Aleix Espargaro mengakui dirinya salah menghitung putaran balapan sehingga melakukan selebrasi satu lap lebih awal dan kehilangan posisi podium kedua di Barcelona. Dia bertekad menebus kesalahan itu di Jerman.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·3 menit baca
MONTMELO, MINGGU — Aleix Espargaro mengawali akhir pekan balapan MotoGP seri Catalunya dengan brilian, meraih pole position dan memilikikecepatan putaran yang kompetitif. Namun, pebalap andalan Aprilia itu melakukan kesalahan mendasar di akhir balapan dengan melakukan selebrasi satu lap lebih awal.
Dia pun kehilangan sembilan poin dengan finis di urutan kelima dari seharusnya di posisi kedua jika dia tidak salah menghitung putaran. ”Saya meminta maaf. Maaf kepada tim saya. Itu sepenuhnya kesalahan saya,” kata Espargaro.
Espargaro bukan pebalap pertama yang salah menghitung jumlah putaran di Barcelona. Sebelumnya, pebalap MotoGP Kenny Roberts Junior melakukannya pada 2006 dan pebalap kelas 125cc Julian Simon melakukan selebrasi lebih awal pada 2009. Semua kesalahan tersebut terjadi karena para pebalap lupa dengan sistem penghitungan yang berbeda di Barcelona, yakni lap terakhir ditandai dengan angka nol (L0) bukan dengan angka 1 (L1).
Selain itu, dalam kasus Espargaro,papan pengumuman tim di tepi lintasan (pitboard) sulit terlihat karena posisi garasi Aprilia paling dekat dengan tikungan. Oleh karena itu, para pebalap lebih sering melihat papan informasi di menara sirkuit. Dalam kasus Espargaro, dia juga tidak melihat ke bendera finis yang belum dikibarkan. Bendera finis ini sering menjadi referensi para pebalap saat mereka lupa dengan jumlah putaran yang telah dijalani.
Saat dia melakukan selebrasi lebih awal, dia melambat dan membiarkan Jorge Martin, Johann Zarco, Joan Mir, dan Luca Marini mendahului. Setelah menyadari dirinya melakukan kesalahan, Espargaro kembali tancap gas dan bisa mendahului Marini untuk finis di posisi kelima. Ini kesalahan yang sangat dia sesali karena dia membuang begitu saja podium yang sangat berharga dalam balapan di rumahnya itu.
”Anggota tim saya berada paling dekat (dengan tikungan), jadi dalam beberapa putaran saya tidak punya waktu untuk melihat berapa sisa putaran (dalam pit board), termasuk selisih waktu dengan Martin,” jelas Espargaro.
Saya meminta maaf. Maaf kepada tim saya. Itu sepenuhnya kesalahan saya.
”Saya benar-benar tancap gas hingga limit, jadi saya hanya melihat selisih waktu dengan Martin, 0,6 (detik), kemudian saya melihat ke menara dan saya melihat L1. Jadi, saya melakukan satu putaran lagi dan saya tidak ingat bahwa di Barcelona sini lap terakhir ditandai dengan angka nol (L0) bukan satu. Saya kemudian menutup bukaan gas di lintasan lurus,” jelas Espargaro.
Quartararo pun meminta maaf kepada timnya. ”Saya tidak memiliki kecepatan seperti Fabio (Quartararo) untuk menang. Akan tetapi, jika saya ingin mengalahkan dia, saya tidak boleh melakukan kesalahan seperti ini. Hari ini saya kehilangan sembilan poin, jadi saya meminta maaf,” tutur Espargaro yang tetap di urutan kedua klasemen, terpaut 22 poin dari Quartararo di puncak.
Terkait dengan kesalahan Espargaro tersebut, rekan setimnya, Maverick Vinales, menilai, sistem penghitungan putaran di Barcelona memang sering membuat bingung. "Di sini ada menara besar. Tetapi ketika pebalap pertama lewat untuk mengawali lap terakhir, mereka menggunakan nol (0). Itu membingungkan. Saya pikir dia bukan satu-satunya pebalap yang pernah mengalami itu di Montmelo," ungkap Vinales yang finis di posisi ketujuh.
"Melihat ke menara adalah masalahnya, tetapi lebih mudah melihat ke menara dibandingkan melihat ke pit board," lanjut Vinales dikutip Crash.
Para pebalap juga memiliki penghitung putaran di papan informasi pada motor masing-masing. Tetapi, hal itu juga bisa membingungkan, terutama jika penghitungan sudah dimulai sejak putaran pemanasan sebelum start. Para pebalap banyak yang menjadikan bendera finis sebagai penanda yang valid untuk mengetahui balapan sudah selesai.
"Saya melihat ke pit boardtim, dan meskipun mereka melakukan kesalahan, saya tidak berhenti hingga saya melihat bendera finis," ungkap pebalap KTM Tech3 Remy Gardner.