan kami tidak bisa menyelesaikan masalah kami," ungkap Perez.
"Namun, kami memiliki data, dengan kedua jenis ban juga dalam long run, kami melakukan yang berbeda dengan Max dalam hal itu, jadi menurut saya ada data yang bagus bagi kami untuk dikumpulkan dan dipelajari, dan semoga kami bisa menyatukan itu," tegas Perez.
Dalam FP2, Perez menjalani long run atau melakukan banyak putaran beruntun dengan ban kompon medium. Sedangkan Verstappen melakukan long run dengan ban kompon lunak. Data yang diperoleh dari kedua mobil itu sangat penting untuk menentukan setelan mobil serta pilihan ban yang akan dipakai saat balapan.
Kendala lain yang dialami oleh Perez adalah porpoising yang membuat pengendalian RB18 lebih sulit. "Ya kami mengalami, khususnya dalam pengereman, itu bisa sangat beresiko mengerem dengan guncangan seperti itu," ujar dia.
Performa Perez dalam beberapa seri terakhir ini membuat persaingan juara semakin ketat, bahkan dia berpotensi menekan Verstappen. Dalam dua sesi latihan di Baku, Verstappen selalu berada di posisi ketiga. Dia tidak bisa menjalani putaran yang bersih karena kendala kepadatan mobil di depannya, serta bendera kuning dalam FP2.
Namun, juara bertahan F1 itu tidak merasa khawatir dengan hasil dalam FP1 dan FP2 tersebut. "Saya hanya sedikit kurang beruntung saat menggunakan ban kompon lunak, di sepanjang FP1 dan FP2 saya menemui bendera kuning jadi saya harus membatalkan (putaran)," ungkap Verstappen.
"Namun, secara umum kami terlihat cukup cepat. Ferrari sepertinya cukup cepat lagi dalam satu putaran. Sedangkan, dalam long run terlihat sedikit lebih berimbang, jadi itu positif. Namun, secara umum bukan hari yang buruk, hanya perlu menemukan beberapa setelan yang baik," jelas pebalap asal Belanda itu.
Verstappen juga berharap mengakhiri catatan buruk di Baku dengan meraih kemenangan di sirkuit jalan raya itu. Dalam empat kali penampilan di Baku, dia hanya sekali finis, saat meraih posisi keempat pada 2019. Musim lalu dia nyaris menang, tetapi ban mobilnya pecah saat dia memimpin balapan.