Anthony Sinisuka Ginting akan tampil pada semifinal turnamen Daihatsu Indonesia Masters. Kepercayaan diri, setelah tampil pada Piala Thomas, membuatnya bermain kian nyaman pada setiap laga.
Oleh
YULIA SAPTHIANI, I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah tampil buruk sejak akhir 2021, Anthony Sinisuka Ginting menemukan kembali kepercayaan diri ketika tampil dalam kejuaraan Piala Thomas 2022. Seiring dengan itu, Anthony pun bisa bertanding lebih nyaman.
Saat kedua faktor tersebut dirasakan pebulu tangkis berusia 25 tahun itu, dia pun kembali ke semifinal turnamen besar untuk pertama kalinya dalam hampir setahun terakhir. Anthony akan tampil pada semifinal turnamen Daihatsu Indonesia Masters setelah mengalahkan Lee Zii Jia (Malaysia), 18-21, 21-16, 21-15, dalam perempat final di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (10/6/2022).
”Tentu senang bisa ke semifinal. Saya bisa bermain dengan baik meski pertandingan berjalan ketat sejak awal,” komentar Anthony yang akan berhadapan dengan Viktor Axelsen pada semifinal, Sabtu. Dalam babak delapan besar, Axelsen menyingkirkan Ng Ka Long Angus, 21-13, 21-9.
Kemenangan atas Lee memiliki makna penting bagi Anthony yang berada pada tahap awal kebangkitan kembali. Tampil di hadapan publik tuan rumah yang membuat semarak Istora, Anthony bisa mencari jalan untuk keluar dari momen sulit.
Postur tinggi Lee, yang membuatnya bisa menekan dengan smes loncat dan jangkauan panjang, membuat Anthony tertekan pada gim pertama. Namun, itu tak membuatnya terus tertekan seperti ketika dia berada dalam masa terpuruk.
Tunggal putra peringkat keenam dunia itu bisa bangkit dengan mengubah pola main. Saat mendapat kesempatan menyerang, dia tak terburu-buru melakukan smes. Anthony menunggu hingga Lee berada dalam posisi kurang kuat untuk bertahan.
Akhir-akhir ini, saya merasa bisa bermain lebih enak. Itu karena saya sudah percaya diri lagi dan kepercayaan diri itu, menurut saya, menjadi kuncinya hingga saya bisa bermain seperti tadi.
”Akhir-akhir ini, saya merasa bisa bermain lebih enak. Itu karena saya sudah percaya diri lagi dan kepercayaan diri itu, menurut saya, menjadi kuncinya hingga saya bisa bermain seperti tadi,” ujar Anthony.
Dia mengalami penurunan performa menjelang akhir 2021. Anthony tersingkir pada babak pertama dalam tiga turnamen terakhir yang diikutinya, yaitu Denmark Terbuka, Indonesia Masters, dan Indonesia Terbuka. Semifinal terakhir dalam ajang besar dicapainya pada Olimpiade Tokyo 2020, yang digelar pada 2021, hingga mengantarkannya meraih medali perunggu.
Bayang-bayang penampilan buruk itu terbawa pada lima turnamen individu pada 2022. Dia pun masih merasa tak percaya diri saat tampil dalam kejuaraan beregu putra Piala Thomas di Bangkok, Thailand, Mei. Padahal, Anthony berstatus sebagai tunggal pertama Indonesia.
Kendala psikologis tersebut membuatnya selalu gagal menyumbangkan kemenangan pada tiga pertandingan penyisihan grup, yaitu melawan Loh Kean Yew (Singapura), Kunlavut Vitidsarn (Thailand), dan Heo Kwang-hee (Korea Selatan).
”Dalam kondisi terpuruk, tim memberi dukungan kepada saya. Itu menjadi titik balik bagi saya untuk kembali percaya diri, apalagi saat saya mendapat suntikan semangat dari Koh Hendra (Setiawan). Dia mengatakan agar saya terus berusaha untuk bangkit,” kata Anthony.
Meski akhirnya Anthony kalah di final dari Lakhsya Sen, yang juga menjadi momen kekalahan Indonesia dari India 0-3, momen kebersamaan dalam Piala Thomas membuat dia bangkit. Pada momen Indonesia Masters, dengan tegas, Anthony mengatakan bahwa kepercayaan dirinya telah kembali.
Itu akan menjadi modal berharga baginya saat melawan pemain nomor satu dunia, Axelsen, pada semifinal. Apalagi, Anthony selalu kalah dalam empat pertemuan terakhir dengan pemain Denmark itu. Salah satu kekalahan terjadi dengan telak pada pertemuan terakhir, yaitu di babak perempat final All England, Maret. Anthony kalah 4-21, 9-21 hanya dalam waktu 34 menit.
Dalam pertemuan ke-11 di antara kedua pemain, Anthony akan memiliki keuntungan yang tak dipunyai Axelsen, yaitu dukungan penonton. Menjadi turnamen bulu tangkis pertama yang boleh dihadiri penonton pada masa pandemi Covid-19, sejak Indonesia Masters 2020, turnamen ini selalu semarak, bahkan, sejak babak kualifikasi.
”Namun, saya juga harus mengontrol diri agar rasa percaya diri ini tidak berlebihan. Jangan karena didukung penonton, saya malah jadi pamer kemampuan hingga main di luar strategi yang sudah direncanakan,” kata juara Indonesia Masters 2018 dan 2020 itu.
Pada semifinal lain tunggal putra, persaingan akan terjadi di antara dua pemain yang dicintai penonton di Istora, yaitu Chou Tien Chen (Taiwan) dan Loh. Mereka selalu mendapat sambutan histeris ketika memasuki lapangan. Chou ke semifinal setelah mengalahkan Sen, 21-16, 12-21, 21-14, sementara Loh menang atas Lu Guang Zu (China), 21-15, 21-19.
Kejutan Apriyani/Fadia
Pada ganda putri, kejutan dibuat Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti ketika menyingkirkan ganda putri peringkat kedua dunia, Lee So-hee/Shin Seung-chan, 15-21, 21-16, 21-16, dalam laga selama 1 jam 13 menit. Pada semifinal, mereka akan berhadapan dengan pasangan Malaysia, Pearly Tan/Thinaah Muralitharan.
Dalam turnamen ini, Apriyani/Fadia menjadi bagian dari delapan unggulan teratas, yaitu unggulan ketujuh. Namun, kemenangan atas ganda Korea Selatan menjadi kejutan karena mereka baru tampil pada turnamen kedua sebagai pasangan. Sebelumnya, dalam ajang pertama yang diikuti, yaitu SEA Games Vietnam 2021, Apriyani/Fadia meraih medali emas.
Kemenangan atas pasangan peringkat sepuluh besar dunia itu menjadi bagian dari tahapan target yang dibuat pelatih mereka, Eng Hian. Di SEA Games, mereka bisa melebihi ekspektasi untuk beradaptasi sebagai pasangan baru dengan mengalahkan ganda putri peringkat kedelapan dunia, Jongkolphan Kittitharakul/Rawinda Prajongjai.
Fadia mengatakan, pelatih tidak memberi target tinggi kepada mereka sebagai pasangan baru. ”Target kami ingin menampilkan yang terbaik dan terus mencari pola main yang cocok. Kalaupun menang, itu mungkin bonus dari latihan,” kata Fadia.
Sementara Apriyani berpendapat, sebagai pasangan baru, ia dan Fadia memiliki motivasi lebih besar saat berhadapan dengan pasangan top dunia. Meski demikian, Apriyani juga menjelaskan, mereka masih dalam tahap mencari kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam pertandingan setelah melalui proses persiapan dalam latihan. ”Dengan kelebihan dan kekurangan itu, kami harus saling mencocokkan,” katanya.
Selain Apriyani/Fadia dan Anthony, Indonesia juga akan diwakili dua ganda putra pada semifinal. Unggulan teratas Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto akan berhadapan dengan pasangan China yang lolos dari babak kualifikasi. Mereka adalah Liang Wei Keng/Wang Chang dan He Ji Ting/Zhou Hao Dong.