Celtics Berupaya Mengembalikan Tuah Lapangan Parket Bersejarah
Boston Celtics punya banyak sejarah manis di kandang mereka dengan keuntungan lapangan parket yang ikonik. Di tengah rentetan hasil buruk di markas sendiri, mereka mencoba mengembalikan tuah TD Garden pada final NBA.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
MM/MS
Pemain Boston Celtics, Jayson Tatum (kiri), mengawal pergerakan pemain Miami Heat, Kyle Lowry, pada final Wilayah Timur NBA musim 2021-2022 di TD Garden, Boston, Amerika Serikat, 27 Mei 2022.
Setelah 12 tahun berlalu, TD Garden akan kembali menggelar final NBA. Arena ini begitu ikonik di ajang basket. Ciri khasnya adalah lantai parket, warna hijau di sekeliling tepi lapangan, dan logo bulat bergambar peri yang sedang memutar bola basket dengan satu jarinya di tengah lapangan.
Nuansa penuh nostalgia bakal tersaji lagi di final. Celtics, yang masuk final untuk pertama kali sejak musim 2009-2010, akan menjamu Golden State Warriors pada gim ketiga final NBA, Kamis (9/6/2022) pukul 08.00 WIB.
Selain unik, arena itu juga menjadi saksi bisu 17 gelar juara NBA yang diraih sejumlah pemain legendaris, yaitu mulai dari pebasket tersukses dengan 11 cincin juara, Bill Russell; petembak jitu Larry Bird; hingga magnet penarik penonton, Kevin Garnett.
Gelar juara dan lapangan parket itu pun saling berhubungan. Lapangan itu disebut sebagai simbol kesuksesan Celtics. Bahkan, pemain seperti Russell menyebut lapangan itu sering ”membantu” timnya saat bermain di kandang.
BRIAN BABINEAU
Joe Johnson, pemain Boston Celtics, meninggalkan arena TD Garden seusai menghadapi Cleveland Cavaliers pada laga NBA, 22 Desember 2021.
Sebelum lantai parket asli diganti pada 2000, Celtics telah diuntungkan selama 54 tahun. Banyak permukaan yang tidak rata di lantai lapangan itu. Terkadang, ada tonjolan sekrup. Para pemain Celtics sering kali memojokkan lawan ke area-area kurang sempurna itu agar melakukan kesalahan.
”(Lapangan) itu unik karena tidak terlihat seperti yang lain. Tim tim lain berpikir lantai itu mengganggu. Padahal, mungkin itu baik-baik saja. Namun, itu telah jadi bagian kisah kami untuk menakuti semua lawan,” ucap Russel kepada New York Times pada 2000 silam.
Lantai parket pertama kali dipergunakan untuk Boston Garden (1946-1996) sebelum tim pindah markas ke TD Garden. Lantai itu dibuat dari bahan kayu oak merah, tidak seperti lapangan semua tim lain yang berbahan kayu mapel. Adapun Celtics memakai oak karena keterbatasan bahan kayu setelah Perang Dunia II.
Di lantai itulah terdapat tetesan keringat dan tangisan air mata para legenda yang menjadikan Celtics sebagai tim NBA tersukses sampai saat ini.
Namun, perbedaan itu justru membuat mereka unik. Selain berwarna cokelat lebih gelap, lantai lapangan mereka juga tidak sekeras tim-tim lainnya. Meskipun lantai parket sudah diganti pada awal abad ini untuk memenuhi standar NBA, desain lantai semula masih tetap dipertahankan.
KOMPAS/WISNU AJI DEWABRATA
Suasana TD Garden, markas klub NBA, Boston Celtics, Januari 2021.
Warna pekat dan garis ala parket masih menjadi keunikan TD Garden. Bagian dari lantai lama juga digabungkan ke bahan kayu lantai baru agar nilai sejarah mereka tidak pudar. Di lantai itulah terdapat tetesan keringat dan tangisan air mata para legenda yang menjadikan Celtics sebagai tim NBA tersukses sampai saat ini.
Kemeriahan di TD Garden akan memuncak pada gim nanti. Belasan ribu pendukung sudah siap melampiaskan rasa haus prestasi mereka yang sudah tertahan sejak dekade lalu. Dengan kedudukan seimbang di final, 1-1, Celtics pimpinan Jayson Tatum dan Jaylen Brown akan menjadi juara jika menang tiga gim (ke-3, 4, dan ke-6) di markasnya itu.
Namun, masalahnya, Celtics tidak memperlihatkan keuntungan bermain di kandang pada fase playoff musim ini. Mereka empat kali kalah dari tujuh laga di kandang dalam duel semifinal wilayah (versus Milwaukee Bucks) dan final wilayah (versus Miami Heat). Catatan tandang mereka justru lebih cemerlang, yaitu 8 kali menang dan 3 kalah.
Tatum berkata, mereka terlalu santai di kandang. ”Mungkin, karena berpikir itu akan jadi keuntungan, kami jadi lebih santai. Tidak seperti bertandang yang secara alami lebih sulit. Kami harus menunjukkan upaya lebih di kandang nanti,” ucap pemain yang tampil di bawah standar dalam dua gim pertama final itu.
KOMPAS/WISNU AJI DEWABRATA
Penampakan luar TD Garden, markas klub NBA, Boston Celtics, Januari 2021.
Celtics bahkan kalah dalam laga penentu di gim enam final wilayah. Padahal, tim yang berisi mayoritas pemain muda ini bisa lolos langsung ke final seandainya menang di arena berkapasitas sekitar 19.000 penonton tersebut. Namun, menurut Brown, setiap seri punya kisah yang berbeda. Dia menilai, hasil di kandang sebelumnya tidak ada sangkut paut dengan yang akan dihadapi nanti.
Brown tidak khawatir selama timnya bisa tampil seperti saat mengalahkan Warriors, 120-108, pada gim pertama final. ”Jujur saja, tidak ada yang penting dari sebelumnya pada momen saat ini. Sekarang kami berhadapan dengan tim berbeda, kekuatan yang berbeda. Kami harus mengeluarkan versi terbaik kami untuk bisa menang. Kuncinya tidak boleh terlalu cepat puas (seperti pada gim kedua),” ujar Brown.
Tatum dan rekan-rekan memang tidak punya keunggulan dari lantai lapangan, seperti era Russel. Namun, mereka sepatutnya sadar lebih diuntungkan dengan keberadaan dukungan dari penonton. Energi juara, yang berasal dari banner yang menggantung di langit-langit TD Garden, juga bisa melecut semangat dan keberanian mereka. (AP/REUTERS)