Istora Senayan Jakarta dengan riuhnya teriakan penonton menjadi hal yang baru bagi Putri Kusuma Wardani. Dia tegang menghadapi situasi itu meski lawan memiliki level permainan di bawahnya.
Oleh
YULIA SAPTHIANI, I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Putri Kusuma Wardani berhadapan dengan lawan yang level permainannya berada di bawahnya pada babak kualifikasi turnamen bulu tangkis Daihatsu Indonesia Masters. Namun, Putri merasa tegang karena pertandingan tersebut menjadi debutnya di depan publik sendiri di Istora, Gelora Bung Karno, Jakarta.
Debut tunggal putri Indonesia berusia 19 tahun itu di Istora dijalani saat melawan Doha Hany (Mesir), Selasa (7/6/2022). Hany adalah pemain berperingkat ke-90 dunia dengan prestasi terbaik perempat final Kejuaraan Afrika pada tahun ini.
Adapun Putri, yang berperingkat ke-52 dunia, menjadi bagian dari tim Indonesia yang menjadi juara Asia beregu putri di Malaysia, Februari. Dia juga menjuarai Orleans Masters Super 100 dan mendapat medali perunggu SEA Games Vietnam 2021 yang diselenggarakan pada Mei 2022.
Di lapangan, level permainan Putri jauh di atas Hany. Dia menang 21-4, 21-8 hanya dalam waktu 19 menit. Dengan mudah, Putri bisa meraih banyak poin dari smes, dropshot, bahkan, dari lob ke belakang lapangan.
Laga itu pun menjadi debut Putri dalam turnamen BWF World Tour Super 500. Selama ini, partisipasi tertinggi dalam turnamen BWF World Tour adalah pada Super 300, yaitu ketika menjuarai Spanyol Masters Super 300 pada 2021.
Sebelum pertandingan, saya deg-degan, tangan terasa dingin. Tetapi, bukan karena lawan atau turnamennya, melainkan karena baru pertama kali main di Istora dengan penonton ramai.
”Sebelum pertandingan, saya deg-degan, tangan terasa dingin. Tetapi, bukan karena lawan atau turnamennya, melainkan karena baru pertama kali main di Istora dengan penonton ramai. Padahal, penonton mendukung saya, tetapi tetap saja deg-degan,” tutur Putri.
Meski mengawali pertandingan dengan rasa tegang, dia akhirnya bisa membiasakan diri dengan riuhnya penonton yang selalu berteriak ”Indonesia, Indonesia!”. Semakin sore, makin ramai pula penonton yang hadir di Istora.
Ini menjadi turnamen bulu tangkis pertama di tengah pandemi Covid-19 yang boleh dihadiri penonton setelah Indonesia Masters 2020. Pada 2021, Indonesia Masters dan Indonesia Terbuka digelar di dalam ”gelembung” di Bali, tanpa penonton.
Putri, yang merupakan tunggal putri nomor empat Indonesia, saat ini, mengatakan, dia menargetkan bisa tampil dalam turnamen BWF World Tour (Super 300, 500, 750, dan 1000) lebih banyak. Namun, pemain berusia 19 tahun itu harus mengumpulkan poin lebih banyak dari turnamen-turnamen berlevel lebih kecil untuk menaikkan peringkat dunia. Saat ini, Putri berada pada posisi ke-52.
”Saya harus sering bertanding di banyak turnamen supaya bisa dapat banyak poin untuk menaikkan ranking dulu. Jadi, kalau ikut turnamen besar, bisa langsung masuk ke babak utama,” tutur Putri.
Menghadapi He Bing Jiao (China), pada babak utama, Putri mengatakan, dia akan berusaha main tanpa beban. ”Saya tidak akan berpikir menang-kalah, yang penting bisa memberi perlawanan baik,” tuturnya.
Selain Putri, tunggal putra, Chico Aura Dwi Wardoyo, mendapat tiket ke babak utama melalui fase kualifikasi. Pada babak pertama, Chico mengalahkan pemain Perancis, Christo Popov, 21-14, 21-15. Tiket babak utama akhirnya didapat Chico setelah menang atas pemain Adham Hatem Elgamal 21-14, 21-18. Pada babak utama, dia akan berhadapan dengan pemain India, Sameer Veerma.
”Penampilan saya pada babak kualifikasi ini cukup baik. Untuk berikutnya, saya akan fokus memulihkan kondisi,” katanya.
Tunggal putra nomor lima Indonesia itu, tahun ini tampil baik pada beberapa turnamen. Chico turut mengantarkan Indonesia menjadi finalis Kejuaraan Asia Beregu di Malaysia, Februari dengan perannya sebagai tunggal pertama. Dia dua kali menang atas Lee Cheuk Yiu (Hong Kong) dan Jeon Hyeok-jin (Korea Selatan), dan tiga kali kalah dari Lakshya Sen (India). Loh Kean Yew (Singapura), dan Lee Zii Jia (Malaysia).
Pada kategori turnamen individu, hasil terbaiknya adalah menjadi semifinalis Kejuaraan Asia yang digelar di Manila Filipina, 26 April-1 Mei. Pada ajang yang memperbutkan poin setara turnamen BWF World Tour Super 1000 itu, Chico mengalahkan Kento Momota, Lee Cheuk Yiu, dan Li Shi Feng pada babak pertama hingga perempat final. Di semifinal, langkahnya dihentikan rekan sepelatnas, Jonatan Christie.
Namun, dia tak bisa memenuhi harapan tunggal putra Indonesia untuk meraih medali di SEA Games Vietnam 2021. Chico tersingkir pada perempat final.