Liga Nasional Eropa menjadi sarana tim negara Eropa mencari susunan skuad terbaik jelang Piala Dunia 2022. Maka itu, hasil laga tidak terlalu penting karena para pelatih fokus mencari pemain ideal bagi taktiknya.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
MUENCHEN, RABU – Ajang Liga Nasional Eropa 2022-2023 menghadirkan berkah tersendiri bagi tim nasional di Eropa dalam persiapan menuju Piala Dunia 2022. Di tengah jadwal dalam dua pekan di bulan ini, laga kompetitif di turnamen itu memberikan ruang bagi pelatih melakukan eksperimen taktik dan mencoba sejumlah pemain demi menemukan komposisi tim terbaik sebelum terbang ke Qatar, November nanti.
Otak-atik taktik amat terasa dilakukan oleh Pelatih Timnas Jerman Hans-Dieter Flick. Ia melakukan perubahan tujuh pemain pada susunan pemain utama ketika menghadapi Inggris, Rabu (8/6/2022) dini hari WIB, dibandingkan saat bertandang ke Bologna untuk menghadapi Italia, akhir pekan lalu.
Hanya empat pemain yang dipertahankan Flick dalam 11 pemain inti saat menjamu Inggris di Stadion Allianz Arena, Muenchen. Mereka adalah Manuel Neuer, Antonio Ruediger, Joshua Kimmich, dan Thomas Mueller.
Selain perombakan besar di daftar 11 pemain mula, mantan juru taktik Bayern Muenchen itu juga menerapkan dua formasi berbeda pada dua laga perdana Grup A3 Liga Nasional Eropa edisi ketiga. Pada melawan Italia, Flick menerapkan taktik klasik Jerman dalam satu dekade terakhir, yaitu 4-2-3-1, sedangkan ketika menghadapi Inggris, Jerman turun dengan formasi 3-4-2-1.
Dalam dua duel itu, Die Mannschaft harus puas berbagi hasil imbang dengan skor identik 1-1. Hasil itu mempertahankan rekor tidak terkalahkan Flick bersama Jerman menjadi delapan laga yang terdiri dari lima kemenangan dan tiga hasil imbang.
Meski tidak puas dengan hasil akhir di papan skor, Flick menilai, performa anak asuhnya kian meningkat sejak ia memulai laga resmi bersama Jerman, September 2021. Dalam dua pertandingan menghadapi dua kekuatan tradisional Eropa itu, Jerman amat mendominasi dengan rerata penguasaan bola 65 persen.
“Kami menampilkan permainan yang sangat bagus. Cara bermain tim telah sesuai yang saya inginkan, tetapi satu-satunya kekurangan tersisa adalah buruknya efektivitas memanfaatkan peluang,” kata Flick dilansir Bild.
Dalam dua laga itu, Flick menurunkan susunan pemain depan yang berbeda. Jika menghadapi Inggris Kai Havertz diplot sebagai penyerang tengah yang ditopang Mueller dan Jamal Musiala.
Sebelumnya ketika duel kontra Italia, Timo Werner menjadi penyerang utama. Pemain Chelsea itu ditopang Leroy Sane dan Serge Gnabry dari kedua sisi sayap serta Mueller sebagai second striker.
Hasil seri beruntun itu tidak membuat Flick akan terburu-buru menurunkan pemain-pemain terbaiknya di dua laga tersisa pada bulan ini melawan Hongaria dan Italia dalam sepekan mendatang. Bagi juru taktik berusia 57 tahun itu, Liga Nasional Eropa adalah kesempatan terbaik pemainnya menunjukan kepantasannya untuk membela Die Mannschaft di Piala Dunia, turnamen terakbar.
“Bulan ini sangat menentukan bagi saya untuk melihat kiprah semua pemain. Sebab, ketika laga internasional September nanti, saya sudah memiliki kerangka inti tim yang akan membela Jerman di ajang sesungguhnya (Piala Dunia),” ucapnya.
Mueller mengungkapkan, timnya tidak memasang target khusus di Liga Nasional Eropa. Menurut dia, Jerman menggunakan Liga Nasional Eropa untuk mempersiapkan diri jelang Piala Dunia karena memiliki kesempatan menghadapi tiga tim kuat di Grup A3.
“Tidak perlu terlalu kecewa dengan hasil karena kami masih bertanding di Liga Nasional yang tak lain laga uji coba yang dikemas dengan format turnamen. Jadi, pertandingan ini adalah kesempatan kami untuk menyatukan perasaan dan kekompakan satu sama lain,” kata Mueller, pemilik 114 cap bersama Jerman.
Hal serupa juga dilakukan Pelatih Perancis Didier Deschamps. Dalam dua pertandingan pembuka Liga Nasional Eropa musim ini, ia tidak segan merombak susunan pemain, terutama di lini depan.
Apabila pada ajang Piala Eropa 2020 lalu, Deschamps seakan telah menggaransi posisi depan kepada Karim Benzema, Kylian Mbappe, dan Antoine Griezmann. Tetapi dalam dua laga terakhir, ketiganya baru tampil bersama sejak menit awal ketika tumbang 1-2 dari Denmark, Sabtu (4/6), di Stade de France, Paris.
Kemudian, Mbappe dan Benzema tidak tampil ketika “Les Bleus” ditahan imbang Kroasia 1-1, Selasa (7/6). Dalam pertandingan di Split, Kroasia, itu, Griezmann bermain sebagai pemain pengganti.
Pertandingan ini adalah kesempatan kami untuk menyatukan perasaan dan kekompakan satu sama lain. (Thomas Mueller)
Sebagai gantinya, Deschamps mencoba susunan pemain depan baru yang diisi oleh Wissam Ben Yedder, Christopher Nkunku, Moussa Diaby, dan Adrien Rabiot. Gol tunggal Les Bleus ke gawang Kroasia dicetak oleh Rabiot.
“Ini adalah kesempatan kami menyiapkan diri untuk Piala Dunia. Saya akan terus mencoba segala kemungkinan (taktik) yang kami miliki,” kata Deschamps yang telah mempersembahkan trofi Piala Dunia 2018 dan Liga Nasional Eropa 2020-2021 untuk Perancis.
Dukungan Kane
Sementara itu, Gareth Southgate, Pelatih Inggris, masih mencari taktik terbaik demi mendukung ketajaman Harry Kane. Southgate selalu memainkan Kane selama 90 menit dalam dua laga kontra Hongaria dan Jerman, tetapi ia hanya bisa mencetak gol melalui titik putih untuk membawa pulang satu poin dari Jerman.
Dalam dua pertandingan itu, Kane didukung oleh pemain yang berbeda. Mason Mount dan Jarrod Bowen menemani Kane pada laga di Hongaria, lalu Kane ditemani Mount, Raheem Sterling, dan Bukayo Saka saat tampil di Jerman.
“Kualitas Kane adalah turun ke dalam untuk menjemput bola dan menghubungkan antarlini. Kemampuan itu adalah hal yang harus dimanfaatkan dengan baik oleh para pelari kami, seperti Raheem, Bukayo, dan Mason,” kata Southgate.
Gol ke gawang Jerman adalah catatan gol ke-50 pemain Tottenham Hotspur itu di timnas Inggris. Kane hanya butuh empat gol lagi untuk memecah rekor gol terbanyak bagi “Tiga Singa” yang dipegang Wayne Rooney dengan koleksi 53 gol. (AFP/SAN)