Aleix Espargaro menjemput kemenangan kedua musim ini setelah meraih ”pole position” di Barcelona-Catalunya. Momentum positif Espargaro didorong oleh kehadiran putri kecilnya, Mia, yang menjadi kekuatan hidupnya.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
MONTMELO, SABTU — Aleix Espargaro menggendong putri kecilnya, Mia, begitu tiba di parc ferme setelah meraih pole position dalam kualifikasi MotoGP Seri Catalunya, Sabtu (4/6/2022). Gadis berusia empat tahun itu membuat simbol hati dengan tangan mungilnya yang disusul ciuman di kening oleh Espargaro.
Mia merupakan kembaran Max, putranya yang lahir pada 2018, dan keduanya menjadi sumber kekuatan Espargaro menjalani kerasnya persaingan MotoGP. Akhir pekan ini, dia ingin mendedikasikan performanya untuk Mia serta para dokter yang menyelamatkan putrinya itu akibat gangguan jantung setelah lahir.
Espargaro pun menyiapkan balapan di rumahnya ini dengan detail dan dedikasi ekstra demi meraih kemenangan. Dia dan tim Aprilia Racing menganalisis setiap data untuk mendapatkan setelan motor yang ideal serta pilihan ban yang tepat untuk balapan. Persaingan di Barcelona-Catalunya menuntut kejelian pemilihan ban yang bisa bertahan hingga lap-lap akhir.
Performa Espargaro, akhir pekan ini, memang jauh lebih baik dibandingkan dengan seri-seri sebelumnya. Dia langsung tampil dominan sejak Jumat. Tidak hanya dalam waktu tercepat, tetapi juga ritme pace. Momentum berlanjut hingga sesi FP4 yang menjadi simulasi balapan, saat Espargaro mencetak pace yang kuat setara dengan Fabio Quartararo.
Pebalap asal Spanyol itu pun kembali melesat dalam kualifikasi kedua dengan mencetak lap tercepat 1 menit 38,742 detik, unggul 0,031 detik dari pebalap Ducati, Francesco Bagnaia, yang sempat dinilai akan meraih pole position. Quartararo dengan Yamaha YZR-M1 yang kalah tenaga dibandingkan dengan RS-GP dan Desmosedici, masih mampu meraih posisi start ketiga. Ini posisi start yang bagus karena juara bertahan MotoGP itu berpotensi menghemat ban sebelum melakukan serangan di lap-lap akhir untuk merebut podium tertinggi.
Namun, ancaman dari Bagnaia dan Quartararo sudah dihitung oleh Espargaro sejak sesi latihan Jumat. ”Yang terpenting bagi saya adalah mengetahui ban terbaik dalam enam putaran terakhir balapan, saya sangat ingin menang pada Minggu. Pole position juga penting, tetapi yang lebih penting adalah mendapatkan pace yang lebih baik,” ujar Espargaro.
Pebalap berusia 32 tahun itu sudah menunjukkan potensinya melesat sejak start dengan menjalani putaran yang brilian saat meraih pole position. ”Ya, saya sangat senang karena pole position selalu fantastik. Di sini menjadi lebih lagi karena balapan di rumah saya dan kesulitan putaran hari ini, yang merupakan putaran tersulit musim ini bagi saya,” ungkap Espargaro.
”Kondisi trek sangat berisiko, sangat mudah untuk mengalami high-side, kehilangan ban depan, jadi saya hanya bermain di jalur yang bagus dalam limit di setiap tikungan dalam putaran. Akhirnya saat saya melewati tikungan dan bisa berakselerasi serta mengaktifkan rear high device untuk terakhir kali, saya katakan ’Wah, saya menyelesaikan putaran’ dan kemudian saya melihat 38,7, saya senang,” ujar Espargaro.
Sulit dikalahkan
Mengalahkan Aprilia saat balapan akan lebih sulit bagi para pebalap lain karena RS-GP bisa melesat kencang di trek yang minim grip seperti Barcelona-Catalunya. Kondisi ini sudah dibaca oleh Bagnaia dan dia perlu mengelola ban dengan cermat. Oleh karena itu, saat simulasi balapan, pebalap andalan Ducati itu mengasah ritme pace dengan ban yang sudah sangat aus. Targetnya adalah menyerang di lap-lap akhir balapan.
Yang terpenting bagi saya adalah mengetahui ban terbaik dalam enam putaran terakhir balapan, saya sangat ingin menang pada Minggu. Pole position juga penting, tetapi yang lebih penting adalah mendapatkan paceyang lebih baik.
”Tidak mudah, hari ini putaran yang sempurna sulit dilakukan karena mudah melakukan kekeliruan dan kesalahan-kesalahan kecil yang membuat Anda kehilangan 0,1 detik. Saya senang dengan hasil ini, posisi kedua yang sempurna,” ungkap Bagnaia.
Bagnaia memiliki optimisme lebih untuk bersaing saat balapan karena pace dengan ban yang sudah aus tetap kompetitif. ”Dalam FP4 kami bisa konsisten dengan ban yang sudah sangat aus dan kami bisa senang dengan hasil hari ini, kita lihat besok apa yang terjadi dan potensi kami lebih baik dibandingkan dengan pagi ini, dalam FP4 potensi kami besar dan mungkin kami akan bisa bersaing dengan Aleix,” ucap pebalap asal Italia itu.
Sedangkan Quartararo yang sepanjang musim ini selalu memiliki pace tercepat dibandingkan dengan para pebalap lain, perlu mencari celah untuk menyiasati defisit tenaga M1. Apalagi, trek di Montmelo memiliki lintasan lurus yang panjang.
”Baris terdepan yang sangat bagus. Saya menyebutnya baris depan yang cepat karena semua orang melesat sangat cepat. Dalam kualifikasi, saya mengalami kesulitan yang lebih karena saat saya berusaha menggunakan ban belakang 100 persen, Anda tahu ketika menjalani pace Anda, Anda tidak tancap gas 100 persen karena harus menjaga ban, tetapi saat kualifikasi ada grip murni dan menempatkan diri Anda dalam limit. Saya pikir saya melakukan pekerjaan yang sangat baik. Kita lihat besok apa yang bisa kami lakukan,” ujar Quartararo yang kini memuncaki klasemen sementara dengan 122 poin itu.