Mavericks Rebut Laga Keempat di Tengah Duka Warga Texas
Dallas Mavericks berhasil menjaga peluang untuk tetap berada di babak final wilayah barat ”playoff” NBA. Kemenangan Mavericks berlangsung saat warga Texas tengah berduka akibat insiden penembakan.
Oleh
WISNU AJI DEWABRATA
·4 menit baca
DALLAS, SELASA — Dallas Mavericks memperpanjang ”nyawa” pada laga keempat final wilayah barat playoff NBA dengan mengalahkan Golden State Warriors, 119-109. Kemenangan pada laga keempat itu menghambat langkah Warriors untuk langsung lolos ke final NBA setelah mengalahkan Mavericks dalam tiga laga sebelumnya (3-0).
Sayangnya, kemenangan Mavericks di kandangnya, yaitu American Airlines Arena, Dallas, Texas, Selasa (24/5/2022) waktu setempat atau Rabu pagi WIB, hampir bersamaan dengan duka yang mendalam warga Texas, AS, bahkan seluruh dunia.
Pada siang hari sebelum laga, terjadi penembakan di Sekolah Dasar Robb di Kota Uvalde, Negara Bagian Texas, yang menewaskan 19 siswa. Penonton dan pemain pada pertandingan Mavericks versus Warriors mengheningkan cipta sebelum laga dimulai untuk menghormati para korban penembakan.
Dengan kemenangan pada laga keempat tersebut, Mavericks tidak jadi tersingkir dari gelanggang babak final wilayah barat. Mavericks akan bertanding melawan Warriors pada laga kelima di Chase Center, San Francisco, Kamis malam waktu setempat atau Jumat (27/5/2022) pagi WIB. Jika Warriors kembali mengalahkan Mavericks, berakhirlah petualangan Mavericks di playoff NBA musim ini.
Isyarat kemenangan Mavericks sudah terlihat sejak kuarter pertama setelah tuan rumah memimpin dengan skor 28-24. Mavericks mengambil alih kendali pertandingan meskipun Warriors sempat menyamakan skor dua kali, 16-16, dan 19-19.
Warriors makin tertinggal jauh pada kuarter kedua ketika Mavericks menutupnya dengan keunggulan mencolok, 62-47. Pertandingan pada awal paruh kedua sempat dihentikan selama 16 menit karena atap stadion American Airlines Arena bocor di dua titik. Mavericks tambah menggila pada kuarter ketiga sehingga mengakhirinya dengan keunggulan telak 29 poin, 99-70.
Warriors mencoba membalik keadaan pada kuarter keempat. Upaya mereka hampir berhasil setelah memotong ketertinggalan dari 29 poin hingga tinggal 10 poin saat waktu pertandingan tersisa 3 menit. Saat itu para pemain starter Warriors sudah kembali masuk arena untuk mempertipis ketinggalan. Warriors kehabisan waktu sehingga dipaksa menyerah oleh tuan rumah, 109-119.
Guard Mavericks, Luka Doncic, menjadi bintang laga tersebut dengan menyumbangkan 30 poin dan 14 rebound. Lemparan jarak jauh Doncic yang akurat malam itu membuat Mavericks meninggalkan Warriors. Sebanyak 9 asis yang dilakukan Doncic menunjukkan peran vitalnya sebagai pengatur serangan.
Dorian Finey-Smith menambah dengan 23 poin, sementara Reggie Bullock mencetak 18 poin yang semuanya meluncur dari area tiga angka. Dari sisi Warriors, sang bintang Stephen Curry mencetak 20 poin dan 8 asis.
Saya tetap percaya kami bisa menang. Disapu atau tidak, jika Anda kalah, maka Anda tetap kalah. Kami terus maju pertandingan demi pertandingan.
”Saya tetap percaya kami bisa menang. Disapu atau tidak, jika Anda kalah, maka Anda tetap kalah. Kami terus maju pertandingan demi pertandingan,” kata Doncic.
Kemenangan Mavericks pada laga keempat ini cukup memberi harapan meskipun dalam catatan NBA, tidak ada tim yang tertinggal 0-3 mampu mengubah keadaan lalu lolos ke babak berikutnya. Jika tim tersebut bisa memaksa melanjutkan laga hingga laga ketujuh, hampir seluruh tim tersebut pada akhirnya kalah pada laga ketujuh atau pemungkas.
Menurut Curry, kemenangan Mavericks lebih sebagai kemenangan demi harga diri. ”Mereka bermain tanpa beban. Kepercayaan diri mereka muncul sejak awal. Kami tidak melakukan apa pun untuk memperlambat mereka. Anda harus angkat topi untuk mereka (Mavericks),” kata Curry.
Pelatih Warriors Steve Kerr mengatakan, keputusannya memainkan kembali para pemain starter adalah untuk mencari keajaiban setelah mereka tertinggal jauh. ”Dallas luar biasa malam ini. Mereka layak menang. Ini pertandingan final wilayah. Memang seperti ini seharusnya,” lanjutnya.
Saat sesi wawancara sebelum pertandingan tersebut, Kerr menolak menjawab pertanyaan seputar pertandingan setelah terjadi peristiwa penembakan di Sekolah Dasar Robb. Kerr selain sebagai pelatih basket juga pengacara yang menuntut pengetatan aturan penjualan senjata api di AS. Kerr mengkritisi para politisi AS yang dinilai menghalangi upaya pengetatan aturan penjualan senjata api.
”Pertanyaan apa pun tentang basket tidak ada artinya. Dalam waktu 10 hari orang-orang tua berkulit hitam ditembak di supermarket di Buffalo, lalu orang Asia dibunuh di gereja di selatan California. Sekarang anak-anak dibantai di sekolah. Kapan kita akan melakukan sesuatu? Saya lelah dengan keadaan ini dan terus-menerus menyampaikan dukacita kepada keluarga-keluarga yang berduka,” ujar Kerr kepada reporter. (REUTERS/AP)