Tim dan pebalap sudah siap menghibur penonton Indonesia di seri Formula E Jakarta, Sabtu ini. Sebagai sirkuit baru, Jakarta International E-Prix Circuit berpeluang menghadirkan balapan sengit untuk memperebutkan podium.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR, DAHONO FITRIANTO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para pebalap Formula E antusias jelang debut balapan mereka di seri Jakarta yang berlangsung Sabtu (4/6/2022) ini di Jakarta International E-Prix Circuit, Ancol, Jakarta Utara. Lintasan balap di Jakarta dianggap memiliki karakter yang menarik sehingga berpeluang menghadirkan balapan yang seru dan menegangkan antarpebalap. Meski begitu, 11 tim kontestan perlu mencermati cuaca panas yang berpotensi memengaruhi performa baterai mobil.
Mitch Evans, pebalap Jaguar TCS Racing, dengan cermat memperhatikan simulasi trek Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) yang berada di garasi timnya di kawasan paddock. Cuaca panas di Ancol yang mencapai suhu 32 derajat celsius, Jumat (3/6/2022) siang, tidak memengaruhi fokusnya di depan layar komputer.
Sesekali ia juga berbincang dengan rekan satu timnya, Sam Bird, untuk membicarakan trek baru sepanjang 2,37 kilometer itu. Hingga Jumat, ia belum mencoba mobilnya di atas lintasan sirkuit JIEC karena masa latihan bebas baru akan berlangsung Sabtu (4/6/2022) pagi.
Meski begitu, ia telah berkeliling melihat langsung suasana sirkuit bersama timnya dengan berjalan kaki. Menurut Evans, kualitas trek JIEC sudah cukup baik meski ada sedikit debu di beberapa sudut tikungan.
”Mempelajari trek di simulasi akan berbeda dibandingkan dengan mencoba langsung. Tetapi, saya menganggap trek cukup baik karena jalur lurus tidak terlalu panjang dan tikungan juga tidak terlalu pendek. Memang ada sedikit trek yang bergelombang dan berdebu, tetapi itu tidak menjadi masalah bagi saya,” ujar Evans dalam sesi jumpa media.
Adapun Bird menilai, sektor akhir mendekati finis menjadi bagian tersulit dari sirkuit Jakarta. Sektor itu mulai dari tikungan ke-16 hingga ke-18 yang menjadi bagian terakhir sebelum pebalap menyentuh garis akhir.
”Dibandingkan dengan sektor lain, bagian terakhir trek ini menjadi yang paling sulit. Kami harus memperhatikan dengan baik karena itu adalah trek terbuka yang memungkinkan pebalap saling menyalip. Di sisi lain, kami juga harus hati-hati agar tidak membuat ban overheated yang akan merugikan kami,” ucap Bird yang berasal dari Inggris.
Sementara itu, Direktur Tim Jaguar TCS Racing James Barclay menuturkan, setiap sirkuit baru selalu bisa menghadirkan banyak kejutan. Sebab, lanjutnya, semua tim dan pebalap masih meraba-raba karakteristik trek dan hanya memiliki waktu singkat untuk mempersiapkan diri jelang balapan.
Oleh karena itu, kata Barclay, semua tim dan pebalap memiliki peluang yang sama untuk naik podium di Jakarta. Ia pun berharap dua pebalap Jaguar TCS Racing bisa naik podium demi memperbaiki peringkat setelah gagal mengakhiri lomba di posisi tiga terbaik dalam dua seri terakhir di Berlin, Jerman, Mei lalu.
”Trek di Jakarta memiliki alur yang baik. Biasanya, sirkuit dengan karakteristik seperti itu akan menghadirkan persaingan di balapan,” kata Barclay.
Mempelajari trek di simulasi akan berbeda dibandingkan dengan mencoba langsung. Namun, saya menganggap trek cukup baik karena jalur lurus tidak terlalu panjang dan tikungan juga tidak terlalu pendek.
Hingga merampungkan seri kedelapan, Jaguar TCS Racing berada di peringkat keempat klasemen tim dengan koleksi 111 poin. Mereka tertinggal dari Mercedes-EQ Formula E Team (176 poin), Rokit Venturi Racing (148), dan DS Techeetah (137).
Sementara itu, Evans dan Bird masing-masing berada di posisi keempat dan ke-12 klasemen pebalap. Seusai menjalani delapan seri, hanya Evans yang baru mewakili Jaguar di podium dengan menjadi juara di seri keempat dan kelima di Roma, Italia, lalu berada di peringkat kedua pada seri keenam di Monako.
Hadirkan sejarah
Misi untuk naik podium tidak hanya dicanangkan tim Jaguar TCS Racing. Edoardo Mortara dari Rokit Venturi Racing juga bertekad menghadirkan sejarah dengan menjadi kampiun perdana di seri Jakarta. Mortara punya bekal baik menghadapi seri Jakarta berkat finis pertama pada balapan perdana seri Puebla, Meksiko, di musim 2019-2020.
”Ketika membalap di trek baru, kepercayaan diri adalah kunci. Anda harus belajar dengan cepat untuk memahami setiap bagian lintasan,” kata Mortara dilansir laman Formula E.
Mortora tengah berada di posisi kedua klasemen pebalap sementara. Jelang seri Jakarta, Stoffel Vandoorne, pebalap Mercedes-EQ, masih memimpin papan klasemen dengan koleksi 111 poin.
Vandoorne mengatakan, meski belum menjajal langsung sirkuit baru ini, dia sudah melakukan latihan di simulator. Tantangan di dunia nyata saat balapan nanti, lanjutnya, adalah cuaca panas yang akan memengaruhi fisik pebalap, daya cengkeram ban, dan manajemen baterai mobil.
”Cuaca di sini adalah yang terpanas sejauh ini sepanjang musim ini. Itu menjadi tantangan tersendiri, tapi saya akan mencoba membalap seperti seri-seri sebelumnya untuk mempertahankan keunggulan,” tutur Vandoorne yang memuncaki klasemen sementara balapan musim ini.
Secara terpisah, Kepala Tim Mercedes-EQ Ian James mengatakan, ”Jakarta adalah lintasan dan tantangan baru untuk kami semua, kemampuan beradaptasi pun menjadi sangat penting. Kami akan melakukan yang terbaik untuk bisa menjadi di antara mereka yang belajar paling cepat dan menerapkan pelajaran tersebut seiring berjalannya waktu. Tidak hanya lintasan baru, iklim Jakarta pun akan menjadi tantangan besar bagi kami.”