Fabio Quartararo sempat berpaling ke beberapa tim pabrikan selain Yamaha menyusul defisit kecepatan YZR-M1. Juara MotoGP 2021 itu baru yakin bertahan setelah Yamaha memastikan akan fokus memperbaiki ”top speed” M1.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
BARCELONA, JUMAT – Perpanjangan kontrak Fabio Quartararo dan Yamaha sudah menjadi pertanyaan besar sejak tes pramusim MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat, Februari lalu, menyusul performa M1 yang tidak berubah banyak dibandingkan 2021. Permintaan ”El Diablo” untuk mendapatkan kecepatan puncak lebih tinggi tidak terpenuhi, yang membuat dirinya sulit bersaing di sirkuit yang memiliki lintasan lurus panjang. Bahkan, dalam satu wawancara di Mandalika, dia memilih setelan motor yang ”nervous” atau tidak stabil, asal bisa melesat lebih cepat.
Juara MotoGP 2021 itu pun menemui awal musim yang suram dalam empat seri awal di luar Benua Eropa. Dia hanya sekali meraih podium di Mandalika saat finis kedua di Mandalika, Maret lalu, dalam kondisi trek basah. Ini bak kemenangan karena menjadi penebusan finis di posisi ke-9 dalam seri pembuka di Lusail, Qatar.
Namun, dalam dua seri berikutnya di Argentina dan Amerika Serikat, Quartararo kembali menuai hasil mengecewakan, masing-masing finis di posisi kedelapan dan ketujuh. Pebalap asal Perancis itu sempat mengungkapkan, dirinya senang bisa finis di posisi ketujuh di Austin, tetapi itu lebih karena dia bisa finis lebih di belakang karena M1 tidak siap bertarung di trek-trek seperti COTA.
Setelah MotoGP kembali ke trek-trek Eropa yang lebih sempit, pendek, dan menuntut manuver presisi, Quartararo bangkit dengan finis terdepan di Portimao dan kedua di Jerez. Namun, dia gagal meraih podium di Le Mans. Bahkan, dia merasa kecewa dengan balapan itu karena posisinya diraih bukan karena mampu mendahului para pebalap lain, tetapi karena ada tiga pebalap di depannya yang terjatuh.
Quartararo kemudian menuju Mugello untuk finis di posisi kedua, di belakang pebalap Ducati, Francesco Bagnaia, yang finis terdepan. Ini kedua kalinya Quartararo bertarung dengan Bagnaia, setelah Jerez, untuk memperebutkan podium tertinggi, dan selalu kalah. M1 kalah cepat dari Desmosedici GP di trek lurus.
Kecepatan puncak menjadi kepingan yang hilang dari M1, yang sejak akhir musim 2021 menjadi permintaan Quartararo. Namun, Yamaha tidak menghadirkan perbaikan top speed musim ini sehingga memaksa Quartararo untuk terus-menerus memacu M1 di limit pengendalian.
Kondisi inilah yang menimbulkan keraguan Quartararo akan bertahan di Yamaha musim depan, menyusul kontraknya yang akan selesai pada akhir musim ini. Managing Director Yamaha Lin Jarvis di Portimao menyatakan, pihaknya berusaha meyakinkan Quartararo untuk bertahan dengan mengajukan rencana pengembangan M1 ke depan. Apa yang ditawarkan oleh Yamaha itu, selain gaji besar, bukan hanya di atas kertas, melainkan sudah mulai berjalan, sehingga membuat Quartararo bersedia bertahan di Yamaha hingga 2024. Ini bukanlah keputusan mudah bagi Quartararo karena ada pertaruhan besar.
”Kesepakatan baru ini merupakan keputusan besar. Saya berada di titik yang sangat penting dalam karier saya. Jadi, saya memerlukan waktu lebih lama untuk mengambil keputusan ini,” ungkap Quartararo di laman resmi tim Monster Energy Yamaha.
Kesepakatan baru ini merupakan keputusan besar.
”Saya yakin kepada proyek Yamaha MotoGP dan saya merasa Yamaha sungguh-sungguh termotivasi. Sekarang kami secara resmi mengonfirmasi keputusan kami bersama dan kami bisa fokus sepenuhnya pada musim ini,” lanjut Quartararo.
Sebelum memutuskan bertahan di Yamaha, Quartararo sebenarnya mempertimbangkan tawaran dari tim-tim lain. Dia mengurai tawaran mana yang paling sesuai dengan keinginannya dan dia nilai bisa berjalan dengan baik untuk memburu gelar juara.
”Ini bukan keputusan yang mudah. Kami memerlukan waktu sedikit lebih lama untuk mengevaluasi semua proyek,” kata Quartararo terkait perpanjangan kontrak dengan Yamaha yang diumumkan Kamis lalu.
”Seperti yang Anda bayangkan, kami tidak hanya berbicara dengan Yamaha. Pada satu tahap, saya menoleh ke satu sisi. Kemudian satu pekan kemudian saya ingin pergi (ke arah lain) dan ini sedikit sulit,” ujar Quartararo.
”Pada dasarnya, target pertama saya adalah mendapatkan motor terbaik dan proyek terbaik. Mereka meyakinkan saya (untuk bertahan) karena mereka akan membawa orang-orang baru, para insinyur, dan mereka tahu pasti bagian mana yang perlu mereka tingkatkan,” tutur pebalap asal Perancis itu.
Yamaha kini memahami bahwa M1 memang kalah cepat dibandingkan motor pabrikan-pabrikan lain. Pada awal musim ini, Suzuki bahkan jauh lebih cepat, kemudian seiring musim bergulir, motor Aprilia RS-GP yang dipacu Aleix Espargaro sulit didahului oleh Quartararo. Fakta M1 kalah cepat terlihat jelas di Austin, di mana Quartararo kalah cepat hingga 13 kilometer per jam dibandingkan Ducati yang memenangi balapan.
”Dahulu, mungkin mereka memperbaiki di beberapa area, tetapi mereka (Yamaha) tidak benar-benar menerima bahwa motor lebih lambat dibandingkan yang lain. Sekarang, mereka tahu dan mereka jelas akan memperbaiki titik lemah ini,” ungkap Quartararo.
”Jujur, saya merasa sangat bagus dengan motor. Tentu saja setiap pebalap menginginkan lebih. Namun, satu-satunya hal yang tidak kami miliki dibandingkan yang lainnya adalah kecepatan. Jadi, itu yang membuat saya yakin memutuskan bertahan di Yamaha. Saya tahu mereka bekerja keras untuk menghadirkan tenaga lebih besar dan saya merasa bagus dengan motor,” kata pebalap berusia 23 tahun itu.
”Saya sangat senang karena mereka sekarang benar-benar memahami dan mereka sedang melakukan yang terbaik untuk menemukan apa yang hilang dari kami. Banyak orang, insinyur, akan dikerahkan untuk mesin dan mengerjakan bagian itu,” ujar Quartararo.
Yamaha akan mengerahkan sejumlah insinyur mesin dari departemen lain untuk mengembangkan YZR-M1, khususnya memperbaiki kecepatan puncak. Para pakar mesin itu sudah ada di Yamaha dan tidak merekrut dari tim lain.
Proyek ini bukan pekerjaan mudah karena transfer tenaga ke roda belakang akan menjadi masalah lain dengan mesin bertenaga besar. M1 dikenal bersahabat dengan pebalap karena transfer tenaga lembut sehingga motor mudah dikendalikan.
Lin Jarvis memastikan Yamaha akan mengerahkan usaha terbaik untuk menghadirkan motor terbaik bagi Quartararo. Ini untuk mengimbangi spirit positif serta talenta besar Quartararo yang jarang dijumpai. Bahkan, sejak direkrut Yamaha pada 2019 di tim satelit, Quartararo sudah melebihi ekspektasi dengan meraih pole position dan podium. Pada 2020, dia meraih kemenangan pertama di MotoGP dan bahkan memimpin klasemen kejuaraan. Dia kemudian mendapat promosi ke tim pabrikan Monster Energy Yamaha pada 2021, menggantikan Valentino Rossi, dan langsung meraih gelar juara dunia.
”Dalam satu setengah musim pertama Fabio, kami sudah meraih sangat banyak kesuksesan, enam kemenangan, 14 podium, enam posisi start terdepan, dan gelar juara MotoGP 2021. Hasil-hasil tersebut datang dari usaha keras tim, dari pebalap, kru dia, para insinyur kami, dan semua anggota tim yang bekerja sama dengan spririt positif ’bisa dilakukan’,” kata Jarvis.
”Bersama Fabio, kami tahu dia akan selalu mengerahkan usaha terbaik 100 persen, dan kami telah meyakinkan dia bahwa Yamaha akan melalukan hal yang sama dan kami akan berinvestasi dalam pengembangan ke depan. Jadi, kami bisa bersama-sama berjuang memburu gelar juara dunia MotoGP untuk tahun-tahun mendatang,” pungkasnya.