Sirkuit MXGP Samota akan menguji kemampuan para kroser dunia karena memiliki tingkat kesulitan tinggi. Trek di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, ini memiliki dua ”drop off” serta tikungan menurun dan menanjak yang teknikal.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sirkuit motokros di kawasan Samota, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, menyajikan tantangan besar bagi para kroser dunia yang akan bersaing dalam MXGP seri Indonesia, 24-26 Juni 2022. Trek sepanjang 1,8 kilometer itu menuntut teknik tinggi serta kepresisian manuver dengan rintangan yang dikombinasikan dengan kontur lahan yang berbukit. Tikungan-tikungan menurun dengan kemiringan, rintangan step up, serta dua drop off yang langsung disambut tikungan akan memeras kemampuan terbaik para kroser.
Sirkuit Kejuaraan Dunia Motokros ini kini sedang dalam tahap penyelesaian akhir. Rintangan-rintangan di lintasan balap, seperti table top, single, double jump, triple jump, step up, dan drop off, sudah selesai dibangun. Area start juga sudah rapi, tinggal memasang gerbang start serta gapura hole shot. Pekerjaan di luar trek yang terus dikerjakan adalah membangun tribune penonton, podium, area padok tim, serta fasilitas pendukung seperti jaringan air, dan area untuk mencuci motor.
Secara keseluruhan sirkuit sudah oke, tinggal menyelesaikan fasilitas untuk penonton, gerbang start, dan podium. Sirkuit sudah siap, ditargetkan semuanya selesai pada tanggal 16 atau 17 (Juni).
”Secara keseluruhan sirkuit sudah oke, tinggal menyelesaikan fasilitas untuk penonton, gerbang start, dan podium. Sirkuit sudah siap, ditargetkan semuanya selesai pada tanggal 16 atau 17 (Juni),” ungkap Direktur Olahraga Bermotor Off-Road Ikatan Motor Indonesia (IMI) Eddy Saputra, Jumat (10/6/2022).
Berdasarkan foto terakhir area sirkuit yang dikirim oleh Eddy, pekerjaan perapian area sirkuit terus dilakukan dengan sejumlah alat berat. Sementara lintasan balap sudah rapi dan siap digunakan untuk balapan.
Terkait dengan karakter trek yang dinamai resmi Sirkuit Rocket ini, Eddy yang akan menjadi Ketua Racing Committee MXGP seri Indonesia mengatakan, tingkat kesulitannya tinggi. Ini akan menguji kemampuan para pebalap kelas dunia untuk menjadi yang terbaik di trek yang menghadap ke laut tersebut.
”Kontur trek naik turun seperti pegunungan, jadi tantangannya lebih tinggi, dan menjadi lebih sulit lagi karena lahan bekas kebun jagung sehingga tanahnya keras,” ungkap Eddy.
Dari kondisi terakhir trek, sirkuit ini memiliki 17 tikungan dengan lintasan naik turun mengikuti kontur serta memotong lereng bukit. Trek ini akan langsung menguji kemampuan para pebalap sejak start karena tikungan pertama ke kanan berupa turunan dengan kemiringan. Masih di jalur turunan yang sama, para pebalap akan menghadapi triple jump yang langsung memasuki tikungan ke kanan menanjak.
Trek kemudian berbelok ke kiri dan langsung menghadapi table top dengan titik mendarat berdekatan dengan tikungan ke kiri menurun yang disambut dengan drop off. Rintangan drop off kembali ditemui para pebalap menjelang tikungan 14 yang mengarah ke kiri menuruni lereng.
Terkait dengan jenis rintangan, ujar Eddy, tidak ada yang berbeda dengan trek MXGP lainnya karena sudah standar. Namun, tingkat kesulitan menjadi lebih tinggi karena dikombinasikan dengan kontur lahan yang naik turun. Kondisi ini menuntut kejelian para pebalap saat melakukan manuver.
Perlengkapan balapan
Seiring dengan penyelesaian sirkuit, kargo perlengkapan balapan dijadwalkan sudah tiba di Indonesia pada awal pekan depan. Sebagian besar kargo mendarat di Jakarta baru kemudian dikirim ke Sumbawa. ”Pada Senin dan Selasa, jika sesuai jadwal, kargo balapan sudah mulai tiba, tetapi rata-rata turun di Jakarta,” ungkap Eddy.
Sementara personel operasional balapan dari IMI Pusat akan berada di Sumbawa pada 16 Juni. Mereka akan mempelajari sirkuit, merekrut marshal lokal serta melakukan pelatihan. Sebagian personel akan menyusul karena masih harus menjalani tes untuk mendapat lisensi operasional motokros dari FIM. ”Saya akan mendampingi mereka menjalani ujian dari FIM, baru menyusul ke Sumbawa,” kata Eddy.
Kejuaraan Dunia Motokros seri ke-12 ini diharapkan oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menyedot hingga 70.000 orang. Untuk melayani kunjungan itu, fasilitas akomodasi melibatkan masyarakat yang menjadikan rumah mereka sebagai penginapan. Saat ini, ketersediaan kamar hotel sudah hampir habis, yang sebagian besar dipakai oleh tim-tim MXGP, MX2, serta panitia penyelenggara. Bahkan, sebagian personel panitia penyelenggara tidak bisa menginap di hotel karena kamar yang terbatas.
”Kamar hotel tidak mencukupi. Saya saja di asrama sekolah bersama tim IM karena tidak cukup. Kalau tidak salah, di asrama sekolah pariwisata. Tetapi, itu tidak masalah, kami akan tetap mendukung dengan maksimal,” ujar Eddy.