Ronaldo Merapat ke Barisan Ten Hag
Cristiano Ronaldo harus meredam ambisi berprestasi dalam waktu dekat demi mengembalikan MU ke habitat asli. ”CR7” berkomitmen membangun MU bersama manajer Erik ten Hag.
MANCHESTER, SABTU — Cristiano Ronaldo memastikan urusannya di Manchester United belum selesai. Penyerang berusia 37 tahun ini ingin memperbaiki kisah kurang baik pada musim pertama kembali ke kubu ”Setan Merah”. Dia berkomitmen meraih trofi bersama manajer baru MU, Erik ten Hag, pada musim depan.
Kembalinya Ronaldo ke klub yang membesarkan namanya, MU, tidak semanis perkiraan. Musim lalu, dia sukses mencetak 18 gol di Liga Inggris, berada di peringkat ketiga pencetak gol terbanyak. Catatan itu sangat impresif untuk pemain yang berada di usia pensiun sepertinya.
Baca juga : Ruang Ganti hingga Ronaldo, Empat Masalah Wajib Dibenahi Ten Hag di MU
Namun, prestasi individu itu berbading terbalik dengan pencapaian tim. MU yang sempat ditukangi tiga pelatih, Ole Gunnar Solskjaer, Michael Carrick, dan Ralf Rangnick, terpuruk di peringkat ke-6. Mereka mencatatkan poin terendah (58) sepanjang era Liga Primer, sejak 1992.
Ronaldo yang sempat diisukan akan pindah tim yang bermain di Liga Champions memilih bertahan di ”rumahnya”. Pemain asal Portugal ini akan menjalani masa kontraknya di MU yang baru habis pada Juni 2023. Dia pun merapat di barisan skuad Ten Hag untuk musim depan.
Saya senang bisa kembali ke klub yang benar-benar mengangkat karier saya. Jadi itu luar biasa. Ketika kembali, saya senang melihat kebahagiaan para pendukung. Dan, saya masih sangat senang untuk bisa berada di sini.
”Saya senang bisa kembali ke klub yang benar-benar mengangkat karier saya. Jadi itu luar biasa. Ketika kembali, saya senang melihat kebahagiaan para pendukung. Dan, saya masih sangat senang untuk bisa berada di sini,” ucap Ronaldo, seperti dikutip situs resmi klub, Jumat (3/6/2022).
Hal terpenting, ”CR7” ingin kembali ke Old Trafford karena meyakini mereka bisa berprestasi lagi di bawah asuhan Ten Hag. ”Menjadi juara dan memenangi trofi adalah tempat MU seharusnya. Mungkin butuh waktu, tetapi saya percaya itu,” tambahnya.
Baca juga: Asa Melompat Manchester United Bersama Ten Hag
Ambisi Ronaldo
Ronaldo, dengan usia mendekati kepala empat, ingin berprestasi secepat mungkin. Masalahnya, ambisi itu berbenturan dengan misi Setan Merah ke depan. Kedatangan Ten Hag menandakan awal dari revolusi besar skuad MU.
Manajemen MU ingin melakukan perombakan total dari filosofi bermain hingga para pemain. Mantan Pelatih Ajax Amsterdam diambil karena punya filosofi jelas, permainan mengalir yang diturunkan oleh mantan mentornya, Josep Guardiola, ketika di Bayern Muenchen.
Lebih dari itu, Ten Hag dipercaya karena terbiasa menangani skuad muda. Dia berhasil membentuk bintang, seperti Frenkie de Jong dan Matthijs de Ligt. Karena itu, tujuan dari penunjukan Ten Hag adalah untuk jangka panjang. Bukan prestasi instan ketika mendatangkan manajer terdahulu, seperti Jose Mourinho.
Perombakan itu bahkan sudah dimulai dengan dilepasnya para pemain veteran yang kurang berkontribusi. Salah satunya adalah gelandang Paul Pogba yang dibeli MU dari Juventus seharga 105 juta euro atau sekitar Rp 1,62 triliun.
Baca juga: Beban Berat Menanti Ten Hag di Manchester United
Perombakan besar selalu membawa guncangan pada awalnya. Manajer dan para pemain butuh adaptasi waktu tidak sedikit untuk saling mengenal. Manajer sekelas Josep Guardiola (Manchester City) dan Juergen Klopp (Liverpool) saja butuh setidaknya satu sampai dua musim penuh sebelum bisa bersinar.
Meskipun berambisi besar, Ronaldo ternyata menyadari juga realitas yang dihadapinya. Itu pula yang membuatnya berpesan kepada klub. ”Saya tahu dia (Ten Hag) melakukan pekerjaan fantastis di Ajax. Tetapi, kami harus memberinya waktu karena perlu ada perubahan, seperti yang diinginkannya,” kata Ronaldo.
Bagi Ten Hag, ambisi Ronaldo tidak akan merugikan timnya. Ambisi besar itu justru yang akan membantu MU lebih cepat untuk kembali ke posisi asalnya. Adapun dalam wawancara ketika baru ditunjuk, sang manajer mengatakan menginginkan kehadiran Ronaldo dalam skuadnya karena sifat ambisius yang tidak pernah luntur.
Demi bertahan, Ronaldo rela tidak bermain di final Liga Champions untuk kedua kali dalam kariernya. Terakhir kali dia tidak tampil adalah pada musim debut, 2002, di Sporting Lisbon. Ketika itu, timnya kalah dalam babak kualifikasi. (AP/REUTERS)