Usai melalui musim fluktuatif, AS Roma akhirnya meraih tiket Liga Europa. Mereka pun memperbaiki peringkat di papan klasemen, yakni dari urutan ketujuh musim lalu jadi antara peringkat kelima atau keenam musim ini.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
TURIN, SABTU — Setelah melalui musim yang fluktuatif, AS Roma akhirnya bisa mengunci satu tiket ke Liga Europa musim depan. Kepastian itu didapat usai klub berjuluk ”Serigala Ibu Kota” itu melumat tuan rumah, Torino, 3-0 dalam laga pekan pamungkas Serie A Liga Italia musim ini, Sabtu (21/5/2022) dini hari WIB.
”Setelah semua upaya dan ada risiko finis di urutan ketujuh atau kedelapan (terpental dari zona Liga Europa), pikiran kami hanya untuk meraih kemenangan di laga ini. Semuanya terbayar dengan kemenangan 3-0 ini,” ujar bek AS Roma, Gianluca Mancini, dilansir Corriere dello Sport, Sabtu.
Dalam laga ini, kedua tim sama-sama langsung tampil terbuka. Namun, AS Roma lebih cerdik di lini tengah. Terbukti, saat Torino membangun serangan, kapten AS Roma Lorenzo Pellegrini bisa mencuri bola dan memberi umpan terobosan kepada penyerang Tammy Abraham. Dengan liukan di dalam kotak penalti, Abraham mampu melewati kawalan tiga bek lawan dan menceploskan bola ke gawang di menit ke-33.
Abraham benar-benar sedang dalam puncak performa. Di menit ke-42, penyerang asal Inggris itu menjadi kreator sekaligus pencetak gol kedua timnya. Berawal dari pelanggaran terhadap dirinya di dalam kotak penalti, AS Roma mendapatkan hadiah tendangan penalti. Abraham diberi kesempatan menjadi algojo dan sukses menyelesaikan tugasnya dengan sempurna.
Memasuki babak kedua, Torino lebih kencang menekan guna menyamakan kedudukan. Akan tetapi, AS Roma tidak tinggal diam. Dengan permainan yang mengandalkan serangan balik, AS Roma justru kembali mendapatkan hadiah tendangan penalti usai penyerang Nicolo Zaniolo dilanggar pemain Torino. Pellegrini mengeksekusinya dengan sempurna di menit ke-78.
Dengan kemenangan itu, AS Roma kokoh di peringkat keenam dengan 63 poin dari 38 laga. Posisi klub berseragam kuning-merah alias giallorossi itu tidak mungkin lagi digusur Fiorentina dan Atalanta yang baru mengemas 59 poin. Kedua tim itu yang berada di posisi ketujuh dan kedelapan itu baru menjalani laga pekan ke-38 pada Minggu (22/5/2022).
Bahkan, AS Roma berpeluang menggusur Lazio di peringkat kelima dengan 63 poin dari 37 laga. Peluang itu terjadi kalau Lazio kalah dari Hellas Verona dalam laga Minggu. Jika kedua tim memiliki poin sama, AS Roma unggul agregat atas Lazio karena kalah 2-3 di pertemuan pertama pada 26 September 2021 dan menang telak 3-0 di pertemuan kedua pada 21 Maret lalu.
”Kami banyak melakukan hal buruk sepanjang musim ini. Tapi, kami terus berkembang sehingga bisa mencapai peringkat lebih baik di musim ini dibandingkan dengan musim lalu di tempat ketujuh. Kami bisa memastikan tempat di Liga Europa musim depan, itu sangat memuaskan,” kata Mancini.
Final Liga Konferensi
Setelah kemenangan itu, tugas AS Roma belum selesai. Mereka masih ada pekerjaan rumah mempersiapkan diri dengan optimal untuk menghadapi klub asal Belanda, Feyenoord, dalam final Liga Konferensi Eropa atau kompetisi kasta ketiga antarklub Eropa di Stadion Air Albania, Tirana, Kamis (26/5/2022).
AS Roma bersemangat untuk menjuarai Liga Konferensi edisi perdana tersebut. Kalau berhasil, itu akan menjadi koleksi trofi Eropa kedua sepanjang sejarah AS Roma setelah mengangkat Piala Inter-Cities Fairs 1960/1961. Piala Inter Cities Fairs adalah cikal bakal kejuaraan Piala UEFA yang menjelma sebagai Liga Europa saat ini.
Kami banyak melakukan hal buruk sepanjang musim ini. Tapi, kami terus berkembang sehingga bisa mencapai peringkat lebih baik di musim ini dibandingkan dengan musim lalu.
AS Roma tidak mau menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Mereka tidak ingin mengulangi kegagalan dalam dua final Eropa sebelumnya yang pernah mereka jalani, yakni kalah agregat 1-2 dari Inter Milan di Piala UEFA 1990/1991 dan kalah adu penalti 2-4 (1-1) dari Liverpool di Piala Champions 1983/1984.
Karena ingin mempersiapkan tim dengan optimal pula, Pelatih AS Roma Jose Mourinho memilih tidak ikut dalam konferensi pers usai laga melawan Torino. Perannnya digantikan oleh Mancini dan Abraham. ”Mourinho memberikan selamat kepada kami untuk musim ini. Sekarang, dia mulai meningkatkan perhatiannya untuk final Liga Konferensi. Mulai Minggu, kami akan mempelajari Feyenoord. Kami bertekad membawa pulang trofi Liga Konferensi ke Roma,” ujar Mancini.
Antusiasme serupa ditunjukkan Abraham. Pemain berusia 24 tahun itu telah menjalani musim yang sensasional dalam musim pertamanya di Liga Italia. Sepanjang musim ini dia membukukan 17 gol dari 37 laga Liga Italia. Capaian itu menahbiskannya sebagai pemain Inggris tersubur di Tanah Italia, gelar yang sebelumnya dimiliki Gerry Hitchens yang mencetak 16 gol dari 34 laga untuk Inter Milan di Serie A 1961/1962.
Secara keseluruhan, Abraham membukukan 27 gol dari 52 laga dari semua kompetisi musim ini, yang menjadi raihan paling produktif Abraham sepanjang kariernya. Sebelumnya, pemain kelahiran Camberwell, Inggris, itu membuat 26 gol dari 40 laga untuk Aston Villa di Divisi Championship Liga Inggris 2018/2019 dan 26 gol dari 48 laga untuk Bistol City di Divisi Championship 2016/2017.
Koleksi gol Abraham masih mungkin bertambah kalau dia mencetak gol di final Liga Konferensi Eropa. Namun, bagi Abraham, gelar juara jauh lebih penting untuk menutup musim ini dengan sempurna. ”Ini mimpi yang menjadi kenyataan untuk penggemar Roma. Kini, kami harus beristirahat dan memulihkan diri dengan baik agar semoga kami bisa merayakan (juara Liga Konferensi),” pungkas Abraham dikutip Football-Italia.