Proses Alami Warriors dan Celtics Bersemi di Final
Kesabaran Warriors dan Celtics dalam mengejar prestasi berbuah manis. Mereka yang bersanding di Final NBA 2022 membuktikan, proses alami masih yang terbaik untuk berprestasi.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
MIAMI, SENIN — Partai puncak NBA yang dimulai pada 2 Juni 2022 akhirnya mempertemukan Golden State Warriors dan Boston Celtics, dua tim yang dibentuk lewat proses alami. Mereka bersemi di antara maraknya tim super yang diciptakan instan beberapa musim terakhir. Mereka mengembalikan liga ke arah tepat.
Setelah penantian sejak 2010, Celtics akhirnya melaju ke final lagi musim ini. Jayson Tatum dan rekan-rekan merebut tiket final seusai memenangi gim ketujuh atas Miami Heat, 100-96, di FTX Arena, Miami, Senin (30/5/2022) pagi WIB.
Celtics, yang menumbangkan juara bertahan Milwaukee Bucks di babak sebelumnya, mengakhiri pertarungan sengit final Wilayah Timur dengan kemenangan 4-3. ”Ini adalah laga terbesar sepanjang karier saya,” kata Tatum yang menyabet gelar Most Valuable Player (MVP) final Wilayah Timur.
”Kami telah banyak berkembang berkat momen sulit seperti ini. Tidak banyak yang percaya pada kami, tetapi kami berhasil melakukannya. Bisa mengatasi tantangan bersama grup ini, punya arti segalanya,” tambah forward berusia 24 tahun itu.
Bagi Celtics, peraih 17 gelar juara NBA atau terbanyak sepanjang sejarah, waktu 12 tahun sangat lama untuk bisa kembali ke final. Namun, organisasi yang pernah berjaya dengan pemain legendaris seperti Larry Bird dan Kevin Garnett ini tetap percaya kepada proses.
Mereka memulai proyek rekonstruksi tim pada Draft 2016, mengambil shooting guard Jaylen Brown di urutan ke-3. Setahun kemudian, Celtics mengambil Tatum di urutan yang sama. Tatum dan Brown pun dijadikan poros tim untuk masa depan.
Kedua bintang muda itu juga yang mengantar Celtics lolos ke partai puncak. Tatum (26 poin) dan Brown (24) menyumbang separuh poin tim. Tidak hanya itu, keduanya juga menjadi fondasi sejak musim reguler dan babak awal playoff.
Pelatih Kepala Celtics Ime Udoka menilai, timnya menuai buah kepercayaan terhadap proses. Mereka bertahan dengan skuad yang sama meskipun sempat mencatat rekor kemenangan di bawah 50 persen, 23 menang-24 kalah, pada paruh musim. Jangankan ke final, saat itu sulit membayangkan mereka lolos ke playoff.
Di titik terendah itu, banyak pengamat berspekulasi Tatum dan Brown tidak cocok bersama. Mereka perlu dipisahkan karena gagal berprestasi dalam empat musim terakhir. ”Kami berjuang melalui kesulitan itu. Hal itu membuat kami menjadi grup yang tangguh, tahan banting,” ujar Udoka.
Kami telah banyak berkembang berkat momen sulit seperti ini. Tidak banyak yang percaya pada kami, tetapi kami berhasil melakukannya.
Selain duo Jay, Celtics juga mengandalkan pemain yang diambil dari draft, yaitu guard Marcus Smart (2014) dan center Robert Williams III (2018). Tim yang berasal dari proses organik ini sukses mengalahkan tim super dalam perjalanan ke final, seperti Brooklyn Nets. Nets mengambil megabintang sudah jadi, Kevin Durant dan Kyrie Irving, demi efek instan.
Identik
Celtics sudah dinanti Warriors yang lolos lebih dulu ke final pada akhir pekan lalu. Warriors punya kisah identik dengan Celtics. Tim yang lolos enam kali ke final dalam delapan musim terakhir ini juga lahir dari proses organik. Mereka berporos kepada tiga pemain dari draft, yaitu Stephen Curry (2009), Klay Thompson (2011), dan Draymon Green (2012).
Musim ini, Warriors kembali membuktikan buah manis dari kesabaran. Mereka tidak hanya mengandalkan tiga pemain veteran itu. Skuad asuhan pelatih Steve Kerr ini juga punya tiga pemain muda yang bisa berkontribusi dari cadangan, yakni Jordan Poole, Jonathan Kuminga, dan Moses Moody.
Ketiga calon bintang masa depan itu sama-sama didapatkan dari draft pada dua musim terakhir. Manajemen Warriors punya kesempatan menukar mereka dengan pemain veteran yang bisa membantu Curry dan rekan-rekan, tetapi memilih percaya kepada proses pembinaan.
Berkat proses itu, skuad Warriors sangat padu musim ini. Pemain muda bisa belajar dari veteran, sedangkan para veteran juga tertular gairah muda. Tim asuhan Kerr pun membalikkan prediksi banyak orang yang memperkirakan mereka tidak akan berjalan jauh musim ini.
Final nanti merupakan yang pertama untuk Warriors dalam tiga musim terakhir. Mereka bisa merasakan partai puncak lagi setelah tidak lolos playoff pada musim 2019-2020 dan 2020-2021 karena Thompson cedera. Thompson baru bisa kembali bermain pada pertengahan musim ini.
”Semua orang berkata kami sudah selesai. Waktunya untuk memecah tim ini. Tukar (pemain) yang ini, tukar yang itu. Namun, kenyataannya kami berhasil kembali lagi ke titik ini (final) dengan para pemain veteran yang sama dan pemain muda. Ini terasa spesial,” ucap Green.
Di NBA, sistem kompetisi dibuat seadil mungkin. Para pemain yang baru datang ke liga akan diperebutkan tim sesuai dengan urutan klasemen musim sebelumnya. Semakin rendah peringkat di klasemen, mereka punya kesempatan lebih dulu untuk mendapatkan pemain lebih potensial.
Semua itu diterapkan agar pesaingan berputar, tidak didominasi hanya satu atau dua tim saja. Pembatasan gaji tim juga diatur agar bintang tidak berkumpul di satu tempat.
Intinya, NBA ingin mewujudkan prestasi itu tidak lepas dari proses, bukan sesuatu yang instan. Pesan tersebut yang bersemi di final ini, bersama kisah penuh kesabaran dari Warriors dan Celtics. (AP/REUTERS)